Selasa, 29 Juni 2010

Kesaksian Dorkas

Semenjak masa mudanya, Dorkas sangat tergantung pada orangtuanya, terutama ibunya. Bahkan ketika ia sudah menikah dan memiliki anak, ia masih tinggal bersama ibunya dan bergantung pada ibunya.

Pada suatu hari, kejadian yang dapat mengubahkan ibunya pun terjadi. Karena ingin menjemur popok cucunya, sang nenek tertusuk paku berkarat dihalaman rumahnya. Dorkas segera membawa ibunya ke dokter untuk diperiksa. Ternyata ibunya terkena infeksi karena paku itu dan dinyatakan terkena tetanus. Kakinya mulai bengkak dan demam.

Karena infeksi yang sudah parah, akhirnya ibunya meninggal dunia. Ketika mendengar kabar memilukan itu, Dorkas tidak percaya, ia tidak dapat menerima hal itu. bahkan ia sampai pingsan.

Ia merasa ini adalah kesalahannya. Karena menjemur popok anaknya, dan tertusuk paku, ibunya jadi meninggal. Ia mulai menyalahkan keadaan. Suami dan pernikahannya pun ia jadikan alasan kematian ibunya.

Mulai saat itu Dorkas tidak bisa tidur dan tidak mau makan. Ia mengalami kegoncangan jiwa dan kelemahan fisik. Ada saat dimana tangan dan kakinya kram dan tidak bisa bergerak. Saat mulai normal lagi, Dorkas mulai berbicara sendiri. ia melupakan suami dan anaknya dan sering mendengar suara-suara yang menganggunya.

Suaminya membawa Dorkas ke dokter untuk mendapatkan berbagai pengobatan untuk kesembuhannya. Namun tak ada satupun yang membuahkan hasil. Dorkas semakin kacau dan tidak waras. Bahkan ia manganggap suaminya adalah musuh yang harus dibunuhnya.

Suatu hari, ia merencanakan pembunuhan terhadap suaminya. Ia ingin menusuk suaminya dengan pisau. Tetapi karena suaminya tahu bahwa istrinya sedang stress, ia pun dapat mengagalkan rencana istrinya itu. karena gagal, anaknya pun siap menjadi sasaran. Tetapi harus gagal lagi karena suaminya dapat mencegahnya.

Pada saat keadaan sedang normal, Dorkas teringat untuk berdoa. Tetapi doanya hanya untuk formalitas saja. Karena ia merasa bahwa Tuhan tidak sayang padanya. Ia ingin supaya ia matio saja. Justru pada saat ia berdoa, ia mendengar suara. Ia teringat satu ayat: "Allah turut bekerja dalam segala perkara, yang mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya"

Ia lalu menangis dan meminta ampun pada Tuhan atas apa yang sudah ia perbuat selama ini. saat itu ia mulai kembali semangat. Tuhan mengangkat Dorkas dan akan dibawa Tuhan untuk melayani disuatu tempay. Dorkas pun setuju akan hal itu.

Saat itu juga, Dorkas mulai berpikir hal-hal positif. Walaupun fisiknya belum sembuh tetapi jiwanya sudah sembuh. Perlahan tapi pasti, ia dipulihkan. Ia menyadari bahwa segala sesuatu diatur oleh Tuhan. Dorkaspun akhirnya dapat menerima kepergian mamanya.

Saat ia sudah dipulihkan, iapun melayani orang yang sakit jiwa. Tuhan memberikan mukjizat padanya dan menyembuhkan semua penyakit dalam hidupnya. (Kisah ini ditayangkan 2 September 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Dorkas (http://www.facebook.com/l/2fe05aJRAIn0Ui9IcLXexOhLvIA;jawaban.com)

Blessing Family Centre Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar