Pendahuluan
Saya dilahirkan dari
keluarga bukan Kristen,
biarpun saya sejak TK
disekolahkan di sekolah
Kristen. Waktu saya
masih SMP teman dari
Mama saya mengajak
saya untuk mengikuti
sekolah minggu untuk
pemuda di sebuah
gereja. Di sana saya
banyak mendengar
tentang siapa
sebenarnya Yesus
Kristus. Saya juga
mengikuti Retreat yang
diadakan dari sekolah
minggu pemuda.
Setelah saya beberapa
bulan ikut sekolah
minggu, Gereja itu
mengadakan katekisasi
untuk baptisan.
Biarpun saya telah
mengikuti serangkaian
segala kegiatan itu,
hidup saya tetap saja
tidak ada yang berubah,
hidup penuh dengan
dosa, hidup menurut
keinginan saya sendiri
(keinginan daging) dan
saya ke Gereja cuman
untuk menghilangkan
masalah-masalah yang
saya hadapi setiap
harinya.
Saya mempunyai
perasaan kalau saya
sudah mengunjungi
Gereja, masalah-
masalah yang ada
dalam pikiran saya
hilang, tetapi ternyata
setelah dari Geraja, tetap
saja berbuat dosa
secara sadar, sampai
kadang-kadang tidak
merasa berdosa.
Saya sampai berpikir
ingin lari dari masalah
yang saya hadapi.
Setelah SMP saya
memutuskan
melanjutkan kuliah di
Jerman. Saya di Jerman
dari saat datang hanya
ke Gereja setiap
Minggu. Saya juga
sering diundang ke
persekutuan Koeln
melalui surat
persekutuan, tetapi saya
tidak datang dengan
alasan yang ada dalam
diri saya yaitu malas
dan tidak ada waktu.
Saya lebih suka bergaul
dengan teman-teman
yang lain yang selalu
bersenang-senang
untuk memuaskan
keinginan daging.
Teman saya di
persekutuan Koeln
sudah pernah mengajak
saya, tetapi jawaban
saya selalu tidak dengan
alasan di atas. Saya
kadang-kadang di
rumah juga baca
Alkitab, berusaha
dengan usaha saya
mencari dan mengenal
Tuhan melalui Alkitab,
tetapi banyak saya tidak
mengerti. Suatu saat
saya mulai tergerak hati
saya untuk mencari
Tuhan, maka saya
akhirnya memutuskan
ikut persekutuan Koeln
tahun 1994. Di sana
saya banyak
mendengar Firman
Tuhan. Saya mulai
kerasan dan mulai ikut
berbagai kegiatan antara
lain: PA (Pemahaman
Alkitab), Kebaktian dan
Persekutuan Doa (PD).
Firman Tuhan tersebut
benar-benar menegur
saya. Saya bertekad
untuk tidak melakukan
dosa lagi, tetapi selalu
saja saya tidak bisa
keluar dari dosa yang
mengikat saya. Saya
bimbang dan ragu,
apakah Tuhan benar-
benar telah
mengampuni dosa-
dosa saya.
Bagaimana saya
menjadi parcaya?
Kira-kira bulan
November 1999 ada
tawaran ikut BCP '95
(Bible Camp Pemuridan)
yang diadakan setiap 2
tahun sekali waktu
liburan Paskah dan saya
ikut. Awal hari-hari di
sana beberapa teman
saya bertanya kepada
saya apakah saya ingin
hidup yang kekal dan
apakah saya tahu
setelah saya meninggal
saya pergi ke mana? Ke
surga atau ke neraka?
Saya pada waktu itu
bingung menjawabnya,
hati saya ragu-ragu,
saya tidak mempunyai
keyakinan.
Salah seorang teman
saya membimbing saya
dengan menunjukkan
ayat-ayat di Alkitab
dalam menbantu saya
menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
Dia menunjukkan salah
satu dari Yohanes 3:16
yaitu: "Karena begitu
besar kasih Allah
akan dunia ini
sehingga Ia telah
mengaruniakan
Anaknya yang
tunggal supaya
setiap orang yang
percaya beroleh
hidup yang kekal."
Pada hari ke-3 setelah
KKR oleh seorang
hamba Tuhan, teman
saya dari persekutuan
menanyakan saya,
mungkin saya berminat
berbincang-bincang
dengan hamba Tuhan
tersebut. Hati saya
benar-benar bergumul
waktu itu antara mau
atau tidak. Tetapi saya
akhirnya terdorong dari
suara hati saya bahwa
saya harus
melakukannya.
Saya harus menunggu
agar bisa berbincang
dengan hamba Tuhan
tersenut, lalu seorang
teman saya yang lain
menghampiri saya dan
bertanya ingin nunggu
apa? Saya menceritakan
keragu-raguan dan
kebimbangan saya di
dalam hidup saya yang
selalu saja tidak bisa
lepas dari dosa,
sehingga saya kuatir
masuk ke neraka. Atas
penjelasan saya ini
teman saya tersebut
berusaha menolong
saya untuk bisa
mengatasinya.
Teman saya tersebut
mengatakan percaya
kepada Tuhan itu harus
disertai penyerahan hati
yang sungguh /
sepenuhnya kepada
Tuhan. Dia juga
menjelaskan pengertian
dosa, akibatnya,
bagaimana orang bisa
dapat hidup kekal, dll.
Dia juga menjelaskan
Firman Tuhan dari
Yohanes 3:16. Saya
teringat teman saya
yang pertama
sebelumnya sudah
pernah memberikan
ayat tersebut, tapi waktu
itu saya belum mengerti
dengan iman. Lalu
teman saya mengajak
untuk menerima Tuha
Yesus dan saya jawab
ya, lalu saya disuruh
berdoa, pertama-tama
dia dulu yang berdoa
mengajarkan saya.
Dia bilang supaya saya
berdoa mau percaya
kepada Tuhan Yesus
yang mati bagi dosa-
dosa saya di kayu salib
dengan sepenuh hati
dan mau meninggalkan
dosa-dosa saya serta
hidup untuk Tuhan.
Saat itulah saya percaya
kepada Tuhan Yesus
dan menerima Dia
dengan sadar secara
pribadi sebagai
Juruselamat dan
menjadikan Dia sebagai
Tuhan dalam hidup
saya, bukan dosa lagi
yang menguasai.
Setelah saya menjadi
percaya
Setelah saya meneriman
Tuhan Yesus, hidup
saya sedikit demi sedikit
berubah, hidup dulu
yang penuh dosa,
sekarang saya punya
kepekaan terhadap
dosa, Roh Kudus
melalui Firman Tuhan
berbicara di dalam
(suara) hati saya.
Dalam pergaulan:
Saya sekarang bisa
menghindarkan /
membatasi kehidupan
saya yang dulu hanya
mau untuk memuaskan
keinginan daging saya
yang tidak ada
gunanya. Firman
Tuhan menjadi
pegangan hidup saya
dalam perkataan dan
perubahan saya.
Dalam pertumbuhan
rohani:
Saya sedikit demi sedikit
mengalami kemajuan
rohani, contohnya:
kepekaan terhadap dosa
yang begitu penting.
Saya mau belajar
Firman. Saat ini saya
juga melayani untuk
bawa renungan di
Persekutuan Doa,
renungan di Kebaktian.
Sekarang ini lagi belajar
gitar, coba-coba mau
ikut ngiringan dalam
puji-pujian dalam
Kebaktian, ya karena
saya terbeban ini karena
tidak banyak yang bisa
main musik, mengingat
jumlah kami
(persekutuan Koeln)
yang sedikit. Jadi tugas
pelayanan harus double.
Dalam penginjilan:
Saya juga terbeban
terutama dengan anak-
anak Indonesia yang
satu asrama dengan
saya. Kami setiap bulan
kadang-kadang
mengadakan
persekutuan doa di
sana, dan kami pun
mengajak mereka.
Mengenai baptisan:
Mengapa saya ingin
dibaptis lagi di Jerman?
Karena baptisan
merupakan perintah
Tuhan.
Baptisan yang saya
lakukan ini terdorong
dari apa yang dikatakan
Firman Tuhan. Saya
sebelumnya juga
bergumul tentang hal ini
dalam doa, karena saya
pernah di baptis di
Indonesia denagn tidak
mengerti apa-apa.
Baptisan di Indonesia
saya anggap tidak
berlaku lagi, karena saya
waktu itu belum
percaya dengan iman
kepada Yesus Kristus.
Baptisan juga sebagai
pernyataan iman
kepercayaan saya
kepada Tuhan Yesus.
Perlu ditekankan
Baptisna bukan jaminan
orang bisa masuk ke
surga atau tanda bahwa
seseorang sudah
percaya dan menerima
Yesus.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar