Benny Herman, pria ini
demi membantu usaha
ayahnya melakukan
perbuatan menjijikkan.
Saat membawa rekan-
rekan bisnis ayahnya ke
tempat hiburan, Benny
melepaskan
keperjakaannya
bersama pelacur.
Karena menyesal, ia
mengakui apa yang
telah di lakukannya
kepada sang pacar.
Namun tindakan itu
bukan membuat
hidupnya bertambah
baik, malah sang pacar
menyerahkan
keperawanannya
kepadanya dan
berujung kehamilan.
Gadis itu akhirnya
dinikahi Benny.
Namun ketika
memasuki pernikahan
prilaku Benny tidak juga
berubah. Keluar masuk
tempat pelacuran tetap
dilakukannya, bahkan
hingga suatu saat ia
terkena sakit kelamin
dan menulari istrinya.
Semakin hari kehidupan
rumah tangga Benny
semakin runyam.
Pertengkaran demi
pertengkaran dengan
istrinya terus terjadi.
Bahkan suatu saat,
anaknya yang melihat
ibunya di pukuli oleh
Benny tidak bisa terima
lagi. Anak tersebut
memukul Benny dengan
sebuah kursi, namun
Benny malah
memukulinya dengan
knalpot bekas dan
menyiramnya dengan
air kencing. Anaknya
merasa sangat hati
dengan Benny dan
akhirnya memutuskan
dengan sang nenek.
Ketika mengalami
siksaan fisik dan
mental dari suaminya,
istri Benny selalu lari
kepada Tuhan. Dalam
doa-doanya ia terus
menjerit kepada Tuhan,
baginya sudah tidak ada
harapan bagi Benny.
Namun Tuhan memiliki
sebuah rencana atas
kehidupan keluarga
Benny. Suatu hari,
kakak ipar Benny
mengajaknya ke
sebuah camp pria di
akhir minggu. Disana dia
disadarkan betapa
jahat apa yang pernah
ia perbuat kepada istri
dan anaknya. Ia merasa
berada di hadapan
Tuhan dan sedang
dihakimi.
"Ternyata saya
mengasihi istri saya itu
bukan berdasarkan
kasih yang
sesungguhnya. Karena
saya mengasihinya
berdasarkan perasaan
saya. Di situ saya juga
mendapatkan jawaban,
bahwa sebagai suami,
saya harus berfungsi
sebagai imam. Tugas
daripada imam adalah
berdoa buat
keluarganya..." demikian
ungkap Benny.
Pulang dari camp pria
tersebut, Benny
mendatangi istrinya dan
meminta maaf. Bahkan
dia mencium kaki
istrinya untuk
menunjukkan betapa ia
sangat menyesal atas
perbuatannya. Namun
hal tersebut tidak juga
meyakinkan sang istri,
butuh waktu dua tahun
baru sang istri
mempercayai bahwa
Benny telah berubah.
Kini Benny adalah pribadi
yang baru.
Hubungannya dengan
istri semakin hari
semakin romantis,
bahkan hubungan
dengan anaknya telah
dipulihkan. Bagi Benny,
istrinya adalah hadiah
dari Tuhan paling indah.
"Saya mengucap syukur
bahwa saya punya
Tuhan seperti Tuhan
Yesus dan saya mau
terus disempurnakan
untuk menjadi makin
serupa dengan Dia,"
demikian Benny
mengakhir
kesaksiannya. (Kisah ini
ditayangkan 7
Oktober 2010 dalam
acara Solusi Life di
O'Channel).
Sumber kesaksian :
Benny Herman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar