Selasa, 31 Agustus 2010

Keajaiban di Mesir

Keajaiban di Mesir
baru2 ini> Disiarkan di
CBS>> Seorang muslim
di Mesir membunuh
istrinya karena ketahuan
membaca Alkitab
kemudian menguburnya
bersama bayi & anak
perempuannya yg
berusia 8 thn. Anak2 ini
dikubur hidup2!
Kemudian si pria
melaporkan bahwa
seorang paman telah
membunuh anak2
tersebut.
15 hari kemudian, seorang
anggota keluarga
meninggal. Dan ketika
mereka hendak
menguburnya, mereka
menemukan kedua anak
perempuan itu
masih hidup! Negara
sangat kaget mendengar
tentang insiden tersebut,
dan pria
tersebut akan dihukum
mati pada akhir Juli. Anak
perempuan yang lebih
besar ditanyai bagaimana
dia
dapat bertahan hidup dan
dia menjawab: "Seorang
pria menggunakan
baju putih bersinar,
dengan luka menganga di
tanganNYA, datang setiap
hari untuk memberi
makan kami. DIA juga
membangunkan ibu
supaya DIA dapat
menyusui adikku,"
katanya. Anak perempuan
ini diinterview di salah satu
TV Nasional di Mesir, oleh
seorang
reporter wanita
muslim. Dia berkata di TV,
"Ini tidak lain adalah
YESUS, karena tidak ada
lagi yang dapat melakukan
hal seperti ini!">> Muslim
percaya bahwa Nabi
Isa (YESUS)
melakukan ini, tapi
luka2 itu membuktikan
bahwa DIA sungguh2
disalibkan, dan sgt
jelas bahwa DIA
hidup! Tapi, sangat jelas
pula bahwa anak kecil itu
tidak mungkin mengarang
cerita seperti ini, dan tidak
mungkin
anak2 ini hidup tanpa
keajaiban yang nyata.
Para pemuka muslim akan
mengalami waktu sulit
untuk menyadari apa
yang sebenarnya terjadi di
sini, dan kepopuleran film
"the Passion" tidak
membantu! Dengan Mesir
menjadi pusat
media dan pengajaran di
Timur Tengah,
kamu dapat
memastikan bahwa cerita
ini akan menyebar. Tolong
sebarkan cerita ini..>>
The LORD says, 'I will
bless the person who puts
his trust in ME.
(Jeremiah 17) TUHAN
berkata, "AKU akan
memberkati setiap orang
yang percaya kepada-
KU." (Yer 17>>
YESUS berkata,
"Barang siapa malu
mengakui AKU, AKU pun
akan malu mengakui dia di
hadapan BAPA."
God bless :)

Bangkrut Membuatku Rumah Tanggaku Bagai Neraka

Hidup Yesaya Setiawan,
atau Wawan, sudah
terbiasa dengan
bergelimang harta.
Namun kebahagiaannya
mulai terusik di saat
bisnis ekspedisi dan
usaha lainnya mulai
terpuruk.
Sewaktu bisnisnya
sedang jatuh, ia pulang
hanya membawa uang
dua puluh lima ribu
rupiah. "Anak kamu
mau dikasih makan
apa?" ujar istrinya.
Mereka bertengkar
mengenai uang, hingga
akhirnya Yesaya
menampar istrinya
karena terbawa emosi.
Demi menyelesaikan
masalah mereka,
mereka memutuskan
untuk pergi ke 'orang
pintar.' Mereka nekad
mengambil jalan pintas,
datang ke beberapa
orang pintar. Mereka
ingin agar usaha
mereka kembali lancar,
mereka dapat kembali
lagi kaya. Itulah
keinginan mereka.
"Ada uang 50ribu
direndam di air, lalu
mereka disuruh
minum," cerita Wawan
mengenai solusi yang
ditawarkan oleh orang
pintar yang mereka
datangi. Dan mereka
pun meminumnya.
Mereka menganggap
dengan meminum air
tersebut mereka akan
memiliki keberuntungan.
Tetapi untung tak
dapat diraih, justru
kegagalan yang
didapatkan. Hal itu
mempengaruhi emosi
Wawan. "Saya jadi
sensitif, panasan,
sentimental. Hingga di
jalanan saja, jika ada
kendaraan melewati
bisa saya kejar lagi.
Saya buka kaca, saya
kata-katai kasar," kisah
Wawan.
Bukan itu saja,
kejadian-kejadian yang
menyeramkan pun
sering terjadi di
rumahnya. Seperti
melihat makhluk halus.
Istrinya pun
mengungkit masalah ini,
"Datang ke dukun
bukannya duit yang
datang, malah setan
yang datang!" Istrinya
marah-marah tak
berhenti dan berbicara
yang menyakitkan. Lagi-
lagi Wawan pun marah,
ia menampar istrinya.
Di rumah pun
bertengkar dengan
istrinya, Wawan pun
mencari kesenangan di
luar. Mencari orang lain
yang mau menanggapi
dirinya. "Pada saat
ekonomi hancur, justru
ada yang memfasilitasi
saya untuk bersenang-
senang. Semuanya saya
bisa dapatkan dengan
gratis," kisah Wawan.
Ia pun merasakan
kesenangan dan
ketenangan yang semu
di luar rumahnya.
Hubungan suami-
istrinya pun
bermasalah, istrinya
selalu menolak
ajakannya untuk
melakukan hubungan
intim. Ditolak, Wawan
pun menyalurkan
keinginannya itu sendiri
di kamar mandi. Istrinya
sengaja menolak dirinya
dan tahu apa yang
dilakukan Wawan. Jika
Wawan sudah
melampiaskan
nafsunya, Wawan
tetap merasakan
kegelisahan, susah
untuk merasakan
ketenangan.
Ketika berada di luar
rumah, Wawan justru
mendapatkan saran
sesat yang dapat
menghancurkan rumah-
tangganya. Temannya
menyarankan jika istri
tidak bisa diatur, ya,
dipukul. "Jika sudah
tidak bisa pake mulut,
pake tangan saja," ujar
temannya. "Jika bini gak
mau berubah, ya sudah,
cari yang lain saja,"
tambah temannya.
Pemahaman itu justru
diamini oleh Wawan, ia
malah memukul istri
lebih dahsyat lagi. Ia
bisa memukul istri di
depan anak mereka.
"Pada waktu itu saat
anak nangis, rasa kasih
itu sudah tidak ada,"
kisah Wawan. Ia
menggampar istrinya
bahkan hingga keluar
darah.
"Tak ada penyesalan.
Dahulu dalam hati kalau
bisa justru ingin ganti
istri," kisah Wawan.
Keluarga Wawan berada
di ambang kehancuran,
perceraian pun seakan
menjadi pilihan terakhir
bagi mereka.
"Saya sudah tidak
tahan dengan perlakuan
suami yang kasar, suka
memukul, saya pulang
ke rumah orang-tua
saya," kisah istri
Wawan.
Istri pulang ke rumah
orang-tuanya, Wawan
justru merasa senang.
"Kenapa tidak dari
kemarin?" ujar Wawan
ketika istrinya
berangkat pergi.
Di tengah waktu
senggang, Wawan
justru menghabiskan
waktu dengan
menonton film-film BF.
Bahkan bisa hingga
pukul 4 pagi. "Waktu itu
rasanya senang sekali.
Pada istri pun sudah
tidak memiliki nafsu.
Tak terpikir untuk
memiliki hubungan lebih
dekat, yang ada hanya
ingin ganti istri saja,"
ujar Wawan.
Istrinya berkata, "Yang
saya hanya inginkan
hanya bercerai saja.
Sampai saya telpon dia,
saya tanya apakah
surat cerainya sudah
jadi atau belum."
Demi mewujudkan
kebebasannya, Wawan
mengurus ke catatan
sipil. Perceraiannya
tinggal selangkah lagi.
Selagi mengurus surat
perceraian, ternyata
bayarannya masih
kurang setengah lagi. Ia
pun menelepon teman-
temannya untuk
meminjam uang. Tetapi
ternyata semua yang ia
telepon sedang tidak
bisa untuk
membantunya. Karena
kurang uang bayaran, ia
pun menunda
pengurusan surat
cerainya.
Satu minggu sudah
Wawan menunggu
namun tak seorang pun
yang memberikan
pinjaman kepadanya.
Di rumah mertuanya,
anaknya merasakan
kangen kepada Wawan.
Ternyata istrinya pun
merasakan kangen juga
kepadanya. "Lama tidak
bertemu suami,
ternyata saya
merasakan kangen juga
kepadanya. Mungkin
karena saya masih
merasakan cinta
kepadanya. Saya bawa
anak saya, alasan saya
untuk menelepon,"
ungkap istri Wawan.
Dari perbincangan
Wawan dengan anak
dan istrinya, Wawan
mendengarkan
kerinduan anaknya
padanya.
Selang beberapa hari
kemudian, istrinya
membawa anaknya ke
rumah mereka. Wawan
pun kangen-kangenan
dengan anaknya. "Di
hati saya, saya kok
kangen sekali padanya.
Walaupun saya sering
disiksa, sering dipukul,
tidak dikasih uang...
Tetapi mungkin itu
karena saya cinta,"
kisah istrinya.
Kembalinya Henny ke
pangkuan suaminya
justru menjadi
malapetaka bagi dirinya.
Wawan tidak pernah
berubah. Malah semakin
kasar. Pernah suatu
ketika istrinya ingin
pergi untuk
pemahaman Alkitab, ia
malah dilarang oleh
Wawan. Mereka
bertengkar sampai-
sampai Wawan
merobek semua buku
pelajaran PA istrinya.
Hati istrinya hancur. Ia
berangkat sekolah
sambil menangis karena
sedih.
Wawan tak sedikit pun
mempedulikan
perasaan istrinya. Ia
tetap memilih
memuaskan nafsunya.
Saat Wawan siap
mengumbar nafsu
liarnya, tiba-tiba sebuah
peristiwa aneh terjadi.
"Anehnya setiap saya
mau berhubungan ke
arah situ selalu teringat
akan istri. Terbayang
wajah istri sambil
mendengar, 'Istri kamu
saja belum bisa kamu
senengin.' Setiap begitu
membuat saya
mengurungkan niat
saya," kisah Wawan.
Tanpa Wawan sadari,
setiap doa-doa yang
selama ini istri Wawan
panjatkan, mulai
mengusik batinnya.
Sebuah kejadian
pertanda buruk pun
terjadi saat Wawan
tiba di rumah.
"Begitu buka sepatu...
begitu kaos kaki
ditarik... Kuku kaki saya
ikut terlepas. Berdarah.
Mungkin Tuhan tidak
suka dengan apa yang
saya lakukan," kisah
Wawan.
Wawan merasa dirinya
sangat berdosa. Ia pun
berdoa. Tiba-tiba ada
peristiwa gaib terjadi
padanya. "Tiba-tiba di
depan saya itu ada
wajah. Saya
terperangah, kaget.
Bersinar... terang... Tidak
mengucapkan sepatah
kata pun. Hanya
tersenyum. Saya
sukacita sekali
melihatnya. Saya
bahagia sekali. Saya
merasa hidup di dunia ini
mulai dihargai."
Tak hanya sampai
disitu, Wawan bermimpi
mengenai kenyataan
yang mengerikan akan
hari kiamat. "Matahari
dan bulan menjadi
merah. Dimana benda-
benda langit itu
berjatuhan. Jika jatuh
membikin lubang dan
langsung menjadi debu.
Saya mendengar
teriakan-teriakan
menyayat. Orang-orang
menjerit-jerit. Saya
melihat satu malaikat
mencabut pedang.
Pedangnya itu bersinar.
Pedang itu diletakkan di
ubun-ubun saya,
dimasukkan ke dalam
kepala saya. Ditekan
terus... Apa yang sudah
terjadi saat itu, ya itu
yang harus saya
pertanggung-jawabkan.
Saya ingat saya hidup
tidak takut akan
Tuhan, tidak takut
pada dosa. Dan
ternyata... hari
penghakiman itu ada."
Wawan pun
melanjutkan, "Setelah
mimpi itu, rasa dalam
hidup ini hanya mau
untuk menguduskan
diri. Terus mencari
Tuhan..."
Mimpi itu meninggalkan
kesan yang mendalam
dalam benaknya.
Wawan pun mulai
membaca sebuah Buku.
Buku yang dahulu ia
robek-robek itulah yang
Wawan baca. Ternyata
sampulnya sudah di-
lem, sudah dibenarkan
oleh istrinya.
"Karena saya malu
sama istri, saya
bacanya ngumpet-
ngumpet. Disitu saya
temukan, 'Kuduslah
kamu, karena Aku
kudus.' Disitu saya mau
mengenal Tuhan lebih
jauh lagi. Saya mau
hidup di dalam Tuhan.
Karena saya punya
prinsip, ketika saya
dekat sama Tuhan,
pasti otomatis segala
sesuatunya menjadi
baik."
Wawan merasakan
seperti ada yang
menuntun dirinya. Ia
mulai merasa jijik. Jijik
melihat hal-hal
pornografi. Dan segala
sesuatu yang berbau
mistik, seperti jimat-
jimat pun ia bakar
semua. Wawan
memutuskan untuk
meninggalkan semua
dosa yang pernah
dilakukan selama
hidupnya. Dan saat ini ia
melakukan segala
tanggung-jawabnya
secara utuh sebagai
seorang suami dalam
kehidupan rumah
tangganya.
"Iya, saya merasakan
sukacita. Itu
merupakan surprise dari
suami. Di hati ini saya
merasakan benar-benar
ada yang plong sekali.
Tidak terbatas rasanya.
Saya merasakan
seperti pengantin yang
baru menikah.
Perhatiannya besar,"
ungkap istri Wawan
melihat perubahan
karakter suaminya.
Wawan pun berujar,
"Rumah-tangga kami
mulai harmonis. Dunia
hanya menjanjikan,
tetapi dunia tidak
menyelamatkan. Faktor
ekonomi sudah tidak
lagi menjadi hambatan.
Jika dahulu istilahnya
hanya ada lima pulih ribu
aja bisa teriak, jika
sekarang meski ada
lima ribu tetap bisa
mengucap syukur.
Narkoba atau
perempuan membuat
kita terpuruk,
menderita, dan hina.
Hanya di dalam
Yesuslah, itu yang
menjadikan kita
mulia." (Kisah ini
ditayangkan 31
Agustus 2010 dalam
acara Solusi Life di
O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Yesaya Setiawan

Bangkrut Membuatku Rumah Tanggaku Bagai Neraka

Hidup Yesaya Setiawan,
atau Wawan, sudah
terbiasa dengan
bergelimang harta.
Namun kebahagiaannya
mulai terusik di saat
bisnis ekspedisi dan
usaha lainnya mulai
terpuruk.
Sewaktu bisnisnya
sedang jatuh, ia pulang
hanya membawa uang
dua puluh lima ribu
rupiah. "Anak kamu
mau dikasih makan
apa?" ujar istrinya.
Mereka bertengkar
mengenai uang, hingga
akhirnya Yesaya
menampar istrinya
karena terbawa emosi.
Demi menyelesaikan
masalah mereka,
mereka memutuskan
untuk pergi ke 'orang
pintar.' Mereka nekad
mengambil jalan pintas,
datang ke beberapa
orang pintar. Mereka
ingin agar usaha
mereka kembali lancar,
mereka dapat kembali
lagi kaya. Itulah
keinginan mereka.
"Ada uang 50ribu
direndam di air, lalu
mereka disuruh
minum," cerita Wawan
mengenai solusi yang
ditawarkan oleh orang
pintar yang mereka
datangi. Dan mereka
pun meminumnya.
Mereka menganggap
dengan meminum air
tersebut mereka akan
memiliki keberuntungan.
Tetapi untung tak
dapat diraih, justru
kegagalan yang
didapatkan. Hal itu
mempengaruhi emosi
Wawan. "Saya jadi
sensitif, panasan,
sentimental. Hingga di
jalanan saja, jika ada
kendaraan melewati
bisa saya kejar lagi.
Saya buka kaca, saya
kata-katai kasar," kisah
Wawan.
Bukan itu saja,
kejadian-kejadian yang
menyeramkan pun
sering terjadi di
rumahnya. Seperti
melihat makhluk halus.
Istrinya pun
mengungkit masalah ini,
"Datang ke dukun
bukannya duit yang
datang, malah setan
yang datang!" Istrinya
marah-marah tak
berhenti dan berbicara
yang menyakitkan. Lagi-
lagi Wawan pun marah,
ia menampar istrinya.
Di rumah pun
bertengkar dengan
istrinya, Wawan pun
mencari kesenangan di
luar. Mencari orang lain
yang mau menanggapi
dirinya. "Pada saat
ekonomi hancur, justru
ada yang memfasilitasi
saya untuk bersenang-
senang. Semuanya saya
bisa dapatkan dengan
gratis," kisah Wawan.
Ia pun merasakan
kesenangan dan
ketenangan yang semu
di luar rumahnya.
Hubungan suami-
istrinya pun
bermasalah, istrinya
selalu menolak
ajakannya untuk
melakukan hubungan
intim. Ditolak, Wawan
pun menyalurkan
keinginannya itu sendiri
di kamar mandi. Istrinya
sengaja menolak dirinya
dan tahu apa yang
dilakukan Wawan. Jika
Wawan sudah
melampiaskan
nafsunya, Wawan
tetap merasakan
kegelisahan, susah
untuk merasakan
ketenangan.
Ketika berada di luar
rumah, Wawan justru
mendapatkan saran
sesat yang dapat
menghancurkan rumah-
tangganya. Temannya
menyarankan jika istri
tidak bisa diatur, ya,
dipukul. "Jika sudah
tidak bisa pake mulut,
pake tangan saja," ujar
temannya. "Jika bini gak
mau berubah, ya sudah,
cari yang lain saja,"
tambah temannya.
Pemahaman itu justru
diamini oleh Wawan, ia
malah memukul istri
lebih dahsyat lagi. Ia
bisa memukul istri di
depan anak mereka.
"Pada waktu itu saat
anak nangis, rasa kasih
itu sudah tidak ada,"
kisah Wawan. Ia
menggampar istrinya
bahkan hingga keluar
darah.
"Tak ada penyesalan.
Dahulu dalam hati kalau
bisa justru ingin ganti
istri," kisah Wawan.
Keluarga Wawan berada
di ambang kehancuran,
perceraian pun seakan
menjadi pilihan terakhir
bagi mereka.
"Saya sudah tidak
tahan dengan perlakuan
suami yang kasar, suka
memukul, saya pulang
ke rumah orang-tua
saya," kisah istri
Wawan.
Istri pulang ke rumah
orang-tuanya, Wawan
justru merasa senang.
"Kenapa tidak dari
kemarin?" ujar Wawan
ketika istrinya
berangkat pergi.
Di tengah waktu
senggang, Wawan
justru menghabiskan
waktu dengan
menonton film-film BF.
Bahkan bisa hingga
pukul 4 pagi. "Waktu itu
rasanya senang sekali.
Pada istri pun sudah
tidak memiliki nafsu.
Tak terpikir untuk
memiliki hubungan lebih
dekat, yang ada hanya
ingin ganti istri saja,"
ujar Wawan.
Istrinya berkata, "Yang
saya hanya inginkan
hanya bercerai saja.
Sampai saya telpon dia,
saya tanya apakah
surat cerainya sudah
jadi atau belum."
Demi mewujudkan
kebebasannya, Wawan
mengurus ke catatan
sipil. Perceraiannya
tinggal selangkah lagi.
Selagi mengurus surat
perceraian, ternyata
bayarannya masih
kurang setengah lagi. Ia
pun menelepon teman-
temannya untuk
meminjam uang. Tetapi
ternyata semua yang ia
telepon sedang tidak
bisa untuk
membantunya. Karena
kurang uang bayaran, ia
pun menunda
pengurusan surat
cerainya.
Satu minggu sudah
Wawan menunggu
namun tak seorang pun
yang memberikan
pinjaman kepadanya.
Di rumah mertuanya,
anaknya merasakan
kangen kepada Wawan.
Ternyata istrinya pun
merasakan kangen juga
kepadanya. "Lama tidak
bertemu suami,
ternyata saya
merasakan kangen juga
kepadanya. Mungkin
karena saya masih
merasakan cinta
kepadanya. Saya bawa
anak saya, alasan saya
untuk menelepon,"
ungkap istri Wawan.
Dari perbincangan
Wawan dengan anak
dan istrinya, Wawan
mendengarkan
kerinduan anaknya
padanya.
Selang beberapa hari
kemudian, istrinya
membawa anaknya ke
rumah mereka. Wawan
pun kangen-kangenan
dengan anaknya. "Di
hati saya, saya kok
kangen sekali padanya.
Walaupun saya sering
disiksa, sering dipukul,
tidak dikasih uang...
Tetapi mungkin itu
karena saya cinta,"
kisah istrinya.
Kembalinya Henny ke
pangkuan suaminya
justru menjadi
malapetaka bagi dirinya.
Wawan tidak pernah
berubah. Malah semakin
kasar. Pernah suatu
ketika istrinya ingin
pergi untuk
pemahaman Alkitab, ia
malah dilarang oleh
Wawan. Mereka
bertengkar sampai-
sampai Wawan
merobek semua buku
pelajaran PA istrinya.
Hati istrinya hancur. Ia
berangkat sekolah
sambil menangis karena
sedih.
Wawan tak sedikit pun
mempedulikan
perasaan istrinya. Ia
tetap memilih
memuaskan nafsunya.
Saat Wawan siap
mengumbar nafsu
liarnya, tiba-tiba sebuah
peristiwa aneh terjadi.
"Anehnya setiap saya
mau berhubungan ke
arah situ selalu teringat
akan istri. Terbayang
wajah istri sambil
mendengar, 'Istri kamu
saja belum bisa kamu
senengin.' Setiap begitu
membuat saya
mengurungkan niat
saya," kisah Wawan.
Tanpa Wawan sadari,
setiap doa-doa yang
selama ini istri Wawan
panjatkan, mulai
mengusik batinnya.
Sebuah kejadian
pertanda buruk pun
terjadi saat Wawan
tiba di rumah.
"Begitu buka sepatu...
begitu kaos kaki
ditarik... Kuku kaki saya
ikut terlepas. Berdarah.
Mungkin Tuhan tidak
suka dengan apa yang
saya lakukan," kisah
Wawan.
Wawan merasa dirinya
sangat berdosa. Ia pun
berdoa. Tiba-tiba ada
peristiwa gaib terjadi
padanya. "Tiba-tiba di
depan saya itu ada
wajah. Saya
terperangah, kaget.
Bersinar... terang... Tidak
mengucapkan sepatah
kata pun. Hanya
tersenyum. Saya
sukacita sekali
melihatnya. Saya
bahagia sekali. Saya
merasa hidup di dunia ini
mulai dihargai."
Tak hanya sampai
disitu, Wawan bermimpi
mengenai kenyataan
yang mengerikan akan
hari kiamat. "Matahari
dan bulan menjadi
merah. Dimana benda-
benda langit itu
berjatuhan. Jika jatuh
membikin lubang dan
langsung menjadi debu.
Saya mendengar
teriakan-teriakan
menyayat. Orang-orang
menjerit-jerit. Saya
melihat satu malaikat
mencabut pedang.
Pedangnya itu bersinar.
Pedang itu diletakkan di
ubun-ubun saya,
dimasukkan ke dalam
kepala saya. Ditekan
terus... Apa yang sudah
terjadi saat itu, ya itu
yang harus saya
pertanggung-jawabkan.
Saya ingat saya hidup
tidak takut akan
Tuhan, tidak takut
pada dosa. Dan
ternyata... hari
penghakiman itu ada."
Wawan pun
melanjutkan, "Setelah
mimpi itu, rasa dalam
hidup ini hanya mau
untuk menguduskan
diri. Terus mencari
Tuhan..."
Mimpi itu meninggalkan
kesan yang mendalam
dalam benaknya.
Wawan pun mulai
membaca sebuah Buku.
Buku yang dahulu ia
robek-robek itulah yang
Wawan baca. Ternyata
sampulnya sudah di-
lem, sudah dibenarkan
oleh istrinya.
"Karena saya malu
sama istri, saya
bacanya ngumpet-
ngumpet. Disitu saya
temukan, 'Kuduslah
kamu, karena Aku
kudus.' Disitu saya mau
mengenal Tuhan lebih
jauh lagi. Saya mau
hidup di dalam Tuhan.
Karena saya punya
prinsip, ketika saya
dekat sama Tuhan,
pasti otomatis segala
sesuatunya menjadi
baik."
Wawan merasakan
seperti ada yang
menuntun dirinya. Ia
mulai merasa jijik. Jijik
melihat hal-hal
pornografi. Dan segala
sesuatu yang berbau
mistik, seperti jimat-
jimat pun ia bakar
semua. Wawan
memutuskan untuk
meninggalkan semua
dosa yang pernah
dilakukan selama
hidupnya. Dan saat ini ia
melakukan segala
tanggung-jawabnya
secara utuh sebagai
seorang suami dalam
kehidupan rumah
tangganya.
"Iya, saya merasakan
sukacita. Itu
merupakan surprise dari
suami. Di hati ini saya
merasakan benar-benar
ada yang plong sekali.
Tidak terbatas rasanya.
Saya merasakan
seperti pengantin yang
baru menikah.
Perhatiannya besar,"
ungkap istri Wawan
melihat perubahan
karakter suaminya.
Wawan pun berujar,
"Rumah-tangga kami
mulai harmonis. Dunia
hanya menjanjikan,
tetapi dunia tidak
menyelamatkan. Faktor
ekonomi sudah tidak
lagi menjadi hambatan.
Jika dahulu istilahnya
hanya ada lima pulih ribu
aja bisa teriak, jika
sekarang meski ada
lima ribu tetap bisa
mengucap syukur.
Narkoba atau
perempuan membuat
kita terpuruk,
menderita, dan hina.
Hanya di dalam
Yesuslah, itu yang
menjadikan kita
mulia." (Kisah ini
ditayangkan 31
Agustus 2010 dalam
acara Solusi Life di
O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Yesaya Setiawan

Tuhan Mampu Ubahkan Hal Buruk Menjadi Kebaikan

Syanni adalah seorang
wanita berusia 23
tahun yang bekerja
sebagai operator
telepon di sebuah
perusahaan. Sore itu
tanggal 25 Juni 1987,
Syanni pulang bersama
teman-teman
kantornya dengan
menggunakan
kendaraan karyawan.
Namun, di dalam
perjalanan tiba-tiba
mobil yang
ditumpanginya dan
teman-temannya
menabrak sebuah truk.
Sejak itu, kehidupan
Syanni berubah.
"Pada kecelakaan itu,
empat orang meninggal
dunia, tiga orang geger
otak, dua orang patah
tulang, dan saya
mengalami benturan
yang hebat di bagian
wajah."
"Semua itu terjadi
begitu cepat, tiba-tiba
mobil berguling-guling
beberapa kali. Tiba-tiba
saya merasakan
benturan yang teramat
hebat menghantam
bagian wajah saya.
Saya berteriak.
Benturan itu membuat
bagian wajah saya
teramat sangat sakit.
Saat itu juga saya tidak
bisa melihat apa-apa,"
Syanni lalu dibawa ke
rumah sakit dan
langsung mendapat
penanganan dari dokter.
Setelah sembilan hari
dirawat, Syanni
mendapat tindakan
operasi selama 7 jam.
"Pada saat saya sadar,
saya mau berbicara,
tetapi tidak keluar
suara dan suster
mengatakan kepada
saya, 'saya tidak bisa
bicara karena leher saya
dipasang alat untuk
bernafas. Saya mulai
memegang wajah saya.
Saya kaget karena
sampai di pipi, mengapa
bisa sebesar ini? Saya
rasa muka saya seperti
monster gitu. Saya
terus coba pegang lagi
ke hidung, ternyata
hidung saya rata. Terus
saya pegang lagi ke
mulut saya, bibir saya
terbuka karena kawat-
kawat di dalamnya.
Sampai tiga bagian itu
saja, saya menangis
dalam hati. Pedih
rasanya mengetahui
kecelakaan itu telah
membuat keadaan
wajah saya cacat. Saya
pun berdoa kepada
Tuhan, 'Tuhan, berikan
saya kekuatan'"
Kurang lebih satu bulan
lamanya, Syanni
dirawat di rumah sakit.
Lalu Syanni diizinkan
pulang oleh dokter.
"Saat ibu saya membeli
obat, saya tinggal
sendiri, adik-adik
sekolah, pembantu di
belakang, saya kepingin
ke toilet. Lalu karena
saya merasa tahu letak
toilet di rumah saya itu
dimana, saya pun
memberanikan diri
berjalan ke luar kamar
seorang diri. Saat saya
berjalan ternyata badan
saya terbentur dinding.
Di saat itulah saya
sadar bahwa saya buta.
Terus saya menangis,
'Tuhan, ternyata saya
buta, saya buta' Lalu
saya pun
membenturkan kepala
saya ke dinding. Setelah
puas membenturkan
kepala saya ke dinding,
saya pun berjalan
berbalik ke kamar saya.
Baru beberapa langkah
berjalan, badan saya
lemas dan akhirnya
saya pun terjatuh.
Sambil meratapi
kesedihan, saya
berkata kepada Tuhan,
'Tuhan, jika Engkau
mengasihi saya maka
segera ambillah nyawa
saya sekarang juga.
Saya kepingin mati
Tuhan'
"Sebelum kecelakaan
itu saya sangat mandiri.
Semuanya, saya pergi
kemana saya selalu
kerjakan seorang diri.
Saya senang melakukan
sendiri dan tidak pernah
mau bergantung
kepada orang lain.
Penuh dengan cita-cita,
dengan harapan,
dengan semangat,
dengan segala macam
rencana. Karir yang saya
sedang saya rintis.
Semua tantangan buat
saya. Umur 23 tahun
adalah semangat untuk
saya. Tetapi, tiba-tiba
semuanya hilang, gelap
segelap yang saya
pandang"
Syanni sudah
melakukan beberapa
operasi, namun
matanya tetap tidak
bisa melihat. Syanni
memutuskan untuk
tidak ke dokter lagi
karena dokter sudah
angkat tangan. "Tiap
malam saya tidur, saya
sudah melipat tangan
saya. Saya sudah
membayangkan orang
yang mati di dalam peti.
kematian itu sesuatu
yang indah sekali buat
saya. Saya bisa terlepas
dari semua siksaan ini.
Satu malam, dua
malam, hampir satu
minggu saya seperti itu,
tidak ada perubahan.
Saya tidak mati-mati"
Di dalam kelelahannya,
tiba-tiba Syanni teringat
akan perkataan yang
pernah diucapkannya.
"Saya teringat sama
janji pertama kali sama
Tuhan Yesus, saya
terima semuanya ini.
Saya tahu Tuhan punya
rencana, Tuhan mau
pakai apa saja di dalam
rencana Tuhan.
Walaupun keadaan
seperti ini, saya terima.
Jadi saya sudah tidak
mau mendikte Tuhan
lagi"
Beberapa bulan
kemudian, atasan dari
tempat kerjanya dulu
memanggil Syanni
datang ke kantornya.
"Ia mengajak saya
untuk bekerja kembali.
Apakah saya bersedia?'
Saya tanya, 'pekerjaan
apa yang bisa dilakukan
oleh seorang buta
seperti saya?' Lalu Ia
pun bercerita, 'operator
kami di Basel, Swiss, dia
adalah orang buta dan
dia bisa menjadi
operator telepon yang
baik. Jadi, kamu bisa
juga seperti dia. Lalu
saya pikir lagi, 'Kalau
boss saya yang orang
lain aja begitu yakin
dengan saya, kenapa
saya yang punya badan
tidak yakin.' Akhirnya
tawaran itu pun saya
terima. Ia pun
melanjutkan
perkatannya, 'Saya
tidak minta kamu full
time disini. Kalau badan
kamu capek, kamu bisa
pulang'. Kalau bukan
Tuhan yang melakukan
ini, lalu siapa? Saya ini
siapa, hanya seorang
karyawan kecil di
perusahaannya"
Akhirnya Syanni bekerja
sebagai operator
telepon. Syanni bekerja
melayani 15 line telepon
dan 250 ekstension
untuk sambungan lokal
dan internasional. Pada
tahun 1992, Syanni
mendapat juara III
karena bekerja sebagai
operator telepon yang
bisa berbahasa Inggris
dalam sebuah
pertandingan
ketrampilan
penyandangcacat Asia
Pasifik di Hongkong.
Bahkan ia memberikan
seminar 'How to be
good operator' di
berbagai perusahaan.
"Dulu saya berpikir
kebutaan itu adalah
akhir segalanya. Tuhan
mengubah kebutaan itu
mengubahnya dari yang
tidak berarti menjadi
malah mempunyai arti
di dalam kehidupan ini"
Pada tahun 1999,
Syanni menikah dengan
seorang pria bernama
Deddy Utomo dan
memiliki seorang anak
laki-laki. Dan pada tahun
2005, Syanni
mengundurkan diri dari
tempat pekerjaannya
dan membuka bisnis
sendiri dalam bidang
suplai barang-barang
kebutuhan perusahaan.
"Jadi campur tangan
Tuhan membuat yang
tadinya itu pahit
menjadi indah dan indah
pada waktunya," ujar
Syanni menutup
kesaksiannya kali ini.
(Kisah ini ditayangkan
30 Agustus 2010 dalam
acara Solusi life di
O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Syanni

Tuhan Yesus Telah Bangkitkan Saya dari Kematian, Dikisahkan kembali oleh : Dominggus K.

"Sebab sama seperti Bapa
membangkitkan orang-orang
mati dan menghidupkannya,
demikian juga Anak
menghidupkan barangsiapa
yang dikehendaki-Nya. "
Yohanes 5:21.
Saudara-saudara yang
dikasihi oleh Tuhan, dalam
kesempatan ini saya akan
bersaksi tentang peristiwa
kematian dan kehidupan
yang saya alami pada
tanggal 15 Desember 1999.
Peristiwa ini juga merupakan
suatu tragedi bagi yayasan
Doulos, Jakarta dimana STT
Doulos ada di dalamnya dan
saya adalah mahasiswa yang
tinggal di asrama. Sebelum
penyerangan dan
pembakaran Yayasan Doulos
tanggal 15 Desember itu,
beberapa kali saya mendapat
mimpi-mimpi sebagai berikut:
1. Minggu, 12 Desember
1999, saya bertemu dengan
Tuhan Yesus dan malaikat,
saya terkejut dan bangun
lalu berdoa selesai saya
tidur kembali.
2. Senin, 13 Desember 1999,
saya bermimpi lagi, dengan
mimpi yang sama.
3. Selasa, 14 Desember
1999, dalam mimpi saya
bertemu dengan seorang
pendeta pada suatu ibadah
KKR, isi khotbah yang
disampaikan mengenai akhir
zaman, adanya
penganiayaan dan
pembantaian.
4. Rabu, 15 Desember 1999,
kurang lebih pukul 08.00
pagi, saya mendapatkan
huruf "M" dengan darah di
bawah kulit pada telapak
tangan kanan saya. Dalam
kebingungan dan sambil
bertanya-tanya dalam hati,
apakah saya akan mati?
Saya bertanya kepada
teman-teman dan pendapat
mereka adalah bahwa kita
akan memasuki millennium
yang baru. Walaupun
pendapat mereka demikian
saya tetap merasa tidak
tenang serta gelisah karena
dalam pikiran saya huruf "M"
adalah mati, bahwa saya
akan mengalami kematian.
Saya hanya bisa berdoa dan
membuka Alkitab. Sekitar
pukul 15.00 saya mem-
baca firman Tuhan dari Kitab
Yeremia 33:3 "Berserulah
kepada-Ku, maka Aku akan
menjawab Engkau. " Dan pada
pukul 18.00, tanda huruf "M"
di telapak tangan saya
sudah hilang.
Kampus dan Asrama
Mahasiswa Doulos
Diserang
Pada malam hari tanggal 15
Desember 1999, kegiatan
berlangsung biasa di dalam
asrama kampus STT Doulos.
Sebagian mahasiswa ada
sedang belajar, yang lain
memasak di dapur dan ada
pula yang sedang berdoa.
Saya sendiri sedang
berbaring di kamar. Kurang
lebih jam 21.00 malam itu,
saya dibangunkan oleh
seorang teman sambil
berteriak: "Domi, bangun,
kita diserang…!" Saya
langsung bangun dalam
keadaan panik, saya
langsung berlari ke halaman
kampus dan melihat sebagian
kampus kami yang telah
terbakar. Saat itu saya
berkata kepada Tuhan:
" Tuhan, saya mau lari
kemana? Tuhan, kalau saya
lari lewat pintu gerbang
depan pasti saya dibacok. "
Sementara pikiran saya
bertambah kalut ketika
teringat akan tanda huruf
" M" yang diberikan pada
tangan saya. "Tuhan,
apakah saya akan mati?"
Saya menoleh ke belakang,
ada beberapa teman
sekamar yang lari
menyelamatkan diri masing-
masing. Di belakang kampus
kami dikelilingi pagar kawat
duri setinggi 2 meter, saya
tidak bisa melompat keluar
dengan cara mengangkat
kawat itu. Dengan tangan
sedikit terluka akhirnya saya
pun dapat keluar.
Kami sudah berada di luar
pagar dengan keadaan takut
dan gemetar karena di sana
terdapat massa atau orang
banyak yang tidak dikenal,
mereka membawa golok,
pentungan, batu dan botol
berisi bensin atau Molotov.
Kemudian kami berpisah
dengan teman-teman, saya
tidak tahu apa yang terjadi
dengan mereka.
Saya lari menuju kos kakak
tingkat semester 10, yang
letaknya tidak jauh dari
kampus. Sementara saya
berlari, saya tetap berdoa
kepada Tuhan: "Tuhan
berkati saya, ampuni dosa
dan kesalahan saya. " Setiba
di rumah kos itu, saya
mengetuk pintu sebanyak 2
kali tetapi tidak ada yang
membukakan pintu.
Ternyata di belakang saya
ada 4 teman mahasiswi yang
juga lari mengikuti dari
belakang. Mereka memanggil
saya: "Domi, ikut ke rumah
kami," tetapi saya berkata
kepada mereka, "biar saya
bersembunyi di sini." Masih
berada di depan rumah kos
tersebut, saya berdoa lagi
" Oh.. Tuhan, apakah malam
ini saya akan mati? Ampuni
dosa dan kesalahan saya. "
Ditangkap oleh Massa
Saya mengetuk pintu lagi,
tetapi tidak ada orang yang
menjawab, saya berdoa
kembali: "Tuhan.. ini hari
terakhir untuk saya hidup."
Terdengar suara massa
yang semakin mendekat
kepada saya. Mereka
berkata: "Itu mahasiswa
Doulos, tangkap dia!" Ada
juga yang berteriak: "Bantai
dia, tembak!" Seketika itu
saya ditangkap dan saya
hanya bisa berserah kepada
Tuhan sambil berkata:
" Tuhan saya sudah di
tangan mereka, saya tidak
bisa lari lagi. "
Kemudian tangan saya diikat
ke belakang dan mata saya
ditutup dengan kain putih.
Saya tetap berdoa dalam
keadaan takut dan gemetar:
" Tuhan ampuni dosa saya,
pada saat ini Engkau pasti di
samping saya. " Tiba-tiba
ada suara terdengar oleh
saya entah dari mana, yang
berkata: "Jangan takut, Aku
menyertai engkau, Akulah
Tuhan Allahmu. " Setelah
mendengar suara itu, rasa
ketakutan dan kegentaran
hilang, karena saya sudah
pasrahkan kepada Tuhan.
Penganiayaan dan
Kematian
Mereka membawa saya ke
tempat yang gelap, saya
dipukuli dan ditendang. Saya
dihadapkan dengan massa
yang jumlah orangnya lebih
banyak, saat itu mereka
ragu, apakah saya
mahasiswa Doulos atau
warga sekitarnya. Sebagian
massa ada yang terus
mendesak untuk memotong
dan membunuh saya.
Saya berdoa lagi: "Tuhan,
fisik saya kecil, kalau saya
mati, saya yakin masuk
sorga. Saat ini saya
serahkan nyawa saya ke
dalam tangan kasih-Mu,
ampunilah mereka. " Saat itu
kepala saya dipukul dari
belakang dan terjatuh di
atas batu, saya tidak sadar
akan apa yang terjadi lagi.
Leher Domi yang nyaris
putus karena bacokan.
Roh Saya Keluar Dari
Tubuh
Kemudian ... roh saya
terangkat keluar dari tubuh
saya, roh saya berbentuk
seperti orang yang sedang
start lari atau sedang
jongkok, lalu lurus seperti
orang yang berenang
kemudian berdiri. Roh saya
melihat badan saya dan
berkata: "Kok badan saya
tinggal" (sebanyak dua kali).
Roh saya berdiri tidak
menyentuh tanah dan tidak
tahu mau berjalan kemana,
karena di sekeliling saya
gelap gulita, kurang lebih
lima detik, roh saya berkata:
"Mau ke mana?"
Lima Malaikat Datang
Menjemput Saya
Saat itu ada lima malaikat
datang kepada saya, dua
berada di sebelah kiri, dua di
sebelah kanan dan satu
malaikat berada di depan
saya. Tempat yang tadinya
gelap gulita telah berubah
menjadi terang dan saya
sudah tidak dapat melihat
badan saya lagi. Roh saya
dibawa oleh malaikat-
malaikat tersebut menuju
jalan yang lurus, dan pada
ujung jalan itu sempit seperti
lubang jarum. Roh saya
berkata: "Badan saya tidak
dapat masuk." Tetapi
malaikat yang di depan saya
bisa masuk, lalu roh saya
berkata lagi: "Badan rohani
saya kecil pasti bia masuk."
Kemudian roh saya masuk
melalui lubang jarum
tersebut.
" Kemudian matilah orang
miskin itu, lalu dibawa oleh
malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham. " Lukas
16:22
Berada di Dalam
Firdaus
Saat itu saya sudah berada
di dalam sebuah halaman
yang luas. Halaman itu
sangat luas, indah dan tidak
ada apa-apa. Roh saya
berkata: "Kalau ada halaman
pasti ada rumahnya." Tiba-
tiba saat itu ada rumah, saya
dibawa masuk ke dalam
rumah tersebut dan bertemu
dengan banyak orang di
kamar pertama. Roh saya
berkata: "Ini orang-orang
yang percaya kepada Yesus
Kristus, mereka ditempatkan
di sini. " Mereka sedang
bernyanyi, bertepuk tangan,
ada yang berdiri, ada yang
duduk dan ada yang meniup
sangkakala.
"Di rumah Bapaku banyak
tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat
bagimu. " Yohanes 14:2
Dibawa ke Ruangan
Selanjutnya
Saya dibawa oleh malaikat-
malaikat ke kamar
selanjutnya atau kedua,
sama dengan kamar yang
pertama, hanya disini roh
saya melihat orang-orang
dengan wajah yang sama
dan postur tubuh yang sama.
Kemudian saya dibawa lagi
ke kamar yang ketiga, yang
sama dengan kamar yang
pertama. Dan roh saya
berkata: "Ini orang-orang
yang percaya kepada Yesus
Kristus, ditempatkan di sini. "
Lalu roh saya dibawa ke
kamar yang keempat yaitu
kamar yang terakhir, pada
saat ini saya hanya sendiri,
tidak disertai oleh malaikat-
malaikat tadi. Kamar itu
kosong, lalu roh saya
berkata: "Ini penghakiman
terakhir, saya masuk sorga
atau neraka. "
"Karena sekarang telah tiba
saatnya penghakiman
dimulai, dan pada rumah
Eloim sendiri yang harus
pertama-tama dihakimi. Dan
jika penghakiman itu dimulai
pada kita, bagaimanakah
kesudahannya dengan
mereka yang tidak percaya
pada Injil Eloim? Dan jika
orang benar hampir-hampir
tidak diselamatkan, apakah
yang akan terjadi dengan
orang fasik dan orang
berdosa ?" 1 Petrus 4:17-18
Bertemu Dengan Tuhan
Yesus
Kemudian roh saya berjalan
tiga sampai empat langkah, di
depan saya ada sinar atau
cahaya yang sangat terang
seperti matahari, maka roh
saya tidak dapat menatap.
Saya menutup mata dan
terdengar suara: "Berlutut!"
Seketika itu roh saya
berlutut, terlihat sebuah
kitab terbuka dan dari
dalamnya keluar tulisan yang
masuk ke mata saya yang
masih tertutup, tulisan timbul
dan hilang terus menerus,
roh saya berkata: "Tuhan...!
ini perbuatan saya minggu
lalu, bulan lalu, tahun lalu.
Saya melakukan yang jahat
dan saya tidak pernah
mengaku dosa pribadi,
sehingga Engkau
mencatatnya di sini."
"Tuhan...! Saya ingin seperti
saudara-saudara di kamar
pertama, yang selalu memuji
dan memuliakan Engkau.
Tuhan...! Saya tahu Engkau
mati di atas kayu salib untuk
menebus dosa saya, saya
rindu seperti saudara-
saudara yang berada di
kamar pertama, kedua dan
ketiga yang selalu memuji-
muji Engkau. "
Sesudah itu tulisan yang
keluar dari kitab itu hilang,
buku menjadi bersih tanpa
tulisan, kemudian buku itu
hilang dan sinar yang terang
itupun hilang dan ada suara
berkata: "Pulang! Belum
saatnya untuk melayani
Aku. "
Saya melihat-lihat dari mana
arah suara itu datang, saya
melihat ada seorang di
samping kanan. Orang
tersebut badan-Nya seperti
manusia, rambut hingga ke
lehernya bersinar terang.
Jubah-Nya putih hingga
menutupi kedua tangan-Nya
dan bawah jubah-Nya
menutupi kaki-Nya. Ia
menunggangi seekor kuda
putih dengan tali les yang
putih. Lalu roh saya berkata:
" Ini Tuhan Yesus, Dia
seperti saya, Dia Eloim yang
hidup. "
"Lalu aku melihat sorga
terbuka; sesungguhnya, ada
seekor kuda putih dan Ia
yang menungganginya
bernama: "Yang Setia dan
Yang Benar" Ia menghakimi
dan berperang dengan adil."
Wahyu 19:11
Kemudian Tuhan Yesus tidak
nampak lagi dan seketika itu
roh saya dibawa pulang ke
dalam tubuh saya. Saat itu
juga ada nafas, ada pikiran
dan saya berpikir, tadi saya
bersama dengan Tuhan
Yesus. Setelah itu saya
mencoba beberapa kali untuk
bangun dan mengangkat
kepala, tetapi tidak bisa,
terasa sakit sekali, saya
baru sadar bahwa leher
saya telah dipotong dan
hampir putus, kemudian saya
dibuang ke semak-semak
dengan ditutupi daun pisang.
Saya merasa haus, lalu
menggerakkan tangan
mengambil darah tiga tetes
dan menjilatnya, lalu badan
saya mulai bergerak.
Saya berdoa: "Tuhan, lewat
peristiwa ini saya telah
bertemu dengan Engkau, dan
Engkau memberikan nafas
dan kekuatan yang baru
sehingga aku hidup kembali,
tapi Tuhan, Engkau
gerakkan orang supaya ada
yang membawa saya ke
rumah sakit. "
Tuhan menjawab doa saya,
malam itu ada orang yang
mendekati saya dengan
memakai lampu senter, lalu
bertanya: "Kamu dari mana?"
Saya tidak bisa menjawab,
karena saya tidak dapat
berbicara lewat mulut, tidak
ada suara yang keluar,
hanya hembusan nafas yang
melalui luka-luka menganga
pada leher. Kemudian orang
tersebut memanggil polisi.
Puji Tuhan! Dikira sudah
meninggal tetapi masih hidup.
Mereka mengira saya sudah
meninggal, mereka
mengangkat dan membawa
saya ke jalan raya. Kemudian
polisi mencari identitas atau
KTP saya, ternyata tidak
ditemukan. Tanpa identitas,
mereka bermaksud membawa
saya ke sebuah rumah sakit
lain, tetapi saya ingat
kembali akan suara Tuhan
dan takhta-Nya di sorga,
ternyata ada kekuatan baru
dari Tuhan Yesus yang
memampukan saya dapat
berbicara. Tiba-tiba saya
berkata: "Nama saya
Dominggus, umur saya 20
tahun, semester III, tinggal di
asrama Doulos, saya berasal
dari Timor. "
Orang-orang yang sedang
melihat dan mendengar saya,
berkata: "Wah, dia dipotong
dari jam berapa? Sekarang
sudah jam 02.30 pagi, tapi
dia masih hidup. "
Perjalanan ke Rumah
Sakit UKI
Kemudian mereka
memasukkan saya ke dalam
mobil dan meletakkan saya di
bawah. Saya tetap mengingat
peristiwa ketika Tuhan
Yesus dianiaya. Sementara
mobil
meluncur dengan kecepatan
tinggi, saat melewati jalan
berlubang atau tidak rata
mobilpun berguncang dan
saya merasa sangat sakit
sekali pada luka di leher.
Saya katakan kepada Tuhan:
" Tuhan, apakah saya dapat
bertahan di dalam mobil ini?
Tuhan ketika Engkau di atas
kayu salib, Engkau meminum
cuka dan empedu, tetapi
saya menjilat darah saya
sendiri karena tidak ada
orang yang menjagai saya."
Saya membuka mata,
ternyata memang tidak ada
seorangpun yang menjagai
saya, hanya seorang supir.
Tetapi saya melihat
beberapa malaikat berjubah
putih menjaga dan
mengelilingi saya. Saya
katakan: "Tuhan ini
malaikat-malaikat pelindung
saya, mereka setia
menjagai. " Saya harus
berdoa agar tetap kuat.
Perawatan di Rumah
Sakit
Setiba di rumah sakit, suara
saya dapat normal kembali.
Saya dapat berbicara dan
bertanya kepada perawat:
" Bapak saya mana?"
Perawat RS bertanya kepada
saya: "Bapakmu siapa?"
Saya jawab: "Bapak Ruyandi
Hutasoit." Ketika Bpk.
Ruyandi menemui saya, ia
berkata: "Dominggus.. leher
kamu putus!" Jawab saya:
"Bapak doakan saya, sebab
saya tidak akan mati, saya
telah bertemu dengan Tuhan
Yesus. " Lalu Bpk. Ruyandi
mendoakan dan
menumpangkan tangan atas
saya.
Setelah itu saya mendapat
perawatan, seorang dokter
ahli saraf hanya menjahit
kulit leher saya, karena luka
bacokan sudah menembus
sampai ke tulang belakang
leher, sehingga cairan otak
mengalir keluar, saluran
nafas dan banyak saraf
yang putus. Kemudian saya
dirawat tiga hari di ruangan
ICU dan selama perawatan
saya tidak diberikan
transfusi darah. Pendapat
dokter pada saat itu adalah
bahwa saya akan mati dan
saya tidak diharapkan hidup,
mengingat cairan otak yang
telah keluar dan infeksi yang
terjadi pada otak, yang
semua itu akan menimbulkan
cacat seumur hidup.
Mukjizat Kesembuhan
Terjadi
Tanggal 19 Desember 1999
dengan panas badan 40°C
dan seluruh wajah yang
bengkak karena infeksi,
saya dipindahkan keluar dari
ruang ICU, dikarenakan ada
pasien
lain yang sangat memerlukan
dan masih mempunyai
harapan hidup yang lebih
besar daripada saya.
Pada malam hari, roh saya
kembali keluar untuk kedua
kali dari tubuh saya, roh
saya melihat suasana kamar
dimana saya dirawat dan
kemudian roh saya berjalan
sejauh kurang lebih dua atau
tiga kilometer dalam suasana
terang di sekeliling saya.
Tiba-tiba ada suara
terdengar oleh saya:
" Pulang..pulang...!"
Seketika itu juga, roh saya
kembali ke dalam tubuh saya,
suhu tubuh menjadi normal
dan tidak ada lagi infeksi.
Kemudian terdengar bunyi
seperti orang menekukkan
jari-jari pada leher saya,
lalu otot, tulang, saluran
nafas dan saraf-saraf
tersambung dalam sekejab
mata, saya merasa tidak
sakit dan dapat
menggerakkan leher.
Sesudah itu saya diberi
minum dan makan bubur.
Saya sudah hidup kembali,
dengan kesehatan yang
sangat baik. Puji Tuhan!
Keluar dari Rumah Sakit
dalam Keadaan Sembuh
Total
Saya berada di rumah sakit
sejak tanggal 16 Desember
1999 dini hari dan keluar
dari rumah sakit pada
tanggal 29 Desember 1999,
dengan berat badan normal
dibanding dua minggu yang
lalu karena banyak darah
dan cairan yang telah keluar.
Saya telah sembuh
sempurna, tanpa cacat,
tanpa perawatan jalan, saya
hidup kembali dengan normal.
"Terima kasih Tuhan Yesus,
Engkau sungguh Eloim yang
hidup dan ajaib, terpujilah
nama-Mu kekal sampai
selamanya, amin !"
Sumber : Buletin
Kampung Baru Oktober
2004

God's Miracles - Kisah Lahir Baruku, Based On True Story

Aku anak kedua dari dua
bersaudara. Tapi anak
terbadung dalam keluarga.
Padahal semasa kecil, aku
sudah diarahkan untuk
menjadi seorang kristen oleh
papaku. Papaku lah yang
mengantarkanku ke sekolah
minggu dengan rajinnya tiap
hari Minggu. Tapi apa yang
diharapkan papaku, tidak
sesuai dengan rencananya.
Aku tumbuh menjadi anak
badung. Sangat, sangat
nakal...
Walau aku bisa membedakan
yang baik dan salah, yang
benar dan yang enggak, tapi
aku nggak mau tahu. Semakin
aku ditekan, semakin timbul
rasa berontakku. Kelas 6 SD,
aku sudah tertangkap
tangan sedang mengutil di
sebuah toko. Hal itu membuat
keluargaku malu mentah-
mentah. Entah sudah berapa
kali aku mencoreng citra baik
keluarga dan diriku sendiri.
Kebadungan yang kulakukan
memang membikin orang
gemas. Keluarga-keluarga
dari mamaku sudah
mengecap aku anak bohelo
atau apalah nggak tahu.
Tetapi aku bukannya
memperbaiki citraku sendiri,
melainkan membikin semakin
hancur citraku. Di SMP,
jangan tanya... Hampir tiap
hari aku disetrap. Dan
bagiku, merupakan suatu
kebanggaan sendiri. Padahal
SMP itu juga SMP kristen 7,
dimana aku sudah diarahkan
oleh papaku agar jadi anak
yang benar. Benar-benar
rusak ya ? Tuhan masih
sabar menunggu...
Selulus SMP, lebih gila lagi.
Masuk STM, kerjanya tiap
hari berantem. Duel satu
lawan satu dengan teman
sekelas. Bagiku, itu juga
kebanggan tersendiri. Itu
juga sekolah STM Kristen
loh... Hari Minggu sih, ke
gereja, tapi itu cuma selingan
aja. Kelakuan sih sama aja,
malah tambah rusak.
Berulang kali papa dan mama
menasihati, tapi masuk
kuping kanan keluar kuping
kiri saja. Tuhan juga masih
sabar menunggu...
Apalagi setelah aku dibelikan
motor, wah, tambah kacau
deh. Jadi raja jalanan ! Selip
kanan, selip kiri ! Mobil
kuselap selip. Dan mobil itu
paling kubenci,soalnya bikin
jalanan macet saja ! Coba
kalau motor semua ya ?
Selain itu, aku juga memiliki
rasa iri pada orang yang
berpunya mobil ! Jadi kalau
ada pengemudi mobil yang
salah sedikit saja. Misalnya
nggak sengaja mengambil
jalan,
langsung kutendang pintu
mobilnya atau kutendang
kaca spionnya ! Nggak tahu
deh udah berapa kali
kulakukan hal itu. Tapi
Tuhan masih tetap sabar
menunggu...
Tuhan berulang kali ingin
aku balik dan kembali
kepadaNya, tapi aku nggak
mau dengar ! Walau sudah
dibaptis, aku hanya
menganggap pembaptisan
diriku hanya formalitas saja.
Aku belum juga lahir baru.
Padahal Tuhan ingin aku
lahir baru... Dia tidak seorang
pun binasa, termasuk aku.
Hingga sebuah peristiwa
yang benar-benar
mencengangkan dan mujizat
Tuhan yang terjadi, membuat
aku bertobat.....
Kejadian ini terjadi bulan
Januari 1998, waktu itu aku
sudah bekerja di
perusahaan Sunter.
Sekarang perusahaan itu
bangkrut, kini menjadi Toko
Rabat Alfa. Jam 5 sore, aku
siap-siap pulang, karena
sudah ngantuk sekali. Tiba-
tiba atasanku meminta
pertolonganku, membantu dia
menginput data yang harus
dimasukkan. Hingga hari
sudah malam... sekitar jam
1/2 8 malam, ia menyuruhku
pulang saja, tapi aku masih
tanggung, jadinya pekerjaan
itu kukerjakan hingga 1/2 9
malam.
Pulang dari kantor, tidak ada
firasat apa-apa. Seperti
biasanya, aku mengendarai
sepeda motor Honda Astrea
ini menyusuri jalan Sunter.
Dan terjadi tabrakan, antara
motorku dengan motor RX
King, kalau tidak salah.
Aku tidak tahu kecelakaan itu
tepatnya terjadi di jalan
Sunter yang mana, soalnya
terlalu kencang tabrakan
antara motorku dengan
motor orang itu. Dan aku
tidak tahu kenapa bisa
tabrakan, mungkin kurasa
kepalaku mengalami gegar
otak ringan. Mungkin ada 3
sebab kemungkinan :
1. Aku terlalu kencang,
seperti biasanya aku selalu
ngebut.
2. Aku ketiduran, soalnya
malam itu aku benar-benar
ngantuk sekali.
3. Pikiranku sedang
melayang-layang, soalnya
kalau aku naik motor, suka
sekali memikirkan hal lain,
tidak berkonsentrasi pada
jalanan.
Lalu orang-orang
menolongku dan aku kembali
melanjutkan perjalanan.
Hingga, sekitar jam 3 malam,
aku terbangun dari tidurku.
Aku kaget sekali. Sebab,
kejadian tadi kukira hanya
mimpi saja ! Tapi kok ini
badan masih terasa sakit,
kakiku juga, sebab
berdarah, tapi untunglah
tidak ada yang patah.
Kepalaku berdarah sedikit.
Aku buru-buru turun ke
bawah. Aku lihat motorku. Ya
ampun... Parah bener boooo...
Sampai sekarang ada cacat
di kakiku bekas tabrakan
waktu itu.
Lampu depannya pecah, jadi
aku percaya waktu itu, tidak
ada penerangan ketika aku
mengemudikan motorku. Rem
tangan tidak berfungsi sebab
pegangan rem tangan
mengalami kerusakan parah.
Rem kaki juga parah, sebab
foot stepnya mengalami
pembengkokan, sehingga
mustahil rem kaki bisa
digunakan. Aku
membangunkan mamaku. Aku
tanya apa tadi aku
tabrakan ? Mamaku jawab
iya...
Lalu aku tanya siapa yang
mengantarkanku pulang ?
Mamaku menerangkan bahwa
aku pulang ya naik motor
sendiri, tidak ada yang
mengantarkan.
Aku tersentak, ternyata
Tuhan menolongku dan
mengantarkanku pulang. Aku
mengingat-ingat kejadian
tadi. Hanya sekilas-sekilas
saja yang bisa kuingat.
Dalam perjalanan pulang
sehabis tabrakan itu, aku
berteriak-teriak sambil
menangis kepada Tuhan,
"Tuhan tolong ogut ! Ogut
nggak tahu jalan pulang !"
Dan aku mengendarai motor
itu seperti orang tertidur
saja.
Coba kalian bayangkan,
bagaimana dalam keadaan
tanpa lampu penerangan,
dan lebih-lebih tanpa rem,
tidak tahu lagi harus kemana
jalan pulangnya, aku bisa
sampai di rumah mengendarai
motorku sendirian dengan
selamat.
Dari kejadian tadi, aku
sadar, bahwa selama ini aku
telah berulang kali menyakiti
Tuhan. Tapi Dia sungguh
baik. KasihNya sabar... Ia
tetap saja menungguku.
Walau harus menegurku
dengan kecelakaan yang
hebat ini, tapi Dia
menunjukkan keajaibanNya,
menolongku selamat dari
kecelakaan ini. Oh Tuhan...
maafkan aku, selama ini
menyakiti hatiMu.
Semenjak kejadian itu, aku
mulai bermotifasi melayani
Tuhan. Lagu-lagu rohani
juga secara gampang dengan
bantuan Roh Kudus tentunya,
aku karang buat Dia. Komik
rohani kubuat untukNya...
Aku ingin semua talenta yang
ada pada diriku dipakai buat
Tuhan. Aku ingin melayani Dia
sepenuh hati.
Tapi apa cukup sampai
segitu saja ?...
Tidak,... ternyata masih
banyak hambatan.
Saudara-saudara mamaku
masih saja mencap aku anak
boheloh. Memang susah
menghapus kekotoran dosa
yang telah kulakukan. Tapi
seiring perubahan sikapku,
mereka kini bisa melihat aku
telah berubah. Dan aku juga
kadang sedih, karya-
karyaku sering dituding
untuk pujaan sendiri,
mencuri kemuliaan Tuhan.
Tapi sungguh, biar saja
dunia melihat, tapi Tuhan
tahu kesungguhan hatiku
menggunakan semua
talentaku untuk
kemuliaanNya.
Aku kini banyak belajar,
apalagi setelah masuk dalam
KTB (Kelompok Tumbuh
Bersama). Kuanjurkan kalian
tidak sekedar ke gereja saja
hari Minggu, tapi juga masuk
dalam kelompok-kelompok
seperti itu. Dari situ, kita
belajar untuk dibentuk dan
dibina bersama-sama
mengenal Firman Tuhan.
Dan dari kesaksian
berbentuk cerpen ini, aku
ingin kalian dapat melihat
kemuliaan Tuhan yang
besar, selain itu, Kasih
Tuhan itu sabar menunggu
agar kita segera balik
kepadaNya. Bagi yang masih
keras kepala, seperti diriku
sebelum lahir baru itu,
jangan sampai Tuhan
memakai cara yang keras
dan sakit untuk
mengingatkanmu. Lebih baik
engkau balik segera...
So....., segini dulu
kesaksianku. Semoga
menjadi berkat dan hikmah
bagi kalian yang
membacanya. Terpujilah
Tuhan atas karyaNya2x
yang indah ! Whatta a God's
Miracles !

Senin, 30 Agustus 2010

Tuhan tlh menyelamatkanku dr kecelakaan di jln tol, Di antara 10 org yg selamat hanya 1 org

Pada tanggal 14 Januari
2003, aku pergi ke
pemakaman di Bogor. Nama
pemakaman itu Gedung
Gadung. Aku pergi kesana
karena aku ingin membantu
Kukuh (adiknya Mamah)
karena Kukuh-ku bekerja di
Rumah Duka Yayasan Jabar
Agung Jelambar.
Kukuh-ku bekerja sebagai
biokong (orang yang
mengurus sembahyang-an).
Dan pada tanggal 13 Januari
2003, hari Senin malamnya
aku pergi ke Rumah Dukua,
karena malam itu banyak
sekali orang yang melayat.
Kukuh-ku bilang sama
aku, "Besok mau ikut tidak
jalan-jalan ke Bogor?".
Langsung saja aku
menjawab, "Iyah, aku mau
ikut Kukuh, sekalian bisa
ngebantuin Kukuh. "
Keesokan harinya
sesampainya di Gedung
Gadung, Bogor; aku
kehilangan Kukuh-ku.
Keluarga orang yang
meninggal mencari Kukuh-ku,
dan menanyaiku
keberadaannya. Tapi aku
menjawab, "Aku tidak tahu
Kukuh-ku kemana." Dan
orang itu marah-marah
kepadaku.
Aku mencari-cari Kukuh-ku.
Selama 15 menit, aku
mencarinya sampai akhirnya
aku berhasil menemukan dia
juga. Tapi aku
menemukannya tidak
langsung dekat, tapi dengan
jarak yang sangat jauh.
Kukuh-ku melambai-
lambaikan tangannya
kepadaku. Disitu perasaan
hatiku mulai merasa tidak
enak.
Sewaktu pulang dengan
Kukuh-ku, tidak ada mobil
yang pulang menuju Jakarta.
Lalu Kukuh-ku berinisiatif
mengajakku naik mobil
Ambulance saja, yang pulang
ke arah Jakarta.
Pulanglah aku naik mobil
Ambulance Yayasan Jabar
Agung itu. Sewaktu aku mau
pulang, mobil itu beranjak
dari tempat parkirnya dan
menabrak kuburan orang
lain. Perasaan hatiku
sangat-sangat tidak enak
sekali.
Yach, sudah deh... aku
berdoa saja sama Tuhan.
Namun, suatu kejadian yang
buruk terjadi! Saat waktu di
jalan tol Jagorawi, mobil
Ambulance yang kutumpangi
itu mengalami pecah ban
yang fatal sekali, sampai-
sampai mobil itu keluar jalur,
hingga berlawanan arah ke
jalur yang menuju ke Bogor.
Tapi sebelum mengalami
pecah ban itu, aku , Kukuh,
dan 7 orang yang tukang
gotong peti; semuanya
sedang tidur. Lalu ada
seseorang yang menggampar
pipiku. Aku segera bangun
dari tidurku, dan melihat
orang yang ada di dalam
mobil. Semuanya sedang
tidur, tidak mungkin supir
yang menggampar pipiku.
Kemudian aku tidur lagi dan
sama seperti yang pertama
aku alami. Tiba-tiba ada
yang menggampar pipiku lagi!
Aku kembali terbangun dan
kudengar ada suara
seseorang yang berkata
padaku. Katanya, "Hei,
keluarlah! Mobil ini mau
terbalik! Kamu mau hidup apa
mau mati ?"
Lalu aku menjawab kepada
suara itu. Kataku, "Memang
ada apa?"
Suara itu berkata lagi,"Mobil
ini akan terbalik! Kamu
cepat-cepatlah keluar dari
mobil ini !"
Sahutku,"Aku keluarnya
darimana?"
Kata suara itu,"Keluarlah
dari jendela mobil itu! Kamu
akan selamat !"
Aku mengikuti apa kata
suara yang telah berbicara
padaku. Aku membuka kaca
mobil itu, dan diluar aku
melihat jalanan dari ujung ke
ujung penuh sekali dengan
aspal.
Dengan setengah ketakutan,
aku berkata kembali kepada
suara itu;
kataku, "Bagaimana aku
dapat keluar dari sini?
Sedangkan jalanan ini dari
ujung sampai ujung penuh
dengan aspal ?"
Suara itu
menjawab,"Keluarlah segera!
Itu bukan aspal, tetapi air!"
Tanpa ragu lagi, aku
mengikuti apa kata suara itu
yang aku tidak tahu
datangnya darimana. Aku
melompat dari kaca mobil itu,
dan apa yang terjadi, aku
tidak mengalami cedera atau
luka apapun.
Ketika aku sudah selamat,
aku baru ingat karena di
dalam mobil itu ada Kukuh-
ku. Aku berlari mengejar
mobil itu, namun akhirnya
terlambat. Mobil itu mengalami
pecah ban kanannya dan
keluar jalur ke arah Bogor
yang kemudian ditabrak oleh
3 mobil. Kulihat satu orang
mental terlempar keluar dari
mobil Ambulance yang
kutumpangi itu. Orang itu
penuh dengan lumuran darah
tepat di depanku. Aku
kemudian pingsan karena
aku tidak tahan melihat
darah yang bercucuran di
depan mataku. Kejadian ini
kira-kira kurang lebih terjadi
sekitar pukul 12.30 siang.
Pada pukul 16.00 sorenya,
aku sadar. Dan terbangun
dari tidur, aku mendapati
diriku berada di rumah sakit.
Ada 2 orang tukang gotong
peti yang selamat. Aku
bertanya pada salah satu
dari orang tersebut.
"Pak, dimana Rudi (Kukuh-
ku)?"
Dia menjawab,"Rudi telah
meninggal."
Mendengar jawaban itu, aku
jadi lemas.
Di Rumah Sakit Bogor itu, aku
sempat ribut dengan suster.
Karena waktu itu aku sangat
haus, ingin sekali minum
tetapi tidak diberikan
minuman. Aku keluar dari
rumah sakit itu dengan
perban yang membalut di
tangan kiriku untuk membeli
sebotol air minum, sehingga
suster yang melihatku keluar
dari kamar, menghampiriku
dan berkata,"Kamu ini tidak
tahu diri ya. Sudah tahu lagi
sakit, tapi malah jalan-jalan
keluar. "
Aku membela diri,"Kenapa
suster tidak mau
memberikanku minum?"
Suster itu hanya berdiam diri
saja.
Kira-kira sekitar pukul 18.00
sore, aku dipindahkan ke
Rumah Sakit Sumber Waras.
Saat akan berangkat ke
Rumah Sakit Sumber Waras,
salah seorang tukang gotong
peti itu meninggal dan berada
di sampingku. Aku sangat
ketakutan sekali. Kemudian
dokter memindahkanku yang
tadinya aku duduk di
belakang, aku disuruh duduk
di depan. Dokter itu
berkata, "Jimmy, kamu duduk
di depan saja ya. Karena
kamu tidak parah. Hanya
tangan kiri kamu yang
patah. "
Aku menjawab,"Ya sudah,
dokter... Aku tidak apa-apa
kok. "
Sekitar pukul 19.00 atau
20.00 malam, aku sampai di
Rumah Sakit Sumber Waras.
Sesampainya disana, aku
ditanyai oleh dokter, apakah
ada yang bisa saya hubungi?
Aku memberitahu dokter
untuk menghubungi rumah
Kukung aku saja, kalau tidak
untuk menelpon ke Rumah
Duka Yayasan Jabar Agung. "
Pukul 21.10 malam, mamaku
datang ke rumah sakit untuk
menjemputku pulang. Mamaku
datang menjemput bersama
Koko Budi, iih dan suaminya.
Aku diajak pulang dan hanya
berobat ke sen see, karena
tulang tangan kiriku reatak
atau nyengsol tulangnya.
Dalam satu bulan, aku
menjalani berobat ke sen
see sehingga akhirnya aku
sembuh.
Aku mengucapkan terima
kasih kepada Tuhan Yesus
Kristus yang telah
menyelamatkanku dari
kecelakaan ini. Tuhan
mempunyai rencana yang
indah bagi hidupku, karena
di dalam mobil itu ada 10
orang, tetapi yang selamat
aku sendiri, sedangkan
Kukuh-ku telah meninggal.
Aku sangat sedih karena aku
pergi bersama dia, tetapi
waktu pulang, Kukuh-ku
tidak bersamaku lagi.
Tuhan Yesus, terima kasih
atas keselamatanMu bagi
hidupku, Tuhan.
Tuhan ku mau melayaniMu
sampai aku mati nanti,
Tuhan.
Tuhan ku mau melayaniMu
bukan untuk dilayani. -
Jimmy
SUMBER - Buletin
Kampung Baru Maret
2007

ORANG KRISTEN DI CINA, Kisah Nyata Saudara Seiman Kita di China

KEADAAN YANG BURUK
DI PENJARA
Ruth duduk di atas lantai
yang kotor. Perasaannya
dipenuhi keinginan untuk
memberontak karena bau
busuk yang begitu
menyengat dan meliputi
udara di dalam sel. Ruth tidak
bisa mengingat bau benda
apa yang lebih busuk dari
bau ruangan ini. Di dalam sel
ini tidak ada toilet, bahkan
tidak ada satu lubang kecil
untuk pembuangan kotoran.
Sedikitpun tidak tersedia air
di tempat itu. Di Cina,
khususnya selama masa
kebrutalan revolusi
kebudayaan, para tahanan
benar-benar tidak
diperhatikan.
Ruth bisa merasakan
binatang-binatang kecil
merayapi tubuhnya seperti
laba-laba, kecoa, dan tikus.
Nyamuk-nyamuk yang haus
akan darah berdesingan di
mana-mana. Kegelapan
meliputi tempat itu. Begitu
gelapnya sampai Ruth tidak
bisa melihat orang-orang
yang ada di sekelilingnya.
Pikirannya sedang
melamunkan tiga orang
anaknya, Daniel 10 tahun,
Joseph 8 tahun, dan Mary 5
tahun, yang ditinggal
sendirian di rumah. Ruth
bersama dengan suaminya,
Michael, telah ditawan dan
dimasukkan ke dalam sel
tahanan.
TRAGEDI YANG
MENGENASKAN
Dalam kegelapan itu, tiba-
tiba ada suara seorang
teman yang bertanya,
"Apakah kamu punya anak?"
Mendengar pertanyaan yang
seakan-akan mengerti
pikiran dan perasaannya,
Ruth menjawab, "Ya, ada tiga
orang. Sebenarnya saya
telah melahirkan empat orang
anak, namun seorang di
antaranya telah mati." "Apa
yang terjadi?" Ruth tidak
bisa menjawab. Untuk sesaat
air matanya mengalir
membasahi pipinya. "Tuhan,
tolonglah aku untuk
mempermuliakan Engkau
dalam segala sesuatu," dia
berdoa.
Akhirnya dia mulai
menceritakan kisah tragis
yang menimpa anaknya ini.
Dengan suara pilu dia
berkata, "Peter," Ruth
menyebut nama anaknya ini,
"Tiga tahun yang lalu ketika
dia berumur 11 tahun, rumah
kami digeledah dan didatangi
oleh Tentara Merah (Red
Guards). Ada beratus-ratus
orang yang datang dan
memeriksa tempat kami.
Mereka telah mengetahui
bahwa saya dan suami saya
adalah seorang pemimpin
dari banyak 'gereja rumah' di
daerah itu. Mereka
menendang roboh pintu
rumah kami,mengikat suami
saya dan menggunduli kepala
kami berdua. Mereka
menodongkan senjata di atas
ke kepala kami dan
berteriak, "Di mana
Alkitabmu? Di mana rekan-
rekan yang bersamamu? Di
mana kamu melakukan
pertemuan?" Karena kami
menolak untuk menjawab,
mereka mulai menghancurkan
perabot-perabot rumah kami
dan seisi rumah kami
diporak-porandakan. Untuk
tiga hari tiga malam kami
tidak diizinkan makan, minum,
atau tidur. Mereka melihat
empat orang anak kami dan
mereka membariskan mereka
di atas bangku. Ketika anak
kami kelelahan, mereka
memukuli anak-anak kami
dan memerintahkan untuk
terus berdiri di atas bangku.
Karena saya dan suami saya
tidak mau menajwab saat
ditanyai, maka Tentara
Merah mulai menginterogasi
anak-anak kami. Tetapi
anak-anak kami juga
menolak untuk bekerja sama.
Mereka mengetahui bahwa
hidup atau mati, mereka
harus mengakui nama Tuhan
Yesus dan jangan pernah
menyebutkan nama atau
identitas rekan-rekan
pekerja Kristen yang lain.
Dengan kasar mereka mulai
memukuli anak kami lagi.
Peter diseret keluar rumah
dan giginya mulai dicabuti. Dia
dipukuli hingga berdarah.
Akhirnya mereka
melemparkan dan
meninggalkan tubuhnya yang
sudah lumpuh di atas lantai.
Suami saya dibawa dan
dipekerjakan secara paksa
di kamp militer pekerja berat.
Saya segera membawa Peter
ke rumah sakit. Dokter
mengatakan tidak ada
harapan karena anak ini
telah banyak mengeluarkan
darah. Saya dieberitahu
untuk mempersiapkan
pemakaman baginya. Mereka
juga telah memberikan
surat-surat yang diperlukan
untuk proses pemakaman.
Pihak yang berwenang
mengizinkan suami saya
untuk meninggalkan kamp
kerja paksa untuk sesaat
dan menjenguk Peter di saat
menit-menit terakhir sebelum
Peter dijemput Tuhan. Ketika
melihat ayahnya datang,
Peter sangat gembira. "Ayah
dan ibu," katanya, "Banyak
orang yang mengenakan
jubah hitam saat mereka
mati, tetapi saya ingin
berpakaian jubah putih,
supaya saya kelihatan indah
saat bertemu dengan Tuhan
Yesus." Kami menangis dan
sangat berduka karena dia.
Dan kami berdoa bersama-
sama supaya nama Allah
dipermuliakan. Karena musim
hujan pada waktu itu, maka
semua jendela di tempat itu
ditutup. Tetapi ketika kami
selesai berdoa, satu jendela
terbuka dan ada angin sejuk
berhembus masuk memenuhi
ruangan. Roh penghibur
datang memasuki hati kami.
Peter berbisik perlahan,
"Yesus telah datang untuk
membawaku pulang. Selamat
tinggal." Wajahnya dipenuhi
dengan sukacita. Bahkan
dokter yang hadir saat itu
digerakkan untuk
berkomentar, "Saya belum
pernah melihat orang yang
mati penuh kedamaian
seperti ini." Ketika kami
pulang ke rumah, anak-anak
kami yang lebih muda dari
Peter mengagetkan kami
dengan kegembiraan yang
luar biasa. Mereka berkata,
"Kami tidak bisa tidur,
karena kami melihat
kumpulan besar malaikat-
malaikat di sekeliling rumah.
Mereka membawa alat-alat
musik dan menyanyi untuk
kami. Mereka mengatakan
bahwa mereka datang untuk
membawa Peter bersama-
sama dengan mereka ke
Sorga." Saya menjelaskan,
"Kakakmu telah pergi
bersama-sama dengan
Tuhan Yesus." Dan mereka
semua menangis. Peter
begitu mengasihi adik-
adiknya ini dan mereka juga
membalas kasihnya dengan
rasa sayang yang sangat
besar."
MENGGANTI KEBENCIAN
DENGAN KASIH
Ada kesunyian yang panjang
dalam sel itu. Tetapi
kemudian Ruth mulai bisa
mendengar suara tangisan
yang berasal dari berbagai
tempat di sel gelap itu. Tiba-
tiba terdengar suara
teriakan kemarahan,
"Terkutuklah orang-orang
Tentara Merah! Kenapa
mereka melakukan hal yang
keji seperti ini? Saya
berharap bisa mencekik
leher orang-orang ini dan
membunuh mereka!"
"Jangan! Jangan!" Ruth
berteriak, "Kalian jangan
membenci mereka. Ini adalah
dendam dan lingkaran
kepahitan. Yesus
mengajarkan supaya kita
mengasihi semua orang
bahkan mengasihi musuh-
musuh kita. Setiap hari saya
berdoa untuk Tentara-
Tentara Merah ini, supaya
mereka segera menemukan
dan mengenal Yesus. Dengan
cara yang sama, saya juga
telah berdoa bagi kalian
semua. Kalian semua juga
kekasih-kekasih yang
dicintai Tuhan Yesus."
"Hah!" cetus seseorang
dengan geram, "Kalau Yesus
sungguh-sungguh mengasihi
saya, kenapa saya ada di
sini, di dalam sel yang kumuh
ini?" Ruth mulai menjelaskan
bagaimana sel yang kotor ini
sama seperti dosa mereka.
Hanya Salib Yesus yang
sanggup menjembatani
jurang antara orang-orang
berdosa dengan Allah yang
kudus. Yang mereka
butuhkan adalah mengakui
dosa-dosa mereka dan
meminta Yesus menjadikan
mereka manusia yang baru.
Sekali lagi ada kesunyian
yang panjang dalam penjara
itu. Dan satu persatu
anggota sel itu mulai
bertekuk lutut di
sampingnya, penuh tangisan
mengakui dengan keras
segala dosa-dosa mereka
dan memohon Yesus
menyucikannya. "Terima
kasih, Tuhan," Ruth berdoa,
"Sungguh Engkau bisa
mengubahkan segala
sesuatunya menjadi baik."
Kesaksian ini
menggambarkan betapa
hebatnya aniaya dan
penderitaan yang dialami
gereja-gereja Tuhan di Cina.
Namun semua yang dialami
orang-orang ini seakan-
akan memancarkan kemuliaan
Tuhan yang semakin terang
dan menjadi kesaksian atas
seluruh bangsa di dunia.
Keteguhan iman mereka
teruji dalam dapur api.
Mereka bukan cuma
mengakui Yesus dengan
mulut mereka, tetapi mereka
membayar pengakuan
mereka ini dengan aniaya
dan penderitaan. Mereka
belum pernah merasakan
datang ke gereja tiap
Minggu, bernyanyi memuji
Tuhan, bersukacita, dan
mengharapkan untuk hidup
dalam kelimpahan. Yang ada
pada mereka adalah gereja
bawah tanah dan ibadah
yang sembunyi-sembunyi.
Mereka dikejar-kejar oleh
tentara militer, dan rawan
dengan aniaya. Pengakuan
iman mereka teruji dengan
tindakan yang nyata. Kuasa
Injil betul-betul dinyatakan
dalam kehidupan mereka.
Mereka mempertahankan
iman dengan nyawa mereka.
Tidak ada sesuatupun yang
dapat menggoyahkan iman
mereka di dalam Tuhan. Iman
seperti inilah yang dicari
Tuhan.
"... Akan tetapi, jika Anak
Manusia itu datang, adakah
Ia mendapati iman di
bumi?" (Lukas 18:8)
PENGINJIL CINA
MEMBUTUHKAN DOA
SAUDARA
"Saya begitu sendirian. Saya
menghadapi pikiran untuk
bunuh diri ketika tidak bisa
tidur setiap malamnya. Saya
sangat merindukan untuk
memenangkan banyak jiwa
bagi Tuhan, namun tidak
seorangpun yang mau
mendengar. Semua orang
memandang rendah dan
meremehkan saya.
Penghiburan saya hanyalah
Yesus yang telah mengalami
dan menjalani semuanya ini,
penderitaan, aniaya,
diremehkan, dan
direndahkan."
Bagian dari surat penginjil
Cina ini memberikan
gambaran bahwa banyak
daerah-daerah di Cina yang
belum meresponi panggilan
Tuhan. Bahkan kalau
seandainya kita memasukkan
70 juta orang Cina Kristen
(orang yang meresponi Injil
Kristus) dalam hitungan,
hitungan ini hanya mencapai
kurang dari 7% saja orang
Cina yang percaya dan
meresponi Injil Kristus.
Berdoalah supaya Tuhan
meneguhkan setiap penginjil-
penginjil yang melayani
desa-desa kecil di seluruh
Cina, supaya mereka berada
dalam kondisi rohani yang
berapi-api.
Tragisnya, orang yang
menulis surat ini telah
dikubur 2 tahun lalu. Tidak
ada seorangpun yang tahu
apakah ia bunuh diri atau
dibunuh.
"Dan mereka mengalahkan
dia oleh darah Anak Domba,
dan oleh perkataan
kesaksian mereka. Karena
mereka tidak mengasihi
nyawa mereka sampai ke
dalam maut."
(Wahyu 12:11)
Sumber - Buletin
Kampung Baru Edisi
Januari 2007

Aku Dan Gadis Itu ... Melakukan Aborsi..

Ini adalah sebagian dari
kisah masa lalu ku..
Aku berasal dari keluarga
yang tidak mengenal Tuhan
dan tidak pernah secara
serius menuntun anak2nya
untuk percaya kepada suatu
kepercayaan. Aku adalah
anak sulung dari 3
bersaudara. kedua adikku
laki-laki. Setiap harinya aku
hidup dalam kecemburuan
karena sikap pilih kasih papa
ku kepada adik pertamaku,
Selama bertahun-tahun
hanya kebencian, kekesalan
dan kecemburuan yang aku
rasa..pahit rasanya pahit. Itu
semua membentuk aku
memiliki kepribadian yang
keras, padahal jauh dalam
hatiku, aku sangat butuh
perhatian dan kasih sayang.
aku cukup berprestasi di
sekolah, dan cukup tenar
juga, karena kenakalan ku..
guru-guru tidak dapat
berbuat banyak, toh karena
aku berprestasi..waktu kelas
3 SMP aku kenal seorang
gadis di tempat les
(TEKNOS), singkat cerita
gadis itu yang membawa aku
pertama kali ke gereja dalam
suatu acara "Youth Meeting".
pada dasarnya aku mau ikut
karena aku suka sekali sama
dia, motifasiku bukan
kebaktiannya tapi dia. Namun
ternyata malam itu
merupakan malam dimana aku
bertemu dengan Yesus...
Firman Tuhan yang dibagikan
tidak ku dengar, tapi pada
saat Hamba Tuhan itu berdoa
untuk anak2 yang punya
kepahitan dengan orang
tuannya, tiba2 aku merasa
ada sesuatu yang membuat
aku ingin menangis (hal
sangat tabu bagi ku untuk
dilakukan dimuka umum).
Tanpa sadar, aku sudah
didoakan olehnya.. dan
akhirnya malam itu aku lahir
baru....
beberapa tahun sudah
berlalu dan aku sudah lulus
dari kuliahku di Trisakti. Dan
aku mulai bekerja di suatu
perusahaan exhibition
organizer. hari-hariku aku
jalani dengan melayani
Tuhan di seuah gereja lokal,
kadang jatuh, kadang
bangkit lagi. Tapi satu hal
yang aku gak sadar adalah
ada sesuatu dalam hatiku
seperti sesuatu yang belum
tuntas..dalam waktu-waktu
pelayanan ku itu aku tidak
bisa melepaskan yang
namanya film porno, onani
dan browsing web site2
porno. Seringkali aku putus
asa dan minta ampun sama
Tuhan.. tpi tetap aku jatuh
lagi..
tanpa terasa aku sudah 3
tahun bekerja, aku
berkenalan dengan seorang
gadis, dia sangat cantik, aku
jatuh cinta sama dia.. lalu kita
pun berpacaran, kita sama-
sama ke gereja dan melayani
dalam komsel atau
persekutuan rumah.
hubungan kita makin akrab
dan dekat, namun setelah
hampir 4 bulan aku bersama
dia (pacaran) aku tidak
mengetahui kalau dia
mempunyai hobby 'dugem'.
entah karena apa, pada
akhirnya aku pun
mencobanya, toh dalam
hatiku- aku kan pergi
dengan pacarku sendiri... jadi
ya gak apa-apa donk.
pada malam itu aku mengenal
yang namanya 'inex' dan aku
pun baru mengetahui kalau
pacarku ternyata sudah 6
bulan ini mengkonsumsinya..
alhasil kita berdua menikmati
malam itu dengan pesta inex
beserta teman-teman dari
pacarku. ternyata iblis tidak
berhenti disitu saja untuk
menjerumuskan kami
berdua ,sepulang dari
diskotik, gak tahu dapat ide
darimana, kita yang pulang
dalam kondisi 'tinggi' karena
inex. menginap di suatu hotel
di mangga besar, dan bisa di
terka..kami melakukan
hubungan sex malam itu.
Dari malam itu, free sex
menjadi kebutuhan kita
berdua.. hampir setiap
minggu kita melakukannya,
(dan tetap melayani di
gereja). semakin lama iblis
mulai menghancurkan
kami..lama2 kami menjauh
dari pelayanan kami dan
akhirnya kami keluar..kami
merasa kami bebas..
Akhirnya, kami memutuskan
untuk tinggal bersama, kami
menyewa satu kamar kos
eksklusif di bilangan kartini-
mangga besar dan tinggal
berdua seperti suami istri
selama hampir 2 tahun. aku
tinggalkan keluargaku, mama
ku, papa ku dan adik2 ku..
karena aku ingin bebas..
Dalam melakukan hubungan
sex bebas itu kami selalu
jaga, dengan cara kami
mengaku suami istri dan
minta suntikan KB ke dokter.
Sampai suatu hari kami
terjebak kedalam buah dari
perbuatan yang kami lakukan
sendiri.. dia hamil.. dan dia
tidak berterus terang
kepada ku, dia membeli
beberapa obat peluruh dan
meminum air nanas agar
kandungannya yang 2.5
bulan itu mati, aku
mengetahuinya setelah dia
ternya harus dibawa ke
rumah sakit karena sakit
yang luar biasa pada
perutnya. Hari itu aku bawa
dia ke dokter kandungan,
dan dokter berkata bahwa
ada janin bayi berumur 2,5
bulan yang sudah membusuk,
mati karena pengaruh dari
luar(obat2 an untuk
menggugurkan) sehingga
harus di aborsi. Saat itu aku
shok dan yang pertama
terlintas dalam pikiran ku
ialah.."aku sudah bersalah
Tuhan.. ampuni aku kalau
masih bisa.." Keputusan
untuk aborsi itu harus aku
ambil mengingat kondisi janin
mati yang sudah mulai
membusuk, dapat
membahayakan nyawa dari
ibunya.
Siang itu aku hanya bisa
diam dan menangis,
menyesal, menyalahkan
diriku sendiri karena
kebodohan kita berdua...
entah dapat bisikan dari
mana, aku tiba2 mengambil
sebuah cd lagu rohani yang
sudah lama dan aku
putar,,pada saat itu aku
seperti mati rasa..semuanya
begitu gelap dalam hidupku.
ada sebuah lagu yang aku
dengar.."seputih bulu domba"
di nyayikan oleh nikita. Aku
tersentak oleh lirik lagu itu
dan aku menangis..aku
merasa kotor sekali, tapi
entah mungkin aku sudah
mulai gila, aku merasa ada
sebuah tangan hangat yang
menyentuh dadaku.. rasanya
nyaman sekali.. dan aku cuma
bisa menangis..aku ingat
semua saat2 indah di youth
meeting itu.. tanpa aku sadar
1.5 jam sudah aku
menangis..menyesali
semuanya.. dan cuma ada
sedikit kata yang dapat
keluar dari mulut ku..ampuni
aku Tuhan..aku sudah
hancur.... sore itu aku
bertobat sama Tuhan, aku
mohon ampun..
Akhirnya aku sadar bahwa
aku harus berbalik ke jalan
yang benar.. pacarku dia jadi
benci sama aku..dia
lampiaskan kebenciannya
akibat peristiwa aborsi itu
dengan ke
diskotik...inex..pesta dan
minum.. dia jadi tidak perduli
lagi dengan hubungan kita
berdua. dia menyalahkan aku
karena yang menyebabkan
dia bisa hamil..aku gak ngerti
kenapa dia bisa jadi begitu
dan saat itu aku bener2 ling-
lung dan down. Banyak
masa2 yang berat yang aku
alami saat itu.
Lalu aku mengambil suatu
keputusan untuk aku tidak
tinggal lagi dengannya.. di
malam pada saat kami
bertengkar hebat..dia
meninggalkan aku untuk
pergi ke diskotik, dan aku
pun dengan tekad bulat
meninggalkan tempat itu..
sampai hari ini aku banya
dipulihkan Tuhan.. saat2
dimana aku hampir jadi
gila..selalu ada bisikan untuk
aku coba berdoa...aku
bersyukur Tuhan bisa
lepaskan ku dari keterikatan
narkoba, dan memory2
tentang masa lalu ku dan
trauma ku dari aborsi itu.
Tuhan lepaskan semua itu
dalam saat teduh ku yang
kembali aku bangun...Puji
Tuhan saat ini aku melayani
kembali dalam sebuah gereja
loka dan membawa kesaksian
hidup ku ini. Aku tidak malu
untuk menceritakannya
karena aku ingin jadi berkat
bagi orang lain...
Blessed Be the Name of The
Lord !!!!

Sumber : http://jil.18.forumer.com/index.php?showtopic=221

Saat Iblis Berbisik…, menyingkap tipu daya iblis!

Iblis itu...
Berusaha
menghalangi kita
untuk berjalan di
jalan yang Tuhan
kehendaki dengan
strategi yang
tersembunyi/
disamarkan.
1: Pernahkah kamu merasa: I
CANT DO WHAT I
WANT?
Seperti kita uda rencana maw
giat bljr Firman, tapi tubuh
kita jalannya kok lain.
Aku maw bagi
pengalamanku…
Aku punya map yang isinya
kumpulan firman2, dari sejak
lama aku pengen seleksi and
baca2 lagi, tapi selalu gak
sempet. Sekarang kan lagi
liburan, jadi banyak waktu,
tapi tetep aja, gak sempet
terus. Karena setiap kali mau
buka map itu, kayaknya
pengen buka computer dulu,
main piano dulu, etc etc, tau2
uda jam 11 malam, uda
ngantuk. Hari demi hari
seperti itu.
Lama2, aku kan curhat ke
Tuhan: "kok aku pengen ini
itu tapi gak pernah bisa ya?"
Tadi aku rencanain:
' sesudah makan malam
adalah waktu untuk Tuhan',
ternyata aku keasyikan
disain berjam2 sampai gak
sempet lagi …
And Tuhan kasi taw kalau
" hati2 dgn Iblis!! And
kedaginganmu memberi dia
peluang. " "Jadi? Aku mesti
apa?"
"Kenapa gak DO IT NOW?"
Akhirnya, walaupun uda
nyaris tengah malem, aku
buka itu map, aku mau baca
firman dari situ. Ternyata di
situ aku ketemu artikel ttg
iblis yg gak pernah aku
baca, dan membuatku sadar:
selama ini dialah yang uda
memperdayaku!!
Sampai jam 2 malam aku
akhirnya belajar Firman dan
mendapat banyaaak sekali
hal.
Hati2, yang membuatmu gak
bisa melakukan hal2 baik
yang kamu mau/ yang uda
kamu plan adalah iblis. Iblis
akan berusaha menghalang2i
orang untuk belajar Firman,
karena dia tau, Firman itu
adalah senjata yang ampuh
untuk lawan iblis!
Salah satu caranya: dia
merayu2mu untuk ingin ini
itu, melakukan hobi, surfing
inet, atau apa ajalah yang
penting jgn sampai malem ini
ktz belajar Firman.
2: Pernahkah kamu ngalamin
EMOSI2 G-JE (=gak
jelas)?
Pernah seperti ini?
-Mood jelek
-Sedih sendiri untuk hal2
yang gak gitu berarti.
-Merasa kehilangan tujuan
hidup
-Yesus kok gak kliatan..
-Gak ada orang yang peduli
-Udah, mendingan aku tidur
aja daripada capek hati
-Atau, mendingan aku
menyibukkan diri supaya gak
terlalu menderita... Misalnya
hobi disain. Uda deh,
keasyikan disain sampai lupa
td merasa apa. Tapi begitu
selesai kerja, jadi betenya
muncul lagi
-Males, capek hidup
Nah, emosi2 geje ini iblis
yang taruh. Berkali2 aku
alamin, dan barusan tadi
sore, aku merasakannya
lagi. Sampai aku sms ke
temenku: 'uda seperti ikan di
darat yg sekarat.' Tapi
akhirnya aku berketetapan:
cari Tuhan, JUST DO IT!
Dan begitu tanya Tuhan,
langsung dibeber2in kan ama
Tuhan kalau itu iblis yang
memperdaya. Tuhan kasi aku
gairah untuk hidup lagi dan
menyalakan apiku =)
Nah, kalau temen2 ngalamin
seperti itu: CARI TUHAN! JUST
DO IT!
Mungkin kalau tanya Tuhan
di pikiran kita, kalau buatku
sih rada susah karena kalau
lagi seperti itu, pikiran kita
suka error, Tuhan uda
ngomong, kita juga gak ngeh.
Mendingan tulis di kertas
deh: "Tuhan, ada apa sih?
Kok aku seperti ini?" dan
mulai menulis apa aja yang
ada di hati. Atau buka Bible
tapi siapin kertas untuk
nulis2 yg kita baca.
Biasanya, aku lebih gampang
komunikasi ke Tuhan itu
lewat nulis, karena suka2, di
tulisan2 curhat ke Jesus
yang aku asal2an buat, ada
Firman-Nya tau2 ikutan
nyelip.. klo tmen2 maw, bisa
dicoba … =)
Iblis berusaha agar kita gak
komunikasi dengan Tuhan
atau baca Firman. Jadi kalau
bete gini, jgn terperdaya
iblis untuk gak dateng ke
Tuhan, ok?
3. Iblis bilang:
"UDAHLAH… YANG
PENTING BACA.."
Kalau hati kamu merasa tiap
hari mesti baca Firman, iblis
bisa membujuk2 kamu:
-udahlah besok aja, uda
terlalu malem tuh bwat
belajar Firman …
-ya udahlah, baca 1-2 ayat
aja, yang penting baca
-paling isinya gitu2 aja, ya
udahlah
Iblis tuh berusaha
menghalangi agar kita
belajar Firman dengan
Yesus.
Aku punya Alkitab Penuntun
Hidup Berkelimpahan yang
isinya sangat lengkap ada
penjelasan2nya, tapi selalu
males buka itu. Ternyata
begitu buka, bener2 sangat
berharga! Hati2 iblis tuh bisa
bikin kita merasa males,
makanya anak Tuhan gak
boleh hidup ikut perasaan.
--
Yap, aku pun juga sedang
berjuang and bertanding,
jatuh bangun gitu, bentar2
semangat, bentar2 bete,
terus pulih, dst. Tapi yuk,
sama2 berjuang! Kalau lagi
jatuh atau lagi menang,
share2 aja…
Yuk selalu andalkan Roh
Kudus … =) jgn biarin iblis
buang2 waktu kita and
menipu kita untuk ini itu dan
tidak ini itu … Semoga sharing
ini bisa jadi berkat GBU

Pria Sadar Kembali Setelah Terbaring Koma 19 Tahun, KUASA SEBUAH DOA DAN PENANTIAN

Pria Sadar Kembali Setelah
Terbaring Koma 19 Tahun!
Sumber: detikcom
Warsawa - Keajaiban dialami
pria yang kini berusia 65
tahun ini. Setelah terbaring
koma selama 19 tahun, pria
ini sadar kembali!
Peristiwa menakjubkan ini
dialami Jan Grzebski asal
Polandia. Pria itu jatuh koma
setelah ditabrak sebuah
kereta api pada tahun 1988.
Jan pun kini terkagum-kagum
melihat begitu banyak
perubahan yang terjadi di
sekelilingnya.
"Sekarang saya melihat
orang-orang di jalanan
dengan telepon genggam,
dan ada begitu banyak
barang di toko sampai-
sampai membuat kepala saya
pusing," kata Jan kepada
stasiun televisi Polandia.
Jan memuji istrinya,
Gertruda, yang tak kenal
lelah merawatnya bertahun-
tahun. Padahal para dokter
memperkirakan nyawanya
hanya bertahan dua atau
tiga tahun lagi sejak
kecelakaan itu.
"Gertruda yang
menyelamatkan saya, dan
saya tak akan pernah
melupakan itu," kata Jan
kepada saluran berita
TVN24 mengenai
kesembuhan dirinya.
Selama koma, Gertruda
dengan telaten mengubah
posisi tubuh suaminya setiap
jam untuk mencegah infeksi
luka akibat terbaring terlalu
lama. Selama bertahun-tahun
suaminya koma, wanita itu
kerap menangis dan berdoa.
"Saya sering menangis dan
banyak berdoa," kata
Gertruda seperti diberitakan
Ananova
"Mereka yang datang
menjenguk kami sering
bertanya: kapan dia akan
meninggal? Tapi dia tidak
meninggal," tandas Gertruda.
Setelah kesadarannya pulih,
Jan samar-samar bisa
mengingat bagaimana
keluarganya sering
mengajaknya bicara sebagai
upaya memancing
responsnya.
Jan dan Gertruda

Kisah Dibalik Penciptaan Lagu Dia Buka Jalan, Don Moen - God Will Make A Way

Diciptakan oleh Don Moen
setelah tragedi yang dialami
keluarganya …
Di suatu larut malam Don
Moen menerima telpon yang
memberitakan berita
menyedihkan. … bahwa adik
iparnya telah kehilangan
putra sulungnya dalam suatu
kecelakaan mobil.
Craig dan Susan Phelps dan
keempat anak mereka
sedang melakukan
perjalanan dari Texas ke
Colorado saat mobil mereka
ditabrak oleh truk peti
kemas. Pada saat tabrakan
terjadi semua anak mereka
terlempar keluar dari mobil,
hanya mereka berdua saja
yang masih di dalam mobil.
Dengan susah payah mereka
berdua mencari keempat
anak mereka dan
mengumpulkannya di suatu
tempat. Keempat anak
mereka mengalami luka
parah, tapi sewaktu Craig (ia
seorang dokter) mendapati
Jeremy, anak itu telah
meninggal karena patah
leher, sehingga tak ada lagi
yang dapat dilakukan untuk
menolongnya.
Sewaktu Don Moen menerima
kabar tersebut beberapa jam
kemudian ia berkata, "Saya
merasa terguncang, tapi
besok saya harus terbang
ke kota lain untuk melakukan
rekaman sesuai dengan
jadwal yang telah diatur
beberapa minggu
sebelumnya. Sekalipun saya
tahu mereka berduka, saya
tak dapat bersama mereka
sampai satu hari sebelum
pemakaman.
Dalam penerbangan pagi itu,
Tuhan memberinya suatu
inspirasi baginya satu lagu
baru dengan syair sebagai
berikut, "God will make a way
where there seems to be no
way. He works in ways we
cannot see. He will make a
way for me. (Dia buka jalan
saat tiada jalan, dengan cara
yang ajaib Dia buka jalanku)"
Dasar dari lagu ini adalah
Yesaya 43:19, "Lihat, Aku
hendak membuat membuat
sesuatu yang baru, yang
sekarang sudah tumbuh,
belumkah kamu
mengetahuinya?" Ya, aku
hendak membuat jalan di
padang gurun dan sungai-
sungai di padang belantara…
Di kemudian hari Susan
menulis, "Kami melihat
kebenaran dari ayat
tersebut." Sewaktu teman-
teman Jeremy mengetahui
bahwa ia telah menerima
Kristus sebelum ia meninggal,
mereka mulai bertanya-tanya
kepada orangtuanya masing-
masing tentang suatu
jaminan bahwa mereka dapat
ke surga sewaktu mereka
meninggal. Kecelakaan itu
juga membawa berkat
terselubung bagi Craig dan
Susan, karena sejak
peristiwa itu hubungan
mereka dengan Tuhan
semakin meningkat dan
mereka masuk ke dalam
pelayanan yang lebih lagi
padaNya.
Susan juga mennceritakan,
"Di hari kecelakaan itu
sewaktu saya keluar dari
mobil untuk menolong anak
saya, saya merasa bahwa
putra sulung saya telah
meninggal. Dan saya
mempunyai pilihan untuk
marah dan mengalami
kepahitan atau secara total
menerima semua rencanaNya
pada saya. Dan saya pun
melihat buah dari semua
pilihan saya itu, dan pilihan
yang saya ambil, akan
berulang secara terus
menerus. Saya merasa
bahwa kematian putra saya
tak sia-sia, begitu saya
mengetahui di kemudian hari
begitu banyak jiwa yang
datang pada Tuhan karena
tragedi ini. Benar ! Ia telah
membuka jalan bagi kami
sekeluarga."
Segera setelah "God Will
Make Away" masuk dapur
rekaman, Don Moen menerima
begitu banyak telpon, surat
dan sharing yang
menceritakan tentang tragedi
yang mereka alami. Semua
telpon dan surat yang masuk
mempunyai tema yang sama
bahwa Tuhan telah membuka
jalan bagi mereka, saat
mereka dalam keadaan putus
harapan. Betapa Tuhan telah
membawa mereka keluar dari
situasi mereka yang tak ada
harapan dengan memberi
mereka kekuatan, iman dan
harapan baru untuk
menghadapi kehilangan yang
mereka alami.
Kesaksian ini membuktikan
sekali lagi bahwa Tuhan
akan membuka jalan bagi
mereka yang menaruh
harapan kepadaNya, dan hal
ini bukanlah suatu hal yang
sia-sia.
Lirik lagu ini adalah sebagai
berikut :
God will make a way
Where there seems to be no
way
He works in ways we cannot
see
He will make a way for me
He will be my guide
Hold me closely to His side
With love and strength for
each new day
He will make a way… He will
make a way
By a roadway in the
wilderness, He'll lead me
And rivers in the desert will I
see
Heaven and earth will fade
But His Words will still remain
He will do something new
today.
Dia buka jalan,Saat tiada
jalan,
Dengan cara yang ajaib,
Dia buka jalan bagiku,
Dia kan menuntun,
Dan memeluk diriku,
Dengan kasih dan kuasa,
Dia buka jalan … Dia buka
jalan
Dia buka jalan
Di padang gurun
Sungai-sungai dipadang
belantara
Langit bumi kan lenyap
Tapi firmanNYA tetap
Dia buka jalan saat ini …
Sumber: Buletin
Kampung Baru Edisi Mei
2004