Aldo kecil sudah hidup
dengan dunia kenakalan,
ajaran sesat membawanya
terjerumus dan mengenal
kehidupan seks bebas.
"Saya pernah nonton film
blue sewaktu kecil karena
saya melihat kakak-kakak
saya menyimpan banyak film
blue. Dan sewaktu mereka
pergi ke kantor, saya
menonton. Saya ambil filmnya
sambil sembunyi-sembunyi
saya menonton," Ronaldo
mengisahkan bagaimana
pertama kalinya ia mengenal
pornografi.
Keingintahuan Aldo terhadap
seks akan segera terjawab,
dan kejadian hari itu
menorehkan sejarah kelam
di dalam lembaran kehidupan
Aldo.
"Tiba-tiba dia tidur di
samping saya, tangan saya
diambil oleh dia. Mungkin
waktu itu ia menggunakan
tangan saya untuk meraba-
raba, menyentuh anggota
tubuhnya. Saya sampai
terkaget, sebelum itu saya
belum pernah memegang
tubuh wanita. Akhirnya saya
tahu bahwa tubuh wanita itu
seperti begitu. Terus
teringat-ingat dalam hidup
saya," Ronaldo menerangkan
bagaimana ia menyentuh
tubuh wanita untuk pertama
kalinya.
Pengalaman yang Aldo
dapatkan membuat ia ingin
mencicipi kembali kenikmatan
yang pernah ia rasakan. Dan
berawal dari ajakan sang
supir yang mengajaknya ke
sebuah tempat hiburan. Aldo
mulai mengenal wanita malam.
"Mungkin malam itu ia
kepengen mengajak saya,
ingin mengasih tunjuk bahwa
ada suatu tempat yang bisa
minum, bisa cari cewek.
Waktu itu saya tidak tahu
tempat apa itu. Ada lagu-lagu
dangdut, hangar-bingar, ada
cewek-ceweknya... Saya
tidak tahu tempat apa itu.
Baru pertama kali seumur
hidup saya, saya masuk
kesitu. Dan waktu saya di
dalam, ada seorang
perempuan menarik saya.
Saya ditarik ke kamar dan
saya dilayani oleh dia. Disitu
pertama kali saya ngerasain
yang namanya berhubungan
badan," kisah Ronaldo
mengenai pengalaman
pertamanya melakukan seks.
Semenjak itu Ronaldo tak
pernah berhenti pergi ke
panti pijat dan lokalisasi.
Baginya ia harus
berhubungan seks, karena
baginya itu sudah menjadi
kebutuhannya.
"Tanpa seks hidup saya
tidak bisa. Saya bangga
dengan apa yang ada di
dalam diri saya bahwa... seks
saya luar biasa. Saya
bangga," Ronaldo menjadi
kecanduan dengan seks.
Hingga dewasa, kebiasaan
Aldo dengan seks semakin
bertambah parah. Di sebuah
kafe, tempat dimana Aldo
bekerja, ia mulai mengenal
narkoba dan kehidupan
malam. Harga dirinya ia
pertaruhkan demi
mendapatkan barang haram
tersebut.
"Sambil bernyanyi, saya
tebar pesona. Saya mencoba
merayu cewek-cewek. Dan
kita pun melakukannya suka
sama suka. Dan jika saya
sakaw, apalagi jika saya
tidak ada uang. Saya akan
menghubungi orang-orang.
Saya bilang bahwa saya
sedang tidak ada uang, jika
ingin pakai saya boleh saja.
Saya bahkan pernah digilir."
"Saya bertemu dengan ibu-
ibu, wanita karir. Saya
bertemu dengan wanita-
wanita dari mancanegara,
semenjak itu saya mulai
pasang harga. Jika ingin
bermain dengan saya, ada
harganya, harus bayar.
Disitu saya mulai menjual diri
saya," Aldo mengisahkan
pertama kali bagaimana ia
menjadi gigolo.
"Saya sebenarnya mencari
wanita bule. Karena saya
senang nonton film BF, maka
saya berpikir untuk
mempraktikkannya dengan
wanita bule atau jika tidak
dengan wanita Jepang. Saya
berpikir bahwa saya laki-
laki, kok saya mesti bayar
perempuan. Mestinya
perempuan yang bayar saya
karena saya muasin dia.
Menurut orang kan jika laki-
laki hebat di ranjang, seks
pasti sudah hebat. Dan saya
merasakan hebat. Pokoknya
dalam hidup saya, sex is
everything..." terang Aldo.
Namun di balik gelapnya
kehidupan Aldo, sebagai
lelaki ia menyimpan sesuatu
yang tercabik-cabik.
Bagaikan tombak yang
menghujam jantungnya.
"Untuk perasaan saya
sebagai seorang gigolo itu,
saya sakit, saya merasakan
malu. Dalam hati saya
bertanya, apakah yang saya
lakukan ini benar atau tidak.
Tetapi yaitu, berjalan
dengan waktu, semuanya itu
mengalir saja. Tidak pernah
ada yang namanya menyesal.
Menyesal ya sekejab saja.
Hari ini menyesal, besok,
yang berbuat lagi," Aldo
mengisahkan.
Bertahun-tahun lamanya
Aldo terikat dan terjerumus
akan kehidupan malam,
penjaja seks, dan narkoba.
Harga dirinya sebagai laki-
laki hancur sudah. Di tempat
itulah ia berkenalan dengan
seorang wanita yang pada
akhirnya menjadi istri Aldo.
"Ada pembukaan karaoke
baru dan orang Korea
tersebut meminta saya
mengurusi cewek-ceweknya.
Saya mau dijadikan manajer
disitu, dan istri saya mau
dijadikan mami disitu. Kita
jual perempuan. Tiap malam
itu, paling tidak 2-3
perempuan keluar. Dan kami
mendapatkan uang dari
situ," Aldo menceritakan
'bisnis' baru yang ia geluti.
Uang yang mereka hasilkan
selama ini tak mampu
membawa kebahagiaan dalam
rumah tangga mereka.
Kesenangan yang mereka
nikmati hanyalah sesaat.
Ronaldo mengisahkan
tentang rumah tanggnya
yang kerap panas, "Memang
kehidupan rumah tangga
kami sering rebut, karena
kami sering mabuk bareng-
bareng. Istri saya jika mabok
tidak pernah kontrol. Jika
sedang ribut, pasti istri saya
suka minta untuk
diceraikan."
Ina Ririhena, istrinya,
mengakui bahwa permintaan
untuk diceraikan itu adalah
gertakan saja agar
suaminya berubah. Tetapi
ternyata sikap keras yang ia
tunjukkan, dibalas semakin
keras lagi oleh suaminya.
Sehingga tidak ada titik temu.
"Suatu hari saya keluar
rumah dan saya tidak
pulang. Saya telepon istri
saya, - hari ini juga gw akan
ceraiin elo. - Sampai
akhirnya dia menelepon
saya, 'Demi Tuhan elo mo
ceraiin gw?,' Aldo
mengisahkan. Istrinya
bertanya apakah ia sudah
tidak menyayangi dirinya
lagi. Dan Aldo menjawab
bahwa ia sudah tidak
menyayangi istrinya lagi.
Istrinya pun merasa hancur
hati. Ia merasa gelisah dan
kaget.
Dalam kebingungan dan
kesedihan yang mendalam,
Ina mencari wajah Tuhan
dengan sepenuh hatinya. Ia
bertobat dari segala dosa
dan kesia-siannya selama
ini, dan menyadari bahwa
hanya Tuhanlah yang
sanggup menyelamatkan
rumah tangga mereka.
"Untuk mempertahankan
rumah tangga dan tidak ingin
cerai, saya hanya punya
satu jalan, doa dan puasa.
Saya menyerahkan semua
buat Tuhan, dan saya bilang
ke Tuhan bahwa saya sudah
di luar kemampuan saya.
Saya hanya minta satu
kepada Tuhan bahwa apa
yang sudah disatukan
Tuhan, tidak dapat
dipisahkan manusia. Saya
hanya minta bukti itu dari
Tuhan," demikian
pengharapan Ina kepada
Tuhan mengenai rumah
tangganya.
Keharmonisan keluarga
mereka kembali Tuhan
pulihkan. Suatu kejadian
yang ia alami membuat Aldo
mengambil sebuah keputusan
yang siap mengubahkan
hidupnya.
Pada suatu hari Aldo harus
pergi menjumpai teman-
temannya, dan sewaktu itu
istrinya tidak pergi bekerja
karena akan datang teman-
temannya ke rumah. Aldo
bilang biar istrinya saja
yang menjumpai teman-
teman yang akan datang ke
rumah, lalu Aldo pun
bergegas ke kamar mandi
untuk mandi dan bersiap-
siap keluar rumah.
Ketika mau mandi, dan
menumpahkan air dari
gayung pertama kali, Aldo
mendengar suara yang
lembut sekali yang
mengatakan kepadanya,
"Aldo, ale jangan keluar.Jika
ale keluar, ale mati." Aldo
terdiam dan bingung suara
apa itu. Aldo mencari-cari di
kamar mandi suara apa itu.
Tidak mungkin suara setan,
karena ia sendiri merasakan
bahwa ia sendiri sudah
terlalu bejat seperti setan.
Masak setan menggangguin
setan, menurutnya.
Akhirnya Aldo melanjutkan
lagi, ketika ia menumpahkan
air dari gayung kedua
kalinya, suara itu lebih
besar sedikit, "Kalau kamu
keluar hari ini, kamu mati."
Aldo terdiam lagi dan
menaruh gayung itu dan
duduk di kloset sambil
terdiam bingung akan suara
tersebut. "Apakah ini suara
Tuhan?" pikir Aldo. Menurut
Aldo itu tidak mungkin
karena ia merasa bahwa
dirinya kotor. Disitu titik awal
Aldo bahwa ia merasa dirinya
sendiri kotor. Ia merasa
dirinya tidak ada apa-
apanya, masak Tuhan ingin
bicara dengan dirinya yang
kotor. "Sudahlah, ini
perasaan saya saja," Aldo
menyimpulkan.
Lalu Aldo mengambil gayung
ketiganya, suara itu tetap
ada tetapi membesar dalam
ruangan kamar mandi itu
seakan-akan kamar mandi
itu sudah mau meledak. Dan
suara itu besar, tegas, tapi
lembut. Tampaknya suara itu
sudah tidak mau neko-neko
lagi. Suara itu mengatakan,
"Aldo... Kalau kamu pergi hari
ini kamu akan mati!" Aldo
terkaget, Aldo taruh gayung
itu, ia mengambil handuk lalu
membungkus badannya lalu
ia keluar.
Lalu Aldo bertemu dengan
rombongan teman-temannya
yang akan datang ke rumah.
Mereka itu adalah orang-
orang yang dahulu
kehidupannya sama seperti
Aldo, berantakan dan kacau.
Dalam pembicaraan, salah
seorang temannya
mengatakan kepada Aldo,
"Aldo, kamu siap terima
Yesus? Kamu mau terima
Tuhan hari ini?"
Aldo menjawab, ya.
"Ya, saya mau terima Tuhan.
Saya mau berubah," Aldo
memutuskan.
Lalu Aldo didoakan oleh
teman-temannya. Dalam
doanya, temannya berkata
bahwa Tuhan mengasihi Aldo.
"Kamu adalah anakku.
Apapun masa lalumu, Tuhan
mengasihi kamu."
Disitu Aldo diingatkan bahwa
Tuhan bahwa masa lalunya
adalah orang yang tidak
benar, orang yang kotor.
Tetapi disitu Aldo diingatkan
Tuhan bahwa kita dibentuk
Tuhan, kita diracik oleh
Tuhan, kita disiapkan mulai
dari kandungan ibu kita.
Ketika Aldo diingatkan Tuhan
hal tersebut, Aldo menangis
dan mengingat dirinya siapa
sebelumnya. Tetapi Tuhan
membenarkan dirinya, dan
menguatkan ia...
Akhirnya Aldo dan istrinya
meninggalkan dunia gelap
yang selama ini mereka
lakukan. Seperti musim dingin
berganti musim semi,
begitulah kehidupan Aldo
yang telah berubah.
"Setelah saya menerima
Tuhan Yesus, harga diri
saya yang dahulu jatuh,
kehidupan saya yang dahulu
sia-sia dan di bawah, telah
diangkat Tuhan. Saya
katakan kepada perempuan-
perempuan yang bekerja
kepada saya... Saya tahu
bahwa saya jahat dan kejam
pada mereka. Saya katakan
bahwa apa yang kita alami
bersama dahulu, itu tidak
benar. Saya cuma katakan
kepada mereka bahwa
Tuhan mengasihi kalian,
kalian harus sabar. Kalau
kalian ingin hidup kalian
dipulihkan, kalian harus
bertobat," Aldo menceritakan
bagaimana ia berpisah dari
kehidupan gelapnya. (Kisah
ini ditayangkan 9 September
2010 dalam acara Solusi Life
di O'Chanel).
Sumber Kesaksian:
Ronaldo Ririhena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar