Rabu, 06 Oktober 2010

Bag.3 TUHAN SUDAH PILIHKAN BUAT SAYA "Hidup Baru Dalam Kristus" Kesaksian: Hamran Ambrie

Lanjutan dari Bag.2
BERGUMUL DENGAN
PENGARUH LINGKUNGAN
Meskipun saya sudah
begitu mantap dan yakin
akan kebenaran ini, dan siap
sedia untuk menerima
Tuhan Yesus sebagai
Juruselamat pribadi-ku,
namun saya belum juga
dibaptiskan sebagaimana
seharusnya, karena adanya
pengaruh lingkungan yang
merupakan batu
sandungan. Rasa takut dan
khawatir menghantui.
Pengalaman saya dewasa
ini menunjukkan bahwa
memang banyak orang
yang pernah menyatakan
keinginannya untuk
menerima Tuhan Yesus
sebagai Juruselamat pribadi
mereka, namun mereka
sering terbentur kepada
pengaruh lingkungannya.
Hal ini terjadi mungkin
karena segan atau takut
dengan orang tuanya,
kadangkala juga takut
dengan majikannya kalau-
kalau ia nantinya
diberhentikan. Ada juga
yang terbentur kepada
hubungandengan isterinya
yang belum mau
menerima Yesus bersama-
sama, dan masih banyak
macam ragam batu
sandungan lainnya yang
menyebabkan seseorang
tersandung menerima
Yesus bertahta di dalam
hatinya. Pengaruh
lingkungan yang
menakutkan dan
mengkhawatirkan ini
memang sudah diaba-
abakan oleh Yesus sendiri,
sebagaimana diutarakannya
dalam Injil Matius 10:34-36.
Penderitaan yang mungkin
akan diterima oleh setiap
orang yang ingin menjadi
pengikut Kristus, misalnya
akan dibenci oleh ibu bapa;
akan terputusnya
hubungan keluarga, bahkan
sampai kepada
terancamnya jiwa sendiri.
Tetapi bagi mereka yang
berbulat hati tanpa ragu
menerima Yesus bertakhta
di hatinya, kekhawatiran
demikian sama sekali tidak
perlu ada. Setiap
kekhawatiran itu pasti akan
teratasi oleh pertolongan
Tuhan sendiri. Pengaruh
lingkungan demikian
memang saya alami
sendiri. Namun Tuhan
selalu membuka jalan.
Pada tahun 1962 hingga
1964 itu, saya masih saja
melakukan ibadah kembar,
yaitu bersembahyang
secara Islam dan ke Mesjid
setiap hari Jumat, juga pergi
ke Gereja setiap hari
Minggu, dan hari Sabtu ke
Gereja Advent. Kepergian
saya ke Gereja waktu itu
belumlah merupakan suatu
keyakinan, tetapi lebih
banyak hanya merupakan
penyelidikan kebenaran.
Karena saya sering
membaca uraian-uraian
pihak non-Kristen yang
mengatakan bahwa di
Gereja itu adalah ibadah
menyembah berhala,
seperti patung-patung dan
lain-lain. Karena itu saya
pergi ke semua Gereja yang
ada di sekitar Jakarta ini
berganti-ganti setiap
minggu, bahkan sering
saya lakukan dalam satu
hari Minggu itu saya
kunjungi dua atau tiga
Gereja untuk membuktikan
apa benar ada
penyembahan berhala
berupa: patung-patung atau
benda-benda lainnya.
Akhirnya dapatlah saya
berkesimpulan dan
membuktikan bahwa
sangkaan saya itu sama
sekali tidak benar. Karena
setiap Gereja yang saya
kunjungi, sama sekali tidak
pernah ada penyembahan
demikian. Maka sejak tahun
1964, memang roh-jiwa
saya telah dipenuhi oleh
Roh panggilan Tuhan, yaitu
Roh Kebenaran atau
Rohulkudus. Karenanya
pada saat itu dengan begitu
mantap saya sudah dapat
menerima Yesus sebagai
Juruselamat pribadi saya.
Namun masih ada
kelemahannya, yaitu saya
belum berani menyatakan
diri saya secara terbuka
sebagai seorang pengikut
Kristus. Saya masih
merahasiakan kekristenan
saya. Saya sudah pergi ke
Gereja GKI Kwitang untuk
pertama kalinya, meminta
supaya saya dibaptiskan
secara rahasia, karena saya
tidak ingin diketahui oleh
keluarga, antara lain oleh
isteri saya sendiri. Saya
tidak tahu persis siapa
petugas Gereja waktu itu.
Namun permintaan saya
yang istimewa ini ditolak
dengan alasan bahwa tidak
ada pembaptisan secara
rahasia. Beberapa minggu
kemudian, dengan maksud
yang sama saya pergi juga
menemui pendeta J.
Sapulete, Gereja Bethel
Jatinegara. Saya segera
akan dapat dibaptiskan,
asalkan saja saya
membawa 2 atau 3 orang
saksi tetangga orang-orang
seiman Kristen yang akan
dapat mengawasi dan
memimpin agar saya dapat
hidup benar-benar secara
Kristen. Syarat ini tentu saja
tidak dapat saya terima,
karena saya masih belum
dapat menyatakan dari saya
sebagai seorang Kristen
secara terbuka. Hal ini
disebabkan pengaruh
lingkungan, terutama sekali
keluarga saya sendiri yang
tadinya saya perkirakan
akan menimbulkan reaksi
penentangan atau
pemutusan hubungan
keluarga dan lain-lain. Saya
takut membicarakan
kekristenan ini kepada isteri
saya, karena saya menduga
akan menimbulkan
kericuhan rumah tangga.
Saya takut mengajak isteri
saya pergi ke Gereja, sebab
kalau-kalau saya dibalasnya
dengan mengajak saya ke
penghulu untuk bercerai.
Saya takut jika dihadapkan
kepada perceraian itu.
Karena itulah saya ingin
menerima Yesus Kristus ini
hanya secara diam-diam
saja. Namun jiwa saya
memang sudah tidak
berubah lagi. Saya tidak
ragu menerima Yesus
Kristus. Saya tidak lagi
beribadah secara kembar,
melainkan sudah
manunggal, hanya ke
Gereja saja. Tetapi saya
masih ada rasa takut dan
khawatir akan reaksi
keluarga. Saya sudah tidak
tahu pasti bagaimana
caranya mengatasi kesulitan
ini. Juga saya tidak pernah
datang kepada siapapun
juga untuk meminta
nasehat atau pandangan
dalam hal ini. Pergumulan
saya waktu itu benar-benar
terasa sekali beratnya.
Tetapi Tuhan untuk
kesekian kalinya membuka
jalan menolong
memecahkan pergumulan
saya ini. Kalau tadinya saya
menduga bahwa kalau saya
berbicara dengan isteri saya
untuk berpindah agama
dari Islam ke Kristen,
makapastilah akan
menimbulkan reaksi
penentangan,namun Tuhan
malah melalui isteri saya itu
sendiri membukakan pintu
kebenaran ini. Kepada isteri
saya diberikan suatu
penglihatan kedamaian
melalui terangnya dan
indahnya pohon natal yang
pada waktu itu sedang
berkelap-kelip di banyak
rumah keluarga Kristen.
Terlintas di dalam hatinya
betapa indahnya kehidupan
di dalam keluarga Kristen
yang ia dapat rasakan
kedamaian dalam lagu-lagu
Natal yang syahdu dan
terang cemerlang natal
yang menggambarkan
kehidupan cerah setiap
keluarga Kristen. Untuk
menyatakan rasa hatinya
itu, isteri saya beserta
seorang anak saya yang
perempuan datang kepada
saya, menyatakan
keinginannya untuk
menjadi seorang Kristen
dalam keluarga Kristen.
Kesempatan ini, tentu saja
tidak akan saya abaikan.
Karena itu besok paginya
tepat hari Natal, saya datang
menemui Bapak Pdt. J.
Sapulete untuk kedua
kalinya dengan menyatakan
bahwa kami sekeluarga
ingin dibaptiskan untuk
menerima Tuhan Yesus.
Permintaan saya sekali ini
benar-benar berjalan
dengan lancar dan kami
sekeluarga dibaptiskan pada
tanggal 26 Desember 1969
oleh Bapak Pdt. J. Sapulete
di Gereja Bethel Jemaat
GPIB. Koinonia Jatinegara,
yaitu saya beserta isteri
dengan 7 anak. Seorang
anak lagi menyusul
seminggu kemudian.
Rupanya anak saya yang
laki-laki ini pun sebenarnya
juga sudah sering ke
Gereja, tetapi secara
sembunyi-sembunyi pula
takut diketahui oleh
ayahnya. Dan saya ke
Gereja takut diketahui oleh
anak-anak dan isteri saya.
Jadi kami ke Gereja saling
umpet-umpetan rupanya.
Puji Tuhan, karena akhirnya
memang seluruhnya
menjadi pengikut Kristus,
menerima dan
menempatkan Yesus
Kristus bertahta di hati kami
masing-masing.
Berkat yang berkelimpahan.
Sesudah saya dan keluarga
dibaptiskan 26 Desember
1969, suasana rumah
tangga kami terasa sekali
perubahannyayaitupenuh
dengan kegembiraan dan
sukacita. Banyak berkat
yang kami terima dan
rasakan berupa perubahan-
perubahan hidup dan
kehidupan.
Rasul Paulus mengatakan:
"Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru; yang lama
sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru
sudah datang" (2 Korintus
5:17).
Apabila seseorang
menerima Yesus Kristus
sebagai Juruseiamatnya,
maka Allah membuat suatu
perubahan dalam
hidupnya. Sifat Kristus
dimasukkan ke dalam
dirinya. Alkitab berkata:
"Kamu ada bagian di dalam
sifat Ilahi". Sifat yang baru
ini menghasilkan kesukaan
yang baru, keinginan yang
baru, ketidak-sukaan yang
baru, kasih yang baru. Hal-
hal yang dulu seseorang
sayangi, sekarang ia benci,
dan hal-hal yang dulu ia
benci, sekarang ia sayangi.
Kehidupannya telah
berubah. Perubahan ini
nampak juga pada
kehidupan secara lahiriah
bagi seseorang, dan akan
diperlihatkan kepada orang-
orang sekitarnya. Seluruh
pandangannya akan
diubah, dan hal ini akan
membawa perubahan
dalam kata-kata dan apa
yang diucapkan dan
dibicarakannya. Sungguh
ajaib! Perubahan-perubahan
ini memang saya alami dan
rasakan seluruhnya dalam
hidup dan kehidupan kami
sekeluarga dalam waktu
sangat singkat sekali. Tabiat
pemarah menjadi hilang
dan berangsur berganti
dengan kasih. Kehidupan
rohani dapat kami rasakan
kelegaan dan rasa damai
bahagia. Perasaan bimbang
dan ragu sudah tidak ada
lagi. Jiwa kami sungguh-
sungguh merasa mantap
dan penuh dengan sukacita.
Begitupun kehidupan
jasmani kami mengalami
perubahan yang sangat
nyata berupa berkat-berkat
berkelimpahan.
Pengalaman ini
membuktikan kebenaran
janji janji Allah yang
disampaikan oleh Yesus
Kristus.
"Barangsiapa haus, baiklah
ia datang kepadaKu dan
minum. Barangsiapa yang
percaya kepadaKu, seperti
yang dikatakan oleh kitab
Suci: "Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran
air hidup" (Yohanes
7:37-38).
Yesus berkata: "Aku datang,
supaya mereka
mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam
segala
kelimpahan'' (Yohanes
10:10b).
Tetapi perubahan hidup
rumah tangga kami yang
begitu nyata dan cepat ini
pun menjadi fitnah.
Tetangga-tetangga kami
bahkan keluarga kami
sendiri mengira kami
mendapat bantuan dari
Gereja sebagai imbalan
kami menjadi Kristen.
Sering orang sampaikan ke
telinga kami pameo orang
yang mengatakan: "Kalau
ingin kaya mendadak, turuti
sikap Pak Ambrie tuh, jadi
orang Kristen, nanti akan
menerima sokongan Gereja
jutaan rupiah", dan lain-lain.
Hal ini mereka sangka
bahwa perubahan hidup
kami yang berkelimpahan
itu adalah semata-mata
dikarenakan pemberian
Gereja, sebagai imbalan
karena menjadi seorang
Kristen. Tidak! Sama sekali
tidak! Satu sen pun kami
tidak pernah menerima
bantuan dari Gereja
ataupun dari seseorang
pribadi sebagai imbalan
pembujukan untuk
menerima Kristus, baik
berupa uang, maupun
berupa materi lainnya atau
janji-janji pekerjaaan dan
lain-lain. Benar-benar
perubahan hidup kami
yang berkelimpahan waktu
itu, adalah semata-mata
karena berkat kemurahan
Tuhan, yang memang
sudah dijanjikan bahwa
kepada yang percaya akan
diberikan segala
kelimpahan.
Kristen pasif
Selama 2 tahun (1970-1972)
saya hanya menjadi
seorang Kristen pasif. Saya
terlalu sibuk mengurus
usaha untuk hidup dan
kehidupan rumah tangga
saja. Saya hanya ke Gereja
pada hari Minggu, dan
membaca Alkitab hanya
kalau ada waktu yang
senggang. Sikap saya yang
demikian ini telah mendapat
teguran dari Tuhan. Terasa
sekali Tuhan
memperingatkan saya
waktu itu, bahwa: "Kalau
kamu ingin menjadi
seorang Kristen bukanlah
bersikap pasif demikian.
Tidaklah layak kamu hanya
berpangku tangan
menikmati berkat-berkat
Tuhan yang telah
mencukupi kebutuhan
hidupmu. Sebagai seorang
Kristen pengikut Kristus,
kamu harus bangkit
bersaksi memberitakan Injil
Kristus sebagaimana sudah
diamanatkan dalam Matius
28:19-20." Bagaimana
caranya saya harus mulai
melakukan kesaksian dan
pemberitaan Injil ini? Hasrat
memang ada, namun tidak
tahu bagaimana cara
memulainya. Untuk ini,
sekali lagi Tuhan membuka
jalan bagi saya. Bagaimana
caranya Tuhan
membukakan jalan ini,
dapat saya uraikan sebagai
berikut: Pada suatu hari,
seorang kawan akrab dari
Banjarmasin datang
menginap di rumah saya.
Ia memang kawan akrab
yang dapat saya katakan
sehidup-semati, senasib
sepenanggungan, karena
setiap kali ada
penangkapan-penangkapan
serdadu Belanda, kami
selalu bertemu dalam
penjara atau dalam kamp-
kamp pengasingan/
tawanan. Kedatangannya
memang tetap seperti biasa
saja, karena di rumah saya
sama sekali tidak ada tanda-
tanda sebagai seorang
Kristen. Ucapan
"Assalamualaikum"-nya
pun saya jawab "alaikum
salam." Tetapi dari tetangga
saya, kawan saya ini
mendapat kabar bahwa
saya telah berubah menjadi
pemeluk agama Kristen.
Teman saya ini tentu saja
membantah dan
meyakinkan tetangga saya
itu bahwa kejadian
demikian tidak mungkin
terjadi. Dia mengatakan:
Saya kenal betul dengan
Hamran Ambrie, bukan
hanya di Jakarta ini saja,
tetapi sejak dari
Banjarmasin. Dia bukanlah
seorang Islam abangan,
tetapi ia benar-benar
seorang Muslim yang
cukup sadar. Di daerah ia
dikenal sebagai seorang
pejuang Islam yang militan,
malah ia seorang Islam anti
Kristen, seorang pemimpin
Muhammadiyah, seorang
penulis (wartawan) Muslim
dan Mubaligh Islam yang
cukup dikenal baik di
Kalimantan Tengah (Kapuas
dan Barito) maupun di
Kalimantan Timur
(Balikpapan dan
Samarinda). Bahkan dalam
Kongres Umat Islam se-
Kalimantan di Amuntai
1947, Hamran Ambri
adalah salah seorang dari
promotornya. Dalam TNI ia
diangkat menjadi Imam
Tentara Angkatan Darat di
Banjarmasin. "Jadi saya
yakin sekali bahwa Hamran
Ambrie tidaklah mungkin
dengan sadar menukar
agama Islamnya dengan
Kristen."
Tetapi tetangga saya itu
meyakinannya bahwa
sekampung kami ini tahu
betul dan melihat dalam
beberapa tahun ini, bahwa
saya memang selalu ke
Gereja dan setiap Natal
memasang pohon
teranguntuk merayakan
Nataldi rumahnya. "Untuk
jelasnya, sebaiknya
langsung saja ditanyakan
padayang bersangkutan,
bagaimana jawab dan
keterangan yang
sebenarnya," tukas
tetangga saya itu. Begitulah
sekembalinya teman saya
ini dari bertamu, memang
langsung ia menanyakan
peristiwa itu kepada saya,
apakah benar kabar bahwa
saya itu sekarang sudah
beralih agama menjadi
seorang Kristen. Pertanyaan
ini tentu saja tanpa ragu-
ragu saya jawab: "Ya,
memang benar demikian.
Saya beserta seluruh
keluarga sudah
dibaptiskan." Mendengar
jawaban saya ini, ia pun
menangis. Ia menangis
karena sangat menyesakan
bawa hal itu telah terjadi.
Tetapi ia tidak dapat banyak
berbuat. Dia hanya tinggal
tertegun seketika. Sesudah
ia kembalike Banjarmasin, ia
ceritakan peristiwa ini
kepada orang-orang lain,
terutama kepada kawan-
kawan karib saya disana,
yaitu apa yang telah
terjadiyaitu
mengenaikepindahan saya
ke agama Kristen itu. Oleh
seorang kawan akrab
lainnya sebagai wartawan
Muslim peristiwa ini
dilangsir dalam
pemberitaan surat kabar
Harian UTAMA yang terbit
di Banjarmasin.
Sdr. H. Arsyad Manan,
dengan kepala berita yang
dicetak dengan huruf-huruf
besar, antara lain
mengatakan:
SEORANG TOKOH
PERGERAKAN MASUK
KRISTEN
Tokoh Muhammaddiyah di
tahun tigapuluhan
Pernah menjadi Pemimpin
Redaksi JIHAD.
Sdr. Js. Antemas menulis
antaranya:"MASUKNYA
SEORANG TOKOH
MUHAMMADIYAH KE
AGAMA KRISTEN" -"Berita
yang sangat mengejutkan".
Penulis lain, Sdr. Arthum
Artha
mengharapkan:"Semoga
berita ini tidak benar,
Hamran Ambrie, calon
perintis kemerdekaan masih
diyakinkan Islamismenya."
Dari tokoh-tokoh Alim
Ulama di Banjarmasinpun
turut menanggapi berita
yang menghebohkan ini,
dengan prasangka
"problema-problema
kesulitan ekonomi sekarang
ini bisa menyebabkan
seseorang beralih agama".
Siapa tokoh agama ini, tidak
diberitakan. Bahkan dari
Perguruan Tinggi Islam lAlN
Antasari Banjarmasin, turut
menanggapi berita
kekristenan saya ini.
Sementara itu dari
Sekretaris PMW
(Muhammadiyah)
Banjarmasin berusaha
menolak, bahwa saya
bukan tokoh
Muhammadiyah, tetapi
diakuinya sebagai pejuang
Muslim. Berita kekristenan
saya ini dilangsir dalam
surat kabar tersebut dengan
maksud supaya saya
merasa malu, dan
akibatnya mereka dapat
mengharapkan agar saya
akan kembali ke agama
Islam. Tetapi kehendak
mereka berbeda dengan
kehendak Tuhan. Tuhan
memakai mereka
sedemikian rupa, adalah
untuk membangunkan
saya agar menjadi seorang
Kristen yang aktif dan
bersaksi bagi kebenaran
keilahian Yesus Kristus.
Begitulah selama hampir 2
bulan peristiwa kekristenan
saya ini menjadi
pembicaraan umum dan
pemberitaan dalam surat
kabar umum Harian
UTAMA di Banjarmasin.
Bahkan saya mendapat
kabar, hampir terjadi
pertumpahan darah antara
keluarga saya yang
beranggapan bahwa
pemberitaan itu adalah
fitnah, dimana merekaingin
menyerang penulis-penulis
itu. Untunglah saya segera
mengirimkan "Surat
Terbuka" (Berita Pengakuan)
kepada harian UTAMA di
Banjarmasin yang dimuat
segera dalam penerbitan
harian, sebagai berikut:
SURAT TERBUKA
Untuk pembaca Harian
UTAMA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat,
Mengenai pemberitaan
pribadi saya sekarang
menganut Agama Kristen
Protestan, adalah memang
benar demikian, dan telah
saya yakini sejak tahun
1964. Jika pemberitaan
dalam harian saudara selalu
digambarkan sangat
mengejutkan, hal ini tidak
lain karena pemberitaannya
itu selalu dikaitkan pribadi
saya sebagai tokoh ini,
tokoh itu, seorang pejuang
dan sebagainya. Terima
kasih atas tanggapan dan
penghargaan kawan-
kawan, meskipun
sebenarnya sampai saat ini
saya sama sekali tidak
merasa dan tidak pernah
menyatakan diri sebagai
tokoh atau pejuang apapun
juga. Jika dalam masa yang
lampau saya ikut dalam
perjuangan seperti apa
yang ditulis oleh kawan-
kawan itu, sebenarnya tidak
lebih dari pada satu
kewajiban sebagai seorang
putra tanah air. Dan justru
karena itulah sampai saat ini
merupakan suatu
pantangan bagiku untuk
memintaagar diberikangelar
jasa, baik sebagai Veteran
maupun sebagai Perintis
Kemerdekaan, karena yang
sudah saya kerjakan itu
hanyalah kewajiban. Terima
kasih kepada kawan-kawan,
terutama Sdr. H. Arsyad
Manan (surat saudara
belum pernah saya terima),
Js. Antemas dan Arthum
Artha, yang telah menulis
seperlunya. Dan tulisan
saudara-saudara itupun
tidaklah ada yang harus
saya bantah atau tanggapi
lagi kecuali sebagai koreksi,
bahwa sebenarnya sampai
saat ini saya belum pernah
menandatangani formulir
permohonan Perintis
Kemerdekaan itu. Kepada
saudara Arthum Artha,
telah saya kirimkan "Catatan
Iman" yang menjadi
landasan saya berpijak
dalam menganut agama
Kristen Protestan ini.
Meskipun apa yang terjadi,
namun kawan tetap kawan,
sahabat akrab tak
terputuskan. Hanya sekian,
dan terima kasih kepada
semua pihak.
Jakarta, 6 Mei 1972.
Wassalam
Hamran Ambrie
Mulai menjadi Kristen aktif
bersaksi
Sesudah dimuatnya "Surat
Terbuka" pernyataan saya
di atas, mulailah pula
berdatangan surat-surat
dari kawan-kawan di
Banjarmasin dan Hulu
Sungai yang bernadakan:
sangat menyesalkan
kejadian ini, disertai dengan
nasehat dan peringatan
ayat-ayat Quran. Ada juga
yang bertanya apa latar
belakang yang
menyebabkannya, dan lain-
lain. Semuanya itu adalah
langkah permulaan bagi
saya untuk bangkit bersaksi
dengan aktif. Mula-mula
surat-surat itu dibalas satu
per satu dengan detil.
Kemudian meningkat
penjelasan "catatan iman"
distensil. Kemudian
meningkat lagi,
mengharuskan saya
menerbitkan risalah tentang:
"ALLAH, YESUS DAN
ROHULKUDUS", yang
dicetak dengan Handpress
Penerbitan penyempurnaan
berikutnya adalah
"KRISTOLOGI DAN
TAUHID" 1973. Akibatnya
surat-surat yang datang
semakin banyak dalam
bentuk pertanyaan dan rasa
simpati, juga ada yang
berbentuk pembahasan
mencari kebenaran.
Begitupun beberapa
majalah Islam yang terbit di
Jawa menulis tentang
kekristenan saya ini,
merupakan serangan iman.
Dengan adanya tulisan-
tulisan itu, surat-surat yang
datang kepada saya
bertambah-tambah banyak
lagi. Surat-surat yang saya
layani itu datang dari
segenap penjuru tanah air,
misalnya dari Banjarmasin
dan kaum Muhammadiyah
di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, juga dari
Sumatera (Palembang,
Medan, Padang, Aceh dan
lain-lain) bahkan dari luar
negeri (Mesir dan Malaysia).
Semuanya ini adalah
merupakan rencana Allah
sendiri agar saya bangkit
bersaksi dengan wajar. Di
antara korespondensi saya
itu, terjadilah juga surat
menyurat yang panjang
berjalan lebih dari 6 bulan
lamanya. Pelbagai masalah
kekristenan dibahas,
diantaranya telah saya
bukukan dan diterbitkan
sebagai dokumentasi
kebenaran, yaitu:
1. Korespondensi dengan
Sdr. H.M. Yoesoef Sou'yb,
wartawan Muslim Medan
(Pembantu Redaksi Majalah
Kiblat Jakarta).
2. Korespondensi dengan
Sdr. Samudi, Guru Agama
Islarn di Salatiga (penulis
Muslim Majalah Panji
Masyarakat Jakarta).
3. Koresponden dengan
Sdr. Imam Musa
Projosiswoyo, Reaksi
Majalah Studi Islam Jakarta.
4. Korespondensi dengan
Sdr. Wahyono Hadi a/n
Darul Kutubil Islamiyah
Jakarta.
5. Korespondensi dengan
Sdr. Ali Ya'kub Matondang,
Student Islam di Cairo
(Mesir).
6. Korespondensi dengan
Sdr. A. Hasan Tou,
Mubaligh Islam Jemaat
Ahmadiyah Indonesia di
Denpasar Bali.
7. Korespondensi dengan
Sdr. Ezif Fahmi dan kawan-
kawan(sekelompok
Pemuda-pemuda Islam di
FE UNAIR) Surabaya.
8. Korespondensi dengan
Sdr. M.A. Fadly, Pemimpin
Mesjid Agung, Cimahi
(Bandung).
Naskah-naskah
korespondensi hingga 1978
(bahkan sampai akhir 1979
ini), sudah ribuan penulis-
penulis surat dari saudara-
saudara kita yang berlatar
belakang pendidikan Islam
dari seluruh pelosok tanah
air Indonesia ini yang saya
layani. Setiap hari surat-
surat yang datang
membesarkan hati. Mereka
yang datang dengan surat-
surat itu memang
berkeinginan mencari
kebenaran dan merasa
puas sesudah mendapat
keterangan. Puji Tuhan!
Bahkan yang datang secara
pribadi/langsung pun
sekarang setiap hari ada.
Karena begitu banyaknya
perhatian, saya
menyediakan waktu khusus
untuk konsultasi kebenaran
iman Kristen ini setiap hari:
Selasa, Kamis dan Sabtu,
sehari penuh dari pagi
hingga malam. Puji Tuhan
untuk semua ini, karena
Tuhan telah memakai saya
sebagai pengantara untuk
menjelaskan kebenaran
Alkitab dan keilahian Yesus
Kristus, terutama kepada
saudara-saudara kita yang
berlatar belakang
pendidikan Islam, agar
mereka dapat memahami
ajaran Kristen ini, secara
wajar saja. Sebab
kesalahpahaman atau
interprestasi yang keliru
selama ini terhadap Alkitab
dan kellahian Yesus Kristus
haruslah segera diperbaiki
dengan menunjukkan
kebenarannya.
Mulai Pelayanan Keluar
Sejak tahun 1973 hingga
Februari 1978, saya
bersaksi hanya dari
belakang meja tulis, yaitu
dengan membalas surat-
surat yang meminta
keterangan tentang
kekristenan. Semua
pembahasan dari pelbagai
surat inilah diantaranya
yang saya terbitkan sebagai
dokumentasi kebenaran.
Tetapi pada pertengahan
Februari 1978 itu saya
berdoa: "Ya Tuhan,
berikanlah kepada saya saat
ini ladang baru, karena
ladang pelayanan surat-
menyurat ini sekarang
sudah agak sepi. Dalam
berdoa ini saya langsung
mendapat jawaban supaya
besok pagi saya pergi
keluar rumah, dari sanalah
nanti akan mendapat ladang
baru ini. Besok paginya,
waktu pagi-pagi saya keluar
rumah dengan tujuan yang
belum dapat ditentukan
kemana harus pergi. Waktu
saya sampai di jalan besar,
saya meminta supaya
Tuhan mengarahkan
langkah saya kemana
harusnya saya melangkah
pergi berjalan. Roh saya
mengatakan supaya saya
ini berjalanke sebelah utara.
Karena saya tidak tahu
persis tujuannya, saya
hanya berjalan kaki saja,
tidak dapat menggunakan
kendaraan seperti bis atau
oplet. Saya
berjalan...berjalan...dan
terus berjalan. Waktu saya
sampai di depan kantor
Lembaga Alkitab Indonesia,
Roh mengatakan supaya
saya masuk ke kantor
Lembaga Alkitab Indonesia
ini. Saya ragu karena disana
tidak ada kenalan saya yang
intim. Memang disana dulu
ada Bapak Ds. B.
Probowinoto, tetapi beliau
itu kini sudah pindah ke
Salatiga. Karena itu, kalau
saya masuk ke kantor ini,
dengan siapa saya harus
berbicara, dan apa yang
harus saya bicarakan.
Tetapi karena begitu keras
desakan Roh menyuruh
saya untuk masuk juga,
maka saya langkahkan kaki
saya masuk kesana. Salah
seorang yang melihat dan
mengenal saya, dengan
segera menegur saya: "Pak
Ambrie Puji Tuhan;
kebetulan sekali, bahwa
bapak itu (sambil menunjuk
kepada seseorang yang
kemudian saya kenal adalah
Ds. M.Y. Kasodu S.Th.)
ingin bertemu dengan
Bapak." Maka segeralah
kami berbincang-bincang.
Kemudian datanglah juga
Bapak Ds. M.K.
Tjakraatmadja (pengganti
Ds. B. Probowinoto) yang
juga sudah mengenal nama
saya dan ingin bertemu.
Dari perbincangan ini saya
mendapat berkat (rezeki),
karena mereka membeli
beberapa buku saya. Saya
berfikir, apakah ini yang
dikatakan ladang baru itu?
Tidak! Saya ingin kembali
saja ke rumah. Tetapi roh
saya menyuruh supaya
saya melanjutkan
perjalanan ke utara lebih
jauh lagi. Dan saya terus
juga berjalan, hingga
sampai didepan jalan
Kramat V. Roh mengatakan
supaya masuk ke jalan
Kramat V ini, danmenemui
Bapak Ds. Dr. Ais M.O.
Pormes. Saya berfikir
bagaimana mungkin saya
berbicara dengan Bapak Ais
M.O. Pormes ini karena
saya tidak begitu kenal, dan
tidak sepergaulan. Memang
sudah pernah bertemu,
kira-kira tiga tahun yang
lalu. Tetapi karena memang
demikian suruhan Roh
yang ada di dalam jiwa
saya, saya pergi juga,
masuk ke jalan Kramat V ini
dengan tetap berjalan kaki
saja. Sebelum saya masuk
rumah, saya kembali
menjadi ragu karena rumah
ini dulu agak ramai -
banyak pekerja-pekerja
pelayanan Tuhan, tetapi
sekarang sepi. Mungkin
Bapak Ais M.O. Pormes ini
sudah pindah. Rupanya
Bapak Ais M.O. Pormes
sudah melihat saya dan
menjemput saya dimuka
pintu, dan berkata:
"Hei...Pak Ambrie! Sudah
dari kemarin saya ingat dan
ingin bertemu dengan Pak
Ambrie karena ada yang
hendak saya
perbincangkan. Saya
menginginkan supaya kita
dapat bekerja sama."
Saya agak heran,
bagaimana mungkin Bapak
Ais Pormes ini mengingat-
ingat saya, sedangkan saya
tidak pernah bergaul rapat
dengan beliau. Tetapi saya
ingat akan doa saya
kemarin. Jangan-jangan
memang kepada beliau
inilah Roh menyuruh saya
datang untuk mendapatkan
ladang baru tersebut.
Dalam bincang-bincang itu
banyak hal yang
menyegarkan hati dan
perasaan saya, karena
benar-benar Pak Ais
Pormes mengharapkan
saya untuk bekerja sama
dalam pelayanan Tuhan
dewasa ini, terutama beliau
sangat memperhatikan
akan kesehatan saya yang
pada saat itu kelihatan
buruk. Akhirnya Bapak Ais
Pormes meminta kepada
saya membawa suratnya
kepada seorang hamba
Tuhan, yaitu Bapak K.M.
Sinaga, Direktur Bumi Asih
di Jalan Solo 5. Surat itu
saya sampaikan. Kemudian
dari Bapak K.M. Sinaga saya
diminta datang ke Hotel
Indonesia pada hari Jum'at
pagi karena kata beliau,
banyak pendeta yang
hendak berkenalan dengan
saya. Jumat pagi tanggal 24
Februari 1978, saya datang
di Hotel Indonesia, yaitu
dalam satu pertemuan
kelompok doa yang
diadakan oleh pengusaha-
pengusaha Kristen Jakarta,
yang dikenal dengan
sebutan "CBMC" (Christian
Businessman Committee).
Waktu nama saya
diperkenalkan, sebenarnya
sudah banyak orang
mengenal nama saya,
namun barulah pada hari
itu mereka mengenal saya
secara pribadi. Dan mulai
saat itulah saya diundang
untuk melayani kebaktian-
kebaktian rumah tangga
dan bersaksi, kemudian
meningkat melayani
kebaktian dan bersaksi di
banyak Gereja di sekitar
Jakarta dan Bandung.
Hingga sampai pada saat
ini, saya sudah keluar
daerah Jakarta pula,
misalnya mengunjungi
Kalimantan Selatan
(Banjarmasin, Amuntai),
dan Kalimantan Tengah,
Palangkaraya, Jawa Timur
(Surabaya dan Malang),
Bandung dan lain-lain. Inilah
rupanya ladang baru itu.
Saya akan melayani
memasyurkan Injil Kristus
ini melalui pelbagai
pertemuan dan mimbar-
mimbar. Meskipun
sekarang saya sudah
mendapatkan ladang baru
berupa pelayanan,
korespondensi tidak pernah
terhenti, bahkan semakin
bertambah-tambah banyak
juga. Puji Tuhan!
Semuanya ini merupakan
berkat dan semuanya dapat
saya layani dengan penuh
suka cita.
Tambahan, kesaksian
selama 1979.
Ada beberapa kesaksian
yang perlu juga
dikemukakan selama tahun
1979 ini antara lain:
1. Pada tanggal 13 Mei 1979,
atas undangan tertulis, saya
telah diundang untuk
mengadakan ceramah di
mesjid Darussalam, Jl.
Batanghari Jakarta oleh
sekelompok pemuda-
pemuda Islam yang
tergabung dalam Lembaga
Pengajian Islam Al Furqan.
Pokok pembahasan
ceramah adalah: Keilahian
Yesus Kristus. Penyanggah
ulama: Drs. Bunyamin
Roham dan Sany Arti. Yang
hadir, undangan kira-kira
100 orang terdiri dari putra-
putri pelajar dan guru-guru
Agama Islam. Saya hanya
datang sendiri sebagai
pemberi jawab, dengan 4
orang kawan lain untuk
pengambilan photo dan
lain-lain. Kesan terakhir,
sangat baik, berjalan
dengan ramah tamah dan
bersalaman satu sama
lainnya.
2. Pada tanggal 22 Juli 1979,
ceramah ini berkelanjutan
antara saya dengan
beberapa tokoh-tokoh
Islam dari Majelis Ulama di
Jakarta. Ceramah ini dihadiri
oleh banyak tokoh-tokoh
Islam. Pokok pembahasan
ceramah adalah: Allah
Tritunggal Maha Esa. Ada 10
orang terdaftar sebagai
penyanggah-penyanggah,
antara lain Bapak Prof. Dr.
H.M. Rasyidi, Drs.
Bunyamin Roham, Dr.
Tagor, Dr. Asmuni.
Moderator: Dr.
Marmansyah Rahman.
Pertemuan malam itu
seyogyanya juga akan
dihadiri oleh Bapak Prof. Dr.
Hamka, dan Drs. H.
Hasbullah Bakry SH., tetapi
kedua tokoh ini berhalangan
untuk hadir. Pengunjung
ditaksir kurang lebih 150
orang terdiri dari tokoh-
tokoh Islam dan guru-guru
Agama, cerdik pandai.
Brosuracara ini sudah
diterbitkan oleh PBK Sinar
Kasih.
3. Selama 2 bulan, mulai 15
Agustus mengunjungi
tempat di luar Jakarta,
antara lain Jawa Barat, Jawa
Timur kemudian 1
September mengadakan
kunjungan misi
Pemberitaan Injil ini ke
Manado, Ujung Pandang,
Tanah Toraja, Palopo
Balikpapan, Banjarmasin
dan Kapuas.
PENUTUP
Janji Keselamatan Hidup
Kekal di Sorgabagi
Pengikut-Pengikut Kristus
KESELAMATAN adalah
pokok sasaran bagi setiap
orang. Keselamatan bagi
dirinya, keselamatan bagi
keluarganya, keselamatan
bagi harta benda
kekayaannya, dan seribu
satu macam keselamatan.
Semuanya itu adalah
menjadi pokok utama
kebahagiaan hidup. Bagi
setiap orang yang
beragama, keselamatan itu
tidak hanya berhenti pada
batas kehidupan
duniawinya saja, tetapi juga
keselamatan bagi
rohaninya, terhindar dari
pengaruh berbuat dosa,
pengaruh berbuat
kejahatan. Keselamatan
rohaninya penuhdengan
kasih-sayang
yangkesemuanya adalah
untuk keselamatan hidup di
alam sorgawi. Jika
sekiranya Adam dan Hawa
tidak berbuat salah jatuh ke
dalam dosa, maka manusia
akan tetap tinggal dalam
sorga dengan kehidupan
yang kekal. Tetapi karena
dosa Adam dan Hawa,
melanggar larangan Tuhan,
menyebabkan manusia
dimulai dari Adam dan
Hawa dikeluarkan dari
kehidupan yang kekal itu, ke
alam dunia, dengan
kehidupan yang fana, tidak
kekal, yaitu mengalami
maut, kematian rohani, dan
kematian jasmani.
Kehidupan yang fana
dengan kematian rohani
dan jasmani inilah
merupakan dosa Adam dan
Hawa yang kita warisi,
diwarisi oleh semua umat
manusia di dunia ini,
diwarisi oleh saya dan
saudara. Tetapi Allah yang
Rahmani dan Rahimi itu
tidak membiarkan kita
untuk tetap mati rohani
terpisah dengan Allah, dan
Dia berjanji akan
memberikan kehidupan
yang kekal kembali di alam
sorgawi sebagaimana
Adam dan Hawa semula
dijadikan.
Tindakan pertama:
Allah berfirman melalui
lidah para nabi dahulu kala,
agar manusia menjadi
orang yang taat kembali
kepada Allah, menuruti
Hukum-hukumNya, antara
lain Taurat dan Kitab para
nabi (Ibrani 1:1a).
Tindakan kedua:
Allah menjadikan Firman-
Nya itu, dalam kehidupan
seorang manusia, yaitu
Yesus Kristus, yang disebut
juga "Firman yang
Hidup" (Kalimatil hayawaht),
dengan kata lain disebutkan
juga sebagai "Anak Tungga!
Bapa" (Ibrani 1:1b, Yohanes
1:1,14, 1 Yohanes 1:1).
Tindakan ketiga:
Allah memimpin umat
manusia dengan
Rohulkudus, yaitu Roh Allah
itu sendiri untuk
memberikan pertolongan
bimbingan (taufik dan
hidayaht) umat di dunia ini,
agar mentaati segala firman
Allah yang telah tertulis
dalam Alkitab dewasa ini.
Maka bagi orang-orang
yang mentaati itu semua,
dijanjikan untuk kembali
mendapatkan kehidupan
yang kekal di alam sorgawi
sebagaimana asalnya Adam
dan Hawa dijadikan.
Perlu dicatat:
"Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini,
sehingga la telah
mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup
yang kekal" (Yohanes 3:16).
"Siapa yang percaya dan
dibaptis akan diselamatkan,
tetapi siapa yang tidak
percaya akan
dihukum" (Markus 16:16).
Yesus mengatakan: "Aku
datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam
segala
kelimpahan" (Yohanes
10:10). "Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa
sampai pada akhir
zaman" (Matius 28:20).
"Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kau berdiri
melihat kelangit? Yesus ini,
yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu akan
datang kembali dengan cara
yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke
sorga" (Kisah Para
Rasul1:11).
Dalam hal ini Yesus
mengatakan : "Pada waktu
itu orang akan melihat Anak
Manusia datang dalam
awan dengan segala
kekuasaan dan
kemuliaannya'' (Lukas
21:27).
Catatan: Kedatangan Yesus
Kristus (Isa Almasih) yang
kedua kalinya ini, tidaklah
hanya diwartakan dalam
Alkitab, tetapi juga
ditunjang kebenarannya
berita ini dan dipercayai
oleh kaum Muslim yang
sangat jelas sekali
diwartakan dalam Hadits
ucapan-ucapan
Muhammad antara lain
dapat dibaca kembali pada
halaman 38 dalam buku ini,
yaitusebagai Hakim yang
Adil.
Empat janji Allah yang
memberikan jaminan
kepada kita:
1. Mendapat kehidupan
yang kekal kembali kedalam
sorga, sebagaimana
asalnya Adam dan Hawa
dijadikan.
2. Untuk mendapatkan hak
Hidup Kekal dan
Keselamatan Sorgawi ini,
orang wajib percaya akan
Yesus Kristus dan menjadi
pengikutnya yang setia
serta dibaptiskan.
3. Setiap pengikut Kristus
dijanjikan akan mendapat
segala kelimpahan hidup,
baik dari segi rohaninya
maupun dari segi jasmani
dan materinya, berupa
berkat-berkat dari sorga.
Setiap pengikut Kristus tidak
akan merasakan
berkekurangan, tetapi selalu
akan merasakan
berkecukupan atau
berkelimpahan.
4. Juga Allah menjadikan,
bahwa Roh Allah Atau
Rohulkudus itu akan
menyertai setiap orang
yang mengaku percaya,
menjadi pengikut Kristus itu
setiap saat senantiasa,
dimanapun ia berada,
hingga pada kesudahan
alam. Jika dalam kehidupan
kita sehari-hari Allah
senantiasa beserta kita, tidak
ada setan atau iblis
manapun juga yang dapat
mengalahkan dan menipu
kita.
"Sebab itu, wahai saudara-
saudaraku yang kekasih:
Marilah, bertindaklah
sekarang juga. Berbuatlah
dan ambillah suatu
keputusan yang nyata
untuk mendapatkan
Keselamatan yang
dijanjikan itu, yaitu
terimalah Yesus Kristus
bertahta di dalam hati
saudara, agar kita pada
kehidupan yang kedua nanti
akan tetap diberikan kepada
manusia yang olehnya kita
dalam keadaan sejahtera
aman dan damai di dalam
Dia, hidup bersama Allah
dalam alam sorgawi yang
kekal abadi itu. Kesempatan
yang baik ini jangan
diabaikan.
Jangan tunggu besok apa
yang dapat dikerjakan
sekarang. Besok mungkin
sudah terlambat, pintu
pertobatan tertutup, dan
penyesalan tidak akan
berkesudahan sepanjang
masa dalam derita
penghukuman. Sekarang
juga, datanglah dengan hati
yang tulus, menerima
Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat
pribadi, untuk dapat
memasuki pintu sorga
Keselamatan Hidup yang
Kekal itu untuk selama-
lamanya. Ingatlah, bahwa:
KESELAMATAN tidak ada di
dalam siapapun juga selain
di dalam DIA (Yesus
Kristus), sebab dibawah
kolong langit ini tidak ada
nama lain yang diberikan
kepada manusia yang
olehnya kita dapat
diselamatkan" (Kisah Rasul
4:12).
Hormat dan Salam Kasih
dalam Yesus Kristus,
Hamran Ambrie
Jakarta, November
1978/1979

Tidak ada komentar:

Posting Komentar