Sejak kecil aku sudah
dibuat penasaran
dengan seks, bahkan di
masa remajaku, aku
sudah mencicipinya.
Namaku Deddy
Setiawan, sejak remaja
telah terjebak dalam
pergaulan bebas.
Saat aku berpacaran
dengan seorang gadis
bernama Rurry, yang
namanya berhubungan
badan sudah menjadi
sesuatu yang wajar.
Namun setiap tindakan,
selalu ada akibatnya.
Rurry hamil, dan aku
pun akhirnya harus
menikahi gadis itu.
Namun begitu
memasuki pernikahan,
tabiat asliku terkuak.
Pukulan, tendangan,
dan juga kata-kata
kasar menjadi makanan
sehari-hari Rurry.
Bahkan aku pun tidak
segan-segan memukuli
buah hatiku sendiri
dengan kejamnya.
Aku benar-benar tidak
mengerti apa itu cinta.
Aku juga tidak mengerti
apa yang sebenarnya
dalam pikiranku, yang
aku tahu hidupku penuh
dengan kekerasan.
Sebenarnya aku tidak
ingin berlaku kasar
kepada istri dan anak-
anakku. Namun luka di
hatiku dan kemarahan
kepada keluargaku
seperti membakar
hatiku, dan hal itu
terlampiaskan kepada
istri dan anakku.
Sejak kecil kedua
orangtuaku tidak
pernah akur.
Pertengkaran demi
pertengkaran mereka
melukai hatiku. Tidak
hanya itu, kakakku
yang kuharapkan bisa
menjadi pelindung dan
menghiburku malah
sering menjadikanku
sansak hidup.
Buatku, dia itu seperti
monster. Kalau dia
memukul dari ujung
kepala sampai ujung
kaki, tidak ada tersisa
sedikitpun. Aku benar-
benar sangat dendam
padanya. Aku pernah
berkata suatu saat aku
akan membunuhnya.
Aku seperti terpenjara
dalam dendam masa
laluku, semakin hari
hidupku makin rusak.
Bahkan demi
selingkuhanku, aku rela
mengusir istri dan
anakku dari rumah.
Tetapi kebebasan dan
kesenangan hidup
bersama wanita lain itu
tidak berumur panjang.
Tak lama kemudian,
wanita itu
meninggalkanku. Hal
tersebut menjadi
sebuah pukulan berat
bagiku, rasa hampa dan
keputusasaan
menekanku hingga aku
nekad akan bunuh diri.
Namun saat aku
mencoba bunuh diri,
sebuah rasa takut akan
kematian merasuk
pikiranku. Aku akhirnya
mengurungkan niatnya
untuk tersebut. Dilain
pihak, istriku Rurry tidak
menyerah begitu saja
dengan keadaan. Setiap
hari Rurry dengan tekun
membawaku dalam
doa-doanya.
"Saya hanya pegang
satu janji Tuhan : satu
orang percaya, seisi
rumah diselamatkan,"
demikian ujar Rurry.
Tuhan mendengar doa-
doa Rurry, tangan
Tuhan membawaku
untuk mengikuti sebuah
kamp pria. Disanalah
Aku merasakan
jamahan Tuhan. Aku
merasakan Tuhan
Yesus memelukku, dan
kasih yang selama ini
tidak pernah aku
rasakan seperti
memenuhi hatiku. Sejak
saat itu hidupku
diubahkan. Aku kembali
memperbaiki
hubunganku dengan
Rurry. Aku meminta
maaf kepada istri dan
anak-anakku atas apa
yang pernah ku
lakukannya di masa lalu.
Ketika aku mengenal
Yesus, aku banyak tahu
tentang kasih. Aku
mendapatkan sukacita,
damai sejahtera, dan
kasih. Segala dendam di
hatiku sirna semua.
Paling utama sekali aku
dapat mengampuni
kakakku. Aku
berterima kasih kepada
Tuhan Yesus Kristus,
karena Dia memulihkan
hidupku. Kasih-Nya
melampaui apapun yang
ada di dunia ini. (Kisah ini
ditayangkan 7
Oktober 2010 dalam
acara Solusi Life di
O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Deddy Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar