Dua puluh lima tahun yang
lalu pada hari minggu saya
sudah coma, darah segar
botol ke 6 tidak mau masuk
lagi melalui infus dilengan
saya. Pulsa saya sudah
lemah sekali...dan
perdarahan di usus 12 jari
saya tidak mau berhenti.
Memang dulu saya belum
mengetahui pekabaran
tentang Kesehatan, saya
kurang bertarak. Berat
badan saya antara 90 - 100
kg (sekarang 73 kg). Karena
suka makan makanan yang
berkadar gula yang banyak
dan kurang pertarakan,
saya kemudian terserang
penyakit diabetes. Mukosa
permukaan menjadi lemah,
permukaan sudah terkikis
habis oleh asam perut.
Terkikisnya lapisan perut/
usus karena makan tidak
teratur waktunya dan
makanan kurang dikunyah.
Saya juga terlalu
berkelebihan bekerja
( workaholic ), pulang sampai
jam 10 sampai jam 12 malam
hampir tiap hari dan sering
business entertain dengan
customer dan principal. Dan
satu lagi kekurangansaya,
sangat jarang minum air
putih.
Dokter jaga RS St. Carolus
yang melihat kondisi saya
yang parah dan sekarat,
menasehatkan istri saya
untuk segera memanggil
pendeta untuk
mempersiapkan kematian
saya. Secara medis mereka
telah berbuat semaksimal
mungkin. Istri saya pergi ke
Gereja yang terdekat dari
situ dan datanglah pendeta
dan 3 ketua Jemaat dari
Gereja Advent Salemba yang
bersebelahan dengan RS St.
Carolus. Pendeta mengurapi
saya dengan minyak.
Menurut cerita istri saya
kurang lebih 30 menit setelah
saya diurapi dan didoakan.
Saya buang angin (kentut),
kemudian sadar lalu minta
minum dan makan. Faeces
yang keluar 2 jam kemudian
tidak hitam lagi tetapi kuning.
Dokter jaga tidak percaya
apa yang sudah terjadi. Dia
bilang secara medis ini tidak
mungkin. Karena
"Malena" (istilah medis untuk
pendarahan dalam saluran
pencernaan) untuk bisa
sembuh paling tidak
megmerlukan mingguan bukat
jam-an. Dokter cuma bisa
berkesimpulan bahwa saya
sudah disembuhkan dengan
kuasa Allah.
Semua diatas diceritakan
kepada saya oleh istri saya
setelah saya sadar. Terakhir
yang saya ingat sebelum
coma adalah istri dan anak
saya
sedang menangis tidak
berdaya disebelah ranjang
saya dan saya berdoa "Allah
jangan cabut nyawaku...Istri
dan anakku masih
membutukan aku...berilah
saya kesembuhan bukan
untuk ku tetapi untuk
mereka..." Allah telah
menjawab doa istriku dan
doa saya.
Muzijat masih ada dizaman
kita. Tidak berbayang bahwa
muziyat dapat terjadi kepada
diri saya. Sangat besar kasih
dan kuasa Allah kita itu.
Adam Liauw
Blessing Family Centre Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar