Oleh : Kartini A. I.
Kesaksian ini ditulis
dengan harapan apa
yang saya alami,
kiranya bisa menjadi
berkat baik bagi mereka
yang telah percaya
maupun yang belum
percaya.
Sebelum saya percaya
kepada Isa Almasih
sebagai Tuhan dan
Juruselamat, saya
adalah seorang
Muslimah, berlatar
belakang dari keluarga
Muslim dan dibesarkan
di Pondok Pesantren
Miftahul Huda,
Sukabumi Jawa Barat.
Dari apa yang saya
yakini dan pelajari
selama itu, saya
tumbuh menjadi
seorang Muslimah yang
fanatik dan anti-Kristen,
dan menjebak bahkan
mendebat orang Kristen
paling hobi.
Berteriak-teriak di depan
gereja dengan bilang:
"Maria, dipanggil Yesus
cuek saja" pun pernah
saya lakukan. Karena
saya merasa bahwa apa
yang saya yakini waktu
itu, adalah paling benar
dan diridhoi Allah SWT,
sesuai dengan Qs. Ali
Imran 19 yang
berbunyi: Innaddinna
indallaahil Islam
(Sesungguhnya agama
(yang diridhoi) di sisi
Allah hanyalah Islam)
Di luar Islam semuanya
saya anggap sesat, apa
lagi orang Kristen, kafir,
karena Allahnya ada
tiga : Tuhan Bapa,
Tuhan Anak dan Tuhan
Roh Kudus. Tapi
alhamdullilah saya tidak
pernah sampai
membunuh orang
Kristen.
Dan mengapa saya bisa
percaya kepada Isa
Almasih sebagai Tuhan
dan Juruselamat ?
Walaupun saya bangga
dengan apa yang saya
yakini dulu, tapi kalau
bicara tentang hari
penghakiman, itu paling
takut dan paling ngeri
karena saya tidak tahu
pasti, kalau saya mati
mendapat rahmnat
Allah (masuk surga)
atau laknat Allah (masuk
neraka), karena saya
manusia biasa yang
tidak pernah luput dari
kesalahan dosa.
Dari Sukabumi saya
hijrah ke Bandung untuk
belajar ketrampilan. Di
kota kembang ini saya
tinggal di pondokan atau
kost. Teman-teman
saya kebanyakan orang
Kristen dan kebiasaan
saya yang dulu tidak
pernah berubah,
menjebak dan
mendebat orang Kristen
masih sering saya
lakukan dan saya tetap
benci pada orang
Kristen.
Entah kenapa suatu hari
saya ingin membaca
Alkitab punya teman
dan di kitab Kejadian ada
tertulis "Allah
menciptakan manusia
dari tanah..." saya
heran, kok sama
dengan Al Qur'an,
padahal Injil itu kan
sudah dipalsukan
dsbnya, dan orang
Kristen sekarang itu
'kafir'.
Berawal dari penasaran
itu saya mencari teman
untuk pergi ke gereja.
Saya ingin tahu dan
ingin menyelidiki
bagaimana orang
Kristen beribadah. Benar
saya masuk gereja dan
pertama itu saya tidak
bisa menahan rasa haru
dan sedih, saya
menangis hingga
kebaktian selesai, batin
saya berontak antara
dosa murtad dan
percaya, murtad karena
masuk gereja dan
percaya kepada Tuhan.
Minggu-minggu
berikutnya, saya selalu
ingin dan rindu untuk
datang ke gereja lagi,
dan selama empat bulan
saya suka ke gereja, tapi
selama itu saya tidak
mau berdoa dalam
nama Yesus atau Isa Al-
Masih, saya percaya
kepada Allah tapi tidak
percaya kepada Yesus
sebagai Tuhan dan
sebagai Anak Allah
karena saya punya
anggapan yang
menyanggah
keberadaan itu, yaitu
surat Al Ikhlas yang
berbunyi :
Qul huwallahu ahad
Katakanlah:"Dia-lah
Allah, Yang Maha Esa"
Allaahush shamad :
Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya
segala sesuatu
Lam yalid wa lain
yuulad :
Dia tidak beranak dan
tidak (pula) diperanakkan
Wa lam yakul lahuu
kufuwan ahad :
Dan tidak ada
seorangpun yang setara
dengan Dia.
Meskipun saya ke gereja
tapi kewajiban saya
selaku orang Muslim
untuk shalat lima waktu
tetap saya kerjakan.
Hingga pada suatu hari
saya jatuh sakit;
sesudah dua minggu
sakit dan tidak ada
tanda-tanda membaik,
akhimya pada hari
minggu ketiga, ketika
seorang harnba Tuhan
mengajak berdoa di
Televisi saya spontanitas
ambil Alkitab dan tiba-
tiba Alkitab terbuka
sendiri di situ, Tuhan
beri ayat untuk saya dan
saya ingat sekali ayat
itu :
"Seorang dara yang
menderita pendarahan
selama 12 tahun ketika
Almasih 'Isa lewat dia
menjamah jubahNya,
dia percaya dengan
menjamah jubahNya
dia akan sembuh."
Saya pikir itu kok sama
dengan saya. Akhirnya
saya tantang Yesus,
saya berdoa : "Ya Rabbi
'Isa kalau memang
Engkau Tuhan dan bisa
menyembuhkan segala
macam penyakit,
sembuhkanlah saya,"
dan mujizat terjadi
besoknya, saya telah
sembuh.
Akhirnya saya kaji lagi
surat Al-Ikhlas yang
menjadi sanggahan,
untuk percaya tentang
Isa Al-Masih itu dan
saya bandingkan
dengan kisah kehidupan
Isa Putra Maryam, dari
mulai kelahiran,mujizat-
mujizatNya, sampai
kepada kematian dan
kebangkitanNya kembali
bahkan kedatanganNya
yang kedua kali. Yang
lebih melekat di hati
saya, adalah Isa Putra
Maryam bisa
menghidupkan orang
yang sudah mati, kalau
manusia bisa seperti itu,
dia pasti takabur apalagi
kalau tidak ada dasar
kasih dalam hatinya dan
yang berkuasa atas
hidup matinya manusia
hanya Penciptanya
sendiri yaitu Allah.
Dari kesemua ayat-ayat
Al-Ikhlas itulah saya bisa
membuktikan kalau Isa
(Yesus) itu adalah Allah.
Tuhan bukakan mata
rohani saya, yang
selama ini tertutup oleh
illah-illah zaman ini dan
saat itu bisa percaya
bahwa Isa Almasih
(Yesus Kristus) tidak
hanya nabi tapi Dia juga
benar-benar Tuhan
Yang Maha Kuasa.
Pada suatu hari saya
butuh legalisir ijazah
saya di Sukabumi untuk
melanjutkan sekolah di
Bandung; saya harus
pergi ke sekolah saya
yang dulu, di mana
saya sekolah dan
mesantren. Ketika saya
minta legalisasi,entah
kenapa surat kelakuan
baik saya dari Kepolisian
terbaca oleh mereka dan
di situ agama saya
tertulis Kristen Protestan
sedangkan ijazah saya
dari Tsanawiyah;
akhirnya bukan terima
legalisasi tapi malah
berdebat dengan guru-
guru dan Ustad saya,
akhirnya saya pulang ke
Bandung dengan tangan
hampa.
Setelah saya bisa
percaya bahwa Isa itu
Tuhan dan Rabboni ,
tantangan pertama
malah datang dari orang
Kristen sendiri. Saya
dulu menilai orang-
orang Kristen yang suka
ke gereja itu baik-baik
karena ada ajaran kasih
tapi ternyata tidak, saya
pernah dimaki-maki dan
diolok-olok "Kamu jadi
Kristennya pura-pura,
mana mungkin orang
pesantren bisa masuk
Kristen, dasar tukang
pelet, tukang santet dll".
Dari kesedihan itulah
saya ingin pulang ke
rumah untuk mengadu
ke orang tua saya, tapi
apa yang saya dapati
ketika saya sampai di
rumah, semua keluarga
menjauhi, saya heran
kenapa semuanya
berubah seperti ini,
bahkan ketika orang tua
saya bilang: "Kamu
dikasih apa sih sama
mereka, sampai kamu
bisa menjual agama
kamu dan masuk
Kristen?" Saya kaget
orang tua saya tahu dari
mana? Dan dikiranya
saya masuk Kristen
dikasih supermi atau
dikasih apa saja sama
gereja, seperti apa yang
mereka sangka selama
ini, bahwa orang Islam
masuk Kristen dirayu
atau dikasih uang atau
pula dikasih makanan.
Dan caci maki pun
keluar, ayah saya bilang:
"Aku tidak pernah
menyangka kamu bisa
jadi kayak gini, kalau
kamu berbuat dosa
kayak apapun masih
bisa diampuni tapi ini
dosa murtad, dosa
yang tidak bisa
diampuni lagi, dulu aku
bangga kamu bisa
ngajar-ngajar ngaji,
dipakai di masyarakat
tapi sekarang tidak ada
artinya lagi, aku sampai
disidang oleh ketua
yayasan dan guru-guru
disitu dimaki-maki gara-
gara kamu masuk
Kristen, kamu sudah
benar-benar
mencemarkan nama
baik dari Pesantren
sampai bisa masuk
Kristen, entah ditaruh di
mana mukaku dan
nama baik keluarga ini
sama kamu, kamu kalau
binatang itu sudah mesti
dibunuh saking sudah
benar-benar
mencemarkan nama
baik, sampah di pinggir
jalan masih bisa
berharga, tapi kamu
tidak ada harganya
sama sekali, dan biar
kamu tahu nama kamu
itu sudah ayah
masukkan proposal dan
dikirim ke Menteri
Agama "
Untuk apa ??? Tanyaku,
biar suatu saat kalau
terjadi apa-apa sama
kamu, saya sebagai
orang tua sudah tidak
mau bertanggung
jawab lagi gara-gara
kamu masuk Kristen.
Bagaikan disambar
geledek di siang bolong,
kenapa mereka tega
seperti itu, dan
lengkaplah sudah
penderitaan saya waktu
itu, rupanya setelah
kejadian legalisasi ijazah
itu, ketua yayasan
langsung memanggil
orang tua saya, hingga
akhirnya mereka
sepakat nama saya
dimasukkan proposal
dan di kirim ke
Departemen Agama,
setelah tahu seperti itu,
saya tidak ada pilihan
lain lagi selain pergi dari
rumah itu dan bertekad
dalam hati "Ya Rabboni
'Isa, saya tidak akan
meninggalkan Engkau,
walau pun orang tua
saya atau saudara-mara
mengabaikan saya.
Hanya padamulah
Tuhan aku serahkan
segala bebanku ini".
Tuhan Allah telah amat
baik kepada diri saya.
Walau pun saya telah
pergi tanpa dibekali apa-
apa oleh ibu dan bapa,
Tuhan Allah Bapa
syurgawiku tidak
pernah mengabaikan
saya! Halleluyah!
Alhamdullilah! Sejak saat
itu Allah Bapa
syurgawilah yang telah
membekali saya setiap
kali baik dari segi rohani
dan fisikal, dan Dia
tidak pernah mungkiri
janji-janjiNya kepada
setiap domba-
dombanya termasuk
saya!
Sehingga akhirnya
tibalah waktunya bagi
saya untuk menyatakan
iman percaya saya
kepada Al-Masih 'Isa
sebagai Tuhan dan
Juruselamat saya
melalui Baptisan Kudus
di gereja GKI Jabar di
Bandung pada bulan
Desember 1994, setelah
selama sembilan bulan
belajar katekisasi.
Setelah selesai baptisan
itu saya berdoa,
"Tuhan, terima kasih
karena Engkau telah
memeteraikan saya,
tetapi saya tidak
ingin hanya saya saja
yang selamat, saya
pun ingin keluarga
dan saudara-saudara
saya diselamatkan,
dan saya ingin
menjadi Penginjil,
untuk memberitakan
kabar keselamatan
yang berasal dari
Engkau seperti yang
telah saya terima".
Dan ajaib sekali Tuhan
kita itu, Dia kirim dua
orang ibu dengan
membawa buku-buku
penginjilan banyak
sekali, padahal
sebelumnya saya tidak
pernah mengenal dan
sama sekali belum
pernah bertemu dengan
dua orang ibu itu, dan
itu merupakan sukacita
yang sangat besar sekali
saya rasakan, sebagai
jawaban dari doa saya
untuk menjadi penginjil,
dan puji Tuhan saya
diperkenankan belajar di
Pusat Latihan 'Christian
Centre Nehemia' Jakarta
dan dari apa yang saya
alami saya kesimpulan :
1.Tidak ada kekuatiran
dalam nama Rabbi 'Isa.
2. Kita tidak bisa
bersandar pada
kekuatan manusia
sekalipun itu orang tua
sendiri.
3. Dan keselamatan tidak
bisa kita peroleh dengan
amal baik kita atau
dengan cuba
mengumpul pahala
sebanyak-banyaknya,
karena keselamatan itu
suatu anugerah dan
hanya ada di dalam
nama 'Isa Al-Masih.
Demikianlah kesaksian
ini saya tulis, sebagai
rasa ucapan syukur
saya karena Rabboni Al-
Masih 'Isa Putra Maryam
telah
menyelamatkan saya
dari lembah dosa dan
kegelapan dan yang
telah membawa ke
dalam terang Allah yang
ajaib.
Amin ya robbal alamin,
Hormat kami,
Kartini A.I.
Catatan redaksi :
Dua orang ibu tersebut
menemukan alamat
yang bersangkutan di
suatu toko buku di
Bandung. Dua orang ibu
itu merasa terbeban dan
mencari alamatnya
sampai ketemu. Berkat
Tuhan! Tuhan sendiri
yang menuntun
mereka, pasti ketemu.
Hodu ladonai! Puji
Tuhan! Halleluya!
Tuhan memberkati
mereka semua Amin
Ulasan redaksi :
Kebanyakan orang
muslim, seperti saudara
Kartini A.I. banyak
membenci dan
mendebat orang
Kristen, padahal
Al Qur'an menyebutkan
orang Kristen, orang
Nasrani itu
persahabatannya paling
dekat dengan orang
lslam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar