Jumat, 01 Oktober 2010

RAHASIA SALIB(I) Oleh :Bapak HAMRAN AMBRIE (perdebatan dgn bpk A. Hasan Tou)

Brosur Korr. Serie ke–9 ini,
adalah untuk menjawab
atas brosur Sdr. A. Tou
yang suntingannya oleh
satu team Proyek
Mau 'izhatul Hasanat, Jemaat
Ahmadiyah cabang
Denpasar Bali, yang
berjudul "Isa (as) dan
Muhammad dalam
Perspektif
Nubuatan " (sebagai lanjutan
dari permasalahan yang
terdahulu).
I. Dalam naskah ini akan
saudara-saudara jumpai
pembahasan:
1.Tentang kedudukan
Quran s. Al Fatihah.
2. Makna Salib dan
Penebusan Dosa Warisan.
3. Kesaksian Sejarah:
Kematian(Kewafatan),
Kebangkitan dan Kenaikan
(Mikraj) Isa (as) Al-Masih.
4. Kepentingannya Mukjizat
dalam peranan sesuatu
kepercayaan Agama.
5. Sedikit keterangan
tentang Injil-palsu
Barnabas.
6. Benarkah ada nubuat
kenabian Muhammad
dalam Alkitab? (bagian ke-II)
Dalam bagian ini akan
dibahas:
a. Nubuat para Nabi dalam
Perjanjian Lama.
b. Nubuat Perjanjian Baru
tentang apa dan siapa
PARAKLETOS
II. Disamping itu untuk
argumentasi penginjilan,
dalam hal yang sama akan
dibahas juga pemikiran
penulis-penulis lain yang
sejajar dengan Sdr. A.
Hasan Tou, agar masalah
ini dapat diungkapkan
secara tuntas dan
menyeluruh.
III. Sdr.A. Hasan Tou
mengatakan :
" Sdr. Hamran Ambrie yang
tengah berjuang menindas
hati nuraninya sendiri yang
cenderung kepada Tauhid
Islam, dan mencoba
menegakkan benang basah
kepercayaan Trinitas
politeistik ajaran Paulus,
rasul gadungan itu. "
Saya mengemukakan dan
menguraikan pengertian
Trinitas itu dengan penuh
keyakinan yang sanggup
dihujjah, sanggup dibahas
dan diuji kebenarannya,
sesuai dengan keyakinan
Tauhid Kristiani yang
unggul dan murni, bukan
menegakkan benang basah
yang Saudara tuduhkan.
Untuk itu saya silahkan
saudara telaah, baca dan
fahami dengan baik uraian
saya tentang Allah
Tritunggal ini yang terdapat
dalam Korr. Serie ke-7,
halaman 21 s/d 27. Mana-
mana yang tidak sesuai
dengan pendapat Saudara,
sanggahlah, dan
kemukakanlah argumentasi
yang meyakinkan. Itu lebih
baik dan berguna daripada
ocehan dan tuduhan murah
yang berirama sinis
kehabisan akal.
Mari kita adu argumentasi.
Mari kita adu kebenaran,
supaya kebenaran yang
hendak kita dambakan itu
dapat dinyatakan. Terima
kasih.
IV.Penelaahan tentang
" Siapakah Almasih yang
dijanjikan akan datang itu",
sama sekali tidak ada
tanggapan ataupun
sanggahan Saudara. Sdr. A.
Hasan masih berjanji dalam
surat khususnya, untuk
menanggapinya kemudian.
Silahkan!
Permintaan Sdr. A. Hasan
Tou, supaya brosur yang
mengenai masalah ini
dikirimkan juga kepada
cabang Jemaah Ahmadiyah
lainnya di Indonesia,
bahkan juga kepada
beberapa pribadi khusus di
Rabwah-Pakistan-supaya
ada tanggapan dari salah
seorang dari mereka,
itupun sudah saya penuhi.
Hal ini perlu kita telaah.
Dalam naskah saya yang
lalu (korr. No. 8) cukup
gamblang mengemukakan
argumentasi yang
meyakinkan bahwa
pengakuan Mizra Ghlam
Ahmad sebagai almasih
yang dijanjikan itu, adalah
tidak benar, tidak ada suatu
fakta apapun yang cukup
meyakinkan. Meskipun
demikian, pengakuan Mizra
Ghulam Ahmad dan
keturunannya Mizra Nasir
Ahmad itu penting bagi kita
untuk membuktikan
dengan nyata bahwa
nubuat Alkitab yang tertulis
dalam Injil Matius 24:5 dan
lain-lain yang mengatakan
bahwa "akan muncul nabi
palsu dan yang mengaku
Mesias yang menyesatkan "
itu, sekarang sedang dan
sudah digenapi. Haleluya!
Patut kita catat, bahwa
Almasih yang dijanjikan ini
akan datang adalah pada
akhir zaman yang lazim
dikatakan juga "hari
kiamat", yaitu suatu hari
yang sudah tidak ada lagi
" hari besok atau lusa",
apapun pula bertahun-
tahun kemudian. Kepalsuan
Mizra Ghulam Ahmad ini
kita tandai bahwa
kehadirannya jelas bukanlah
pada akhir zaman (seperti
yang dinubuatkan) bahkan
ternyata dia sendiri sudah
mati, dan keturunannya
sudah pula mati. Namun
akhir zaman itu belum juga
masanya, dan diapun tidak
pernah menjadi hakim
yang adil, mengadili umat
manusia seluruhnya.
Apakah fakta ini masih juga
belum dapat saudara-
saudara dari Jemaat
Ahmadiyah nilai sebagai
suatu bukti yang sangat
nyata akan kepalsuannya
da'wah Mizra Ghulam
Ahmad itu sebagai Almasih
yang dijanjikan?
Hadist nabi Muhammad
yang diimani oleh seluruh
umat Islam, dengan tegas
bahwa Almasih yang
dijanjikan akan datang itu
namanya adalah ibnu
Maryam, bukan Mizra
Ghulam Ahmad.
V.Supaya Khalayak ramai
yang mengikuti
pembahasan kami, antara
saya (Hamran Ambrie)
dengan A. Hasan Tou plus
Jemaat Ahmadiyah cabang
Denpasar Bali mengetahui,
dapat saya kabarkan
bahwa:
1. Uraian saya tentang
nubuat kenabian
Muhammad yang
dikemukakan A. Hasan Tou
dengan nats Ulangan 18:15
sudah saya sanggah
dengan mengemukakan 8
fakta penanggahan saya,
oleh A. Hasan dkk. Sama
sekali tidak disanggah lagi.
2. Begitupun tentang analisa
Injil, tentang Kebanaran
Alkitab. Pengertian Salib
bagi Isa (as) dan Uraian
Tritunggal, sama sekali tidak
disanggah.
3. Juga mengenai Almasih
yang dijanjikan, nubuat
akhir jaman, masalah
mansokh mukjizat
Muhammad dan lain-lain
tidak tersanggah.
Saudara seiman berdoalah,
agar Rohulkudus menolong
kita bersaksi, agar
kebenaran iman Kristiani
nyata, dan mana Tuhan
dipermuliakan hingga pada
kesudahan alam.
Amin.
Jakarta, 25 Juni 1978.
1.QURAN SURAT AL
FATIHAH
Komentar Sdr A. Hasan :
" Maka kesimpulan yang
ditarik sdr. Ambrie, seolah-
olah Al Fatihah itu
merupakan serangkum
permohonan doa oleh Allah
yang satu kepada Allah
yang lain, hanya lantaran
bentuk "derecterede"dari
surah itu dan juga karena
tidak didahului kata "Qul"
adalah kesimpulan yang
terlalu naïf. Tidak
sepantasnya seorang
domine terperosok dalam
pengertian sedungu itu.
Sayang !"
Demikianlah komentarnya
Saudara A. Hasan Tou.
Saudara yang kekasih:
Saya tidak pernah
menyimpulkan demikian.
Cobalah saudara baca baik-
baik sekali lagi. Kesimpulan
itu adalah kesimpulan
saudara sendiri.
Saya hanya bertanya,
bahwa kalau apa yang
tertulis dalam Quran itu
memang merupakan
Firman Allah, merupakan
Sabda Allah, dengan kata
lain bahwa yang tertulis
dalam Quran itu semuanya
ucapan Allah, dalam bentuk
directerede maka:
a. Saya bertanya : Allah
yang manakah lagi yang di
atas namakan oleh Allah itu
sendiri, seperti Sabda Allah
yang tertulis dalam Quran
s. Al Fatihah ayat 1 yang
berbunyi "Atas nama Allah
yang Pemurah lagi
Penyayang "
b. Saya bertanya : Siapakah
yang dimaksud "Engkau"
yang Allah sembah, seperti
Sabda atau ucapan Allah
yang tertulis dalam Quran
s. Al Fatihah ayat 5 yang
berbunyi: "Engkaulah yang
kami sembah dan kepada
Engkau kami minta
pertolongan ".
c. Saya bertanya : Kepada
siapakah permohonan doa
Allah ini ditujukan, seperti
Sabda atau ucapan Allah
yang tertulis dalam Quran
s. Al Fatihah ayat 6 yang
berbunyi: "Tunjukilah kami
jalan yang lurus".
Pertanyaan-pertanyaan itu
timbul karena Quran itu
adalah sabda Allah dalam
bentuk directerede. Saudara
sendiri akui demikian
bukan?
Seandainya Quran s. Al
Fatihah ini adalah sabda
Allah dalam bentuk
indirecterede, yaitu Sabda
Allah yang disuruh ucapkan
orang lain, misalnya Nabi
Muhammad merupakan
indirecterede, yang selalu
dimulai dengn kata "Qul",
pastilah saya tidak akan
bertanya lagi.
Uraian saudara yang
panjang lebar dalam
halaman 16 ad. 19, adalah
kalau Quran s. Al Fatihah itu
dalam bentuk indirecterede.
Jadi jelaslah bahwa uraian
Saudara itu bukanlah
jawaban dari apa yang saya
tanyakan. Uraian Saudara
itu nampak sekali hanya
ingin lari dari permasalahan
yang sedang dibicarakan,
yaitu pertanyaan-
pertanyaan saya yang
pernah saya kemukakan
seperti pada point
a.b.c.diatas. saudara sudah
akui bahwa Quran s. Al
Fatihah itu adalah dalam
bentuk indirecterede form,
artinya bahwa yang tertulis
dalam Quran s. Al Fatihah
ayat 1, 5 an 6 itu memang
ucapan Allah, memang
Sabda Allah, memang
sabda Allah. Kenapa begitu
susah untuk menjawabnya,
atau memang tidak bisa
dijawab, atau jawaban
serba salah, karena itu
diperlukan jawaban yang
mengambang, seperti yang
saudara kemukakan dalam
MH.04 itu.
Apakah masih dapat saya
harapkan jawaban Saudara
yang tuntas, atau
pengakuan yang jujur saja
bahwa Quran s. Al Fatihah
itu memang bukan firman
Allah. Pokoknya tuntas,
jangan ngambang.
Tetang Wahyu 10:1-2.
Mengenai Quran s. Al
Fatihah ini, Saudara A.
Hasan mencoba mencari
dalil penunjang
kebenarannya kedalam
Alkitab yaitu Wahyu 10:1-2,
yang ditafsirkannya sebagai
penunjang kebenaran
Quran s. Al Fatihah.
Alasannya demikian: Dalam
Wahyu 10:1-2 itu terdapat
kalimat "Kitab Kecil yang
terbuka". Kata "terbuka"
dalam bahasa Ibrani
menurut pendapat A Hasan
disebut "Fatoah", hingga
identik dengan kata
Arabnya "Fatihah". Jadi
lengkapnya "Kitab Kecil itu
Fatihah", demikian maksud
A. Hasan.
Lain yang ditanya, lain pula
yang dijawab.
Ya, tidak apalah. Karena
sayapun maklum taktik
Saudara A. Hasan ini,
sekedar untuk lari,
bersembunyi untuk
menghindar dari
permasalahan yang
dibicarakan.
Dalil yang saudara
kemukakan itu,
menunjukkan Saudara
kehabisan akal, karena
memang sudah tidak
sanggup mengemukakan
argumentasi yang wajar
dan sehat.
Apakah tidak lucu, kalau
Saudara menyamakan kata
" Fatoah" itu dengan
"Fatihah". Itupun kalau
memang benar kata
terbuka itu dalam bahasa
Ibraninya fatoah. Kalau
begitu bagaimana pendapat
Saudara "seorang penjahit"
itu, sama juga artinya
dengan "seorang penjahat",
karena hanya berbeda satu
huruf antara I dan a.
Yang benar saja Saudara A.
Hasan. Cara demikianlah
apa yang Saudara katakana
sendiri "asbun" alias asal
bunyi. Kita belajar bermain
secara "fakta" mengadu
argumentasi kebenaran,
bukan main sulap, bermain
meraba-raba, main putar
lidah ala pakrul-pakrilan.
Marilah kita adu
argumentasi, agar
kebenaran dapat
dinyatakan.
Makna Kitab Wahyu 10:1-2
yang sesungguhnya dapat
saya terangkan sebagai
berikut:
1. Kitab Wahyu itu sendiri,
adalah merupakan Kitab
nubuatan untuk akhir
jaman (hari kiamat) dimana
manusia dibangkitkan untuk
menerima pengadilan yang
adil oleh Al-Masih yang
dijanjikan. Jadi sama sekali
tidaklah untuk
menubuatkan abad ke-6
atau masa 1300 tahun yang
lalu.
2. Kitab Kecil yang terbuka
itu, ialah yang disebutkan
juga "Kitab al-Hayat",
sebagaimana diterangkan
dalam Wahyu 20:12, dan
berdasarkan catatan Kitab
Hayat itulah orang akan
mendapat keselamatan
hidup yang Kekal. Tujuh
guruh yang dimaksudkan
itu adalah bunyi dari
sangkakala di hari kiamat
itu, yaitu suatu hari di alam
baqa, bukan alam dunia
yang kita berpijak saat ini.
Uraian diatas ini adalah
berdasarkan Alkitab.
Apakah sekarang dapat
Saudara fahami dengan
baik?
2. MAKNA SALIB DAN
PENEBUSAN DOSA
WARISAN
Masalah ini sebenarnya
sudah saya uraikan
sebagiannya dalam brosur
korr. Serie ke-7 bagian IV
halaman 15 s/d 20. maka
uraian ini, Sdr. A. Hasan
sama sekali tidak
mengadakan sesuatu
sanggahan, tetapi dalam
brosur MH. 04 masalah
yang sama dikemukakan
kembali.
Sebenarnya, kalau Saudara
tidak puas atau berpendapat
lain dengan uraian
pandangan saya,
kemukakan sanggahan
dengan menunjukkan
pemikiran-pemikiran yang
sehat, dalil-dalil yang masuk
akal, argumentasi-
argumentasi yang
meyakinkan. Dengan cara
demikian, akan dapat
melihat kepada kesudahan
pembahasannya setingkat
demi setingkat, hingga
sampai kepada satu
kesimpulan.
Saya sangat senang sekali,
kalau membaca sanggahan
Saudara yang kuat dan
argumentis, hingga dapat
menimbulkan keyakinan
saya, bahwa Saudara
berada dipihak yang benar,
atau secara terus terang
dan jujur, jika memang
uraian saya itu tidak
tersanggah, akuilah dengan
hati yang terbuka.
Sebab itu saya tunggu
sanggahan Saudara yang
baik dan fair atau
pengakuan yang jujur. Dan
sementara itu baiklah saya
teruskan saja untuk
memberi jawab atas uraian
yang Saudara kemukakan
terakhir ini sebagai berikut:
Saudara A. Hasan Tou
menulis
" Maka lahirlah teori
dogmatic tentang
" penebusan dosa warisan"
lewat kematian Isa (as) di
tiang salib, suatu doktrin
yang sangat asing dan tidak
dikenal dimasa dini
Kekristenan. Yang
bertanggung jawab atas
penyimpangan total dari
spectrum Tauhid rumpun
Ibrahim itu adalah Paulus
(d/h Saul), seorang
peranaka Yahudi yang
sengaja menyusup
kedalam persekutuan
Kristen untuk tujuan
melumpuhkan roh sejati
Jemaat Al-Masih itu dengan
membiakkan faham-faham
kekafiran didalamnya ".
(MH04-hal.9)
Sebagaimana terangkan
diatas, uraian ini memang
sudah diuraikannya juga
terdahulu, dalam MH04 hal.
11, dan sudah saya berikan
penjelasannya dalam
brosur saya korr. 7 hal. 15
s/d 20, namun Saudara A.
Hasan Tou tidak singgung
dan juga tidak
menyanggahnya.
Makna "Salib dan
Penebusan Dosa",
meskipun sudah saya
uraikan dalam brosur Korr.
7 halaman 15, dan tidak
disanggah oleh Saudara A.
Hasan Tou dkk. Sebentar
lagi akan saya uraikan
kembali untuk lebih
menjelaskan.
Sebelum itu, baiklah
sekarang saya akan
menguraikan dahulu makna
Dosa Warisan, yang masih
kurang difahami oleh
saudara-saudara kita yang
berlatar belakang
pendidikan Islam,
diantaranya nampak juga
pada pribadi Saudara kita A.
Hasan Tou dan anggota
Jemaat Ahmadiyah
umumnya.
Untuk membicarakan
masalah Dosa Warisan ini,
haruslah kita lebih dahulu
membedakannya dengan
pengertian Dosa Perbuatan.
Adapun Dosa Perbuatan,
ialah dosa yang diperbuat
oleh masing-masing
pribadi, seperti dosa
membunuh, menipu,
mencuri dan sebagainya.
Dosa perbuatan ini adah
menjadi tanggung jawab
risiko masing-masing
pribadi. Dosa perbuatan
seorang bapa tidak akan
ditanggung oleh anaknya,
begitupun dosa perbuatan
seorang anak tidak akan
ditanggung oleh ayah-
ibunya. Hal ini dapat kita
baca dalam Kitab Yehezkiel
18:20 yang mengatakan
bahwa "Orang yang
berbuat dosa, itu yang
harus mati. Anak tidak akan
turut menanggung
kesalahan anaknya. Orang
benar akan menerima
berkat kebenarannya, dan
kefasikan orang fasik akan
tertanggung diatasnya ".
(Yehezkiel 18:20)
Adapun mengenai masalah
Dosa Warisan, dapat
diuraikan sebagai berikut:
Kita semua tentu sudah
sependapat (Islam dan
Kristen) bahwa Adam dan
Hawa telah melakukan
perbuatan dosa, melanggar
larang Allah mendekati dan
memakan buah-nya pohon
yang dilarang itu. Ceritera
kejadian ini dapat kita baca
dalam Quran s. Al Baqarah
30-39, Q.s Al A 'raf 11-20,
Alkitab: Kejadian 2:15-17.
Untuk jelasnya, baiklah
dibawah ini kita salinkan
saja ayat-ayat yang
terpenting sebagai berikut:
Quran s. Al Baqarah:
35. Berkata kami: "Hai
Adam! Tinggallah engkau
bersama perempuan
engkau didalam Sorga
(kebun), dan makanlah
engkau berdua buah Sorga
itu dengan senang menurut
kehendak engkau, dan
janganlah engkau berdua
mendekati pohon kayu itu.
Jikalau engkau mendekati
niscaya masuklah engkau
kedalam golongan orang-
orang aniaya."
36. Maka diperdayakan
keduannya oleh setan,
sampai dikeluarkan
keduannya daripada
kesenangan yang telah
dapat oleh keduannya.
Berkata kami: Berangkatlah
kamu sekalian! Antara kamu
dengan lain bermusuh-
musuhan, dan bagi kamu
tempat kediaman diatas
bumi, disanalah tempat
kesenaganmu sampai mati.
Quran s. Al A'raf :
22. …. Kemudian Tuhan
memanggil keduanya:
" Tidakkah Aku melarang
engkau memakan buah
kayu itu dan Aku katakan
kepada engkau bahwa
setan itu musuh yang nyata
bagimu ?"
23. Keduanya menjawab:
" Ya Tuhan kami! Kami telah
menganiaya diri kami
sendiri, dan sekiranya
Engkau tidak mengampuni
kesalahan kami dan belas
kasihan, niscaya kami
masuk golongan orang-
orang yang merugi."
24. Allah berfirman kepada
keduanya: Turunlah kamu,
setengah kamu dengan
yang lain bermusuh-
musuhan. Kamu boleh
tinggal diatas bumi dengan
bersuka ria sehingga
sampai ajalmu.
25. Firman Allah: Dibumi
itulah kamu hidup, dan
disanalah kamu mati, dan
dari padanya kamu keluar
nanti (bangkit).
Alkitab : Kejadian 2:15-17:
" Maka TUHAN Allah
mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam
Taman Eden untuk
mengusahakan dan
memelihara taman itu. Lalu
TUHAN Allah memberi
perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon
dalam taman ini boleh kau
makan buahnya dengan
bebas,tetapi pohon
pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat itu,
janganlah kau makan
buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya,
pastilah engkau mati. "
Alkitab: Kejadian 3:23 :
" Lalu TUHAN Allah
mengusir dia dari taman
Eden supaya ia
mengusahakan tanah dari
mana ia diambil. "
Alkitab: Kejadian 3:16 :
" Firman-Nya kepada
perempuan itu: "Susah
payahmu waktu
mengandung akan Kubuat
sangat banyak; dengan
kesakitan engkau akan
melahirkan anakmu; namun
engkau akan berahi kepada
suamimu dan ia akan
berkuasa atasmu. "
Kesimpulan ayat-ayat
diatas:
1. Adam dan Hawa telah
melakukan perbuatan dosa
pelanggaran di Sorga atau
Taman Firdaus – Eden.
2. Karena dosa ini,
keduanya dikeluarkan dari
Sorga/Taman Eden
tersebut.
3. sebagai akibat dari dosa
ini, maka selama Adam dan
keturunannya, yaitu kita-kita
ini berada di dunia fana
akan mengalami :
a. Datangnya maut
(kematian rohani dan
badani), dan hilangnya
kehidupan kekal di alam
sorgawi (sebab jatuh
kedalam dosa terpisah
dengan Allah).
b. Sebagai pengganti dari
kehidupan kekal sorgawi
yang hilang itu, Adam dan
Hawa seketurunannya
(yaitu kita0kita ini) diganti
dengan kehidupan fana,
hidup sementara dibumi
dengan kematian (maut)
dan kebangkitannya
kemudian di akhir zaman
(kiamat) untuk
mendapatkan kehidupan
kekal itu kembali di alam
sorgawi (baca Quran 7:25).
c. Seketurunan Adam (kita-
kita ini) akan timbul
permusuhan satu sama
lainnya, sebagaimana
diterangkan dalam Q. 7:24,
Q. 2:36, Alkitab: Kejadian
4:8-11).
d. Selama di bumi alam
fana ini akan didatangkan
juga tandingan-tandingan
hidup bagi anak-anak Adam
(keturunannya ya kita-kita
ini) dengan pendaya-
pendaya setan, sehingga
kehidupan kita selalu dalam
godaan (Q. 7:27, Kejadian
3:15).
Sebab akibat dari dosa
Adam di Sorgawi/Taman
Firdaus-Eden tersebut, yang
dikenal dengan sebutan
" Dosa maut" yaitu
hilangnya kehidupan kekal
dialam sorgawi itu, maka
ganjaran yang Allah berikan
kepada umat manusia
keturunan Adam hingga
sekarang yang dapat kita
rasakan, adalah apa yang
telah saya uraikan diatas
bagian a, b, c, d dan e.
Dosa warisan yang berupa
" maut" (kematian rohani)
yaitu hilangnya hak hidup
kekal sorgawi itu, agar
dapat dipulihkan kembali
kekal sorgawi, untuk itulah
Isa (as) Al-Masih dilahirkan
sebagai Juruselamatnya.
Dosa maut (kematian
rohani) inilah yang menjadi
beban penebusan Isa (as)
dengan kematiannya
dipalang kayu salib itu.
Makna penebusan, artinya
rela menjadi korban
kedurhakaan orang-orang
Yahudi, demi membela
kebenaran untuk
keselamatan umat manusia,
keselamatan saya dan
Saudara.
Sedangkan akibat-akibat
lainnya, seperti kematian
jiwa nafsiyah, kehidupan
yang fana, permusuhan
sesamanya, penderitaan
wanita waktu mengandung
dan bersalin, godaan-
godaan setan dan lain-lain
sebagai dosa warisan akibat
kesalahan Adam itu tetap
berlaku di alam fana ini
sampai pada kesudahan
alam.
Kiranya uraian diatas ini
dapat difahami tentang
pengertian Dosa Warisan
itu, dan tidaklah dikacaukan
dengan pengertian dosa
perbuatan Dosa Perbuatan
pribadi kita masing-masing.
2. Penebusan Dosa Warisan
(Sambungan)
Kata-kata yang berbunyi:
" Isa (as) mati dikayu salib
untuk menebus dosa kita
semua " atau "penebus dosa
warisan" masih merupakan
batu sandungan, yang sulit
difahami oleh saudara-
saudara kita non-Kristen,
terutama dari golongan
Islam, diantaranya nampak
pada pribadi saudara-
saudara kita A. Hasan Tou
dan anggota Jemaat
Ahmadiyah.
Karena itu, adalah
merupakan tugas
kerohanian bagi setiap
orang Kristen pengikut Al-
Masih untuk memberi
jawab, menjelaskan makna
pengertian Salib yang
menjadi puncak derita Isa
(as) ini kepad setiap orang,
agar kesalah-fahaman
sementara ini dapat
dihindarkan.
Pada kesempatan ini,
baiklah akan saya jelaskan
makna pengertian Salib
kesengsaraan Isa (as) ini
sebagai berikut:
1. Isa (as) datang, dilahirkan
kedunia ini, sebagai Firman
Allah yang Hidup, untuk
menyelamatkan dunia umat
manusia dari belenggu
Kuasa Dosa, sebagaimana
disebutkan Injil Yohanes
3:16 "Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia,
sehingga Ia telah
mengaruniakan Putera-Nya
yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup
yang kekal. "
2. Isa (as) berusaha agar
setiap orang menyembah
Allah dengan kebenaran,
sebagaimana juga
dijelaskan dalam Injil
Yohanes 4:24 "Allah itu Roh
dan barangsiapa
menyembah Dia, harus
menyembahNya dalam roh
dan kebenaran. " Begitupu
Injil Matius 4:10 mengetakan
" Maka berkatalah Isa (as)
kepadanya: "Enyahlah, Iblis!
Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada
Dia sajalah engkau
berbakti !"
3. Isa (as) menyerukan,
agar Hukum Taurat dan
kitab nabi-nabi itu
disempurnakan,
sebagaimana juga Isa (as)
mengamarkanNya, termuat
dalam Injil Matius 5:17 :
"Janganlah kamu
menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab
para nabi. Aku datang
bukan untuk
meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya. "
4. Dalam Injil Markus
12:29-31 tertulis demikian:
" Jawab Isa (as): "Hukum
yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita, Tuhan itu
ESA. Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan
dengan segenap akal
budimu dan dengan
segenap kekuatanmu. Dan
hukum yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu
sendiri. Tidak ada hukum
lain yang lebih utama dari
pada kedua hukum ini. "
Dalam Injil Matius 7:12 ada
tertulis demikian: "Segala
sesuatu yang kamu
kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga
kepada mereka. Itulah isi
seluruh hukum Taurat dan
kitab para nabi."
5. Jalan untuk mencapai
kebenaran itu semua dan
mendapat keselamatan
kekal abadi itu. Isa (as)
mengatakan: "Akulah jalan
dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun
yang datang
kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku. " (Yohanes
14:6)
" Sesungguhnya
barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-
pekerjaan yang Aku
lakukan, bahkan pekerjaan-
pekerjaan yang lebih besar
dari pada itu." (Yohanes
14:12)
" Inilah hidup yang kekal itu,
yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-
satunya Allah yang benar,
dan mengenal Isa (as) Al-
Masih yang telah Engkau
utus. "(Yohanes 17:3)
"Siapa yang percaya dan
dibaptis akan diselamatkan,
tetapi siapa yang tidak
percaya akan
dihukum. " (Markus 16:16)
Semua pekerjaan Isa (as)
untuk menyeru umat
manusia agar memperoleh
keselamatan pengampunan
dosa, juga supaya
mendapatkan hak hidup
kekal di alam sorgawi itu
yang terhilang oleh
perbuatan dosa Adam
supaya dipulihkan kembali
oleh pihak penguasa Imam-
imam Yahudi dikala itu, Isa
(as) dipersalahkan, dan Dia
dihukum, dengan suatu
hukuman yang cukup
mengerikan, yaitu mati
diatas kayu palang (salib).
Dengan demikian,
mengertilah kita makna
pengertian Salib yang
dialami Isa (as) Al-Masih itu,
tidaklah lain daripada akibat
pengajaranNya, akibat
da 'wahNya, untuk
menyelamatkan kita umat
manusia dari kuasa dosa,
agar kita semua dapat
hidup kekal di alam baqa
sorgawi. Sesuai dengan
kehendak Allah untuk
menyelamatkan umat dunia
ini.
Isa (as) telah menderita mati
di kayu salib, demi untuk
keselamatan kita semua,
supaya kita mendapatkan
hak hidup kekal kembali
dialam sorgawi, Isa (as)
telah menjadi korban, telah
menjadi binasa akibat
aktivitas da 'wahNya, demi
untuk keselamatan hidup
kekal kita. Isa (as) telah jadi
korban aktivitas menebus
dosa warisan Adam yang
menyebabkan hilangnya
kehidupan kekal alam
sorgawi itu.
Isa (as) telah menderita
dikayu Salib, karena
aktivitasNya untuk
membebaskan kita semua
dari belenggu Kuasa Dosa
yaitu segala pengajaran
sesat duniawi.
Uraian yang panjang
menggambarkan aktivitas
penyelamatan Isa (as) inilah
menjadi suatu simbul
ungkapan dalam kata-kata
" ISA (AS) MATI DIKAYU
SALIB UNTUK MENEBUS
DOSA KITA SEMUA ".
3.KEWAFATAN DAN
KEBANGKITAN SAYIDINA
ISA (AS) AL-MASIH
Kematian Isa (as) Al-Masih
dikayu Salib, dan pada hari
ketiga Dia telah bangkit
diantara orang mati secara
real -yaitu benar-benar dan
sesungguhnya, kebangkitan
jasmaniah yang telah
dipermuliakan, dapat dilihat
dan diraba seluruh tubuh-
Nya, serta bukti bekas luka
pada tangan dan kakiNya.
(Lukas 24:36-40)
Selama 40 hari dalam masa
kebangkitanNya, hingga
sampai pada kenaikanNya,
selalu menyertai murid-
muridNya dalam
pekerjaanya memberikan
keselamatan.
Injil Salib. Kematian dan
Kebangkitan ini, merupakan
intisari kesaksian Gereja,
dan merupakan puncak
iman Kristen. Sebaliknya
merupakan "duri dalam
daging" bagi golongan
Islam, lebih-lebih bagi sekte
Islam Jemaat Ahmadiyah
yang begitu gigih
menyerang iman Kristen
ini, yang seharusnya
tidaklah perlu ada perasaan
demikian. Dan karenanya
selalu diusahakan
mengadakan sanggahan-
sanggahan, dengan
mengajukan sangkalan-
sangkalan dengan segala
cara, agar kejadian yang
ajaib ini tidak berakar dan
tidak tersebar luas, dan
akhirnya mereka harap
peristiwa ini tidak
dipercayai. Injil yang
memberitakan Salib dan
Kebangkitan ini dibantah,
ditolak agar tidak
berkembang dan matilah
seluruhnya.
Sebab itu pada kesempatan
ini, saya khususnya untuk
memberi jawab dari pihak-
pihak yang menyangkal
kebenaran berita Salib,
Kematian dan Kebangkitan
serta Kenaikan (Mikraj) Isa
(as) Al-Masih.
Jawaban ini hendak saya
bagi dua, yaitu pertama
hendak saya tujukan
kepada golongan Islam
umumnya, dan kedua
khusus kepada golongan
sekte Islam Jemaat
Ahmadiyah.
Bagi golongan islam
umumnya, yaitu yang
berpegang kepada nats
Quran, biasanya mereka
mengemukakan sebuah
ayat Quran s. An Nisa 157
dan 158.
Kalau dari golongan Islam
umumnya dengan
berdasarkan Quran tersebut
menyangkal bahwa yang
wafat dikayu salib itu adalah
Sayidina Isa (as), melainkan
orang lain yang
diserupakan, yaitu
"Yahusa", maka pihak
Ahmadiyah (salah satu
sekte dalam agama Islam)
membenarkan dengan
yakin, bahwa yang disalib
itu adalah memang benar
Isa (as), tetapi ia tidak mati,
melainkan hanya pingsan
saja.
Baiklah kita pelajari kedua
macam teori penyangkalan
ini, agar dapat kita bahas
seperlunya. Patut
diterangkan, bahwa
pembahasan ini bukanlah
berarti bahwa saya kurang
yakin akan kebenaran
Alkitab. Bukan demikian.
Malah saya ingin
membuktikan kepada
mereka (dari pihak Islam
dan Ahmadiyah), bahwa
teori mereka ini tidak dapat
dipertahankan
kebenarannya, dan
karenanya tujuan mereka
untuk mengoyahkan iman
Kristen itu tidak akan
berhasil.
Saya, bahkan setiap orang
Kristen, berkewajiban
memberi jawab secara
baik, lemah-lembut yang
dapat diterima oleh setiap
orang yang mau berfikir
secara wajar dan jujur
demi kebenaran.
Jawaban atas sangkalan
Sekarang mari kita mulai
memeriksa sangkalan pihak
Islam ini.
Pertama-tama, baiklah saya
kutipkan saja nats Quran s.
An Nisa 157 dan 158 yang
menjadi dasar pnyangkalan
mereka itu, yang berbunyi
demikian:
" dan karena ucapan
mereka: "Sesungguhnya
kami telah membunuh
Almasih Isa Ibnu Maryam,
Rasul Allah, padahal mereka
tidak membunuhnya dan
tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa
bagi mereka.
Sesungguhnya orang-
orang yang berselisih
paham tentang
(pembunuhan-penyaliban)
Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang
yang dibunuh itu, mereka
mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh
itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka,
mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa, tetapi (yang
sebenarnya) Allah telah
mengangkat Isa
kepadaNya. Dan adalah
Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. "
Dari keterangan nats Quiran
ini, dapat kita tarik suatu
pengertian bahwa:
1. Memang telah terjadi
peristiwa sesorang telah
disalib dan mati. (bukan
pingsan menurut teorinya
penyangkalan Ahmadiyah).
Tetapi tidak dipastikan siapa
yang mati itu. Quran
menyangkal bahwa yang
mati itu adalah Isa Almasih
(Isa (as) Al-Masih). Ada
yang mengatakan behwa
yang disalib itu adalah
Yahuza atau yudas.
2. Menurut Quran itu juga
dikatakan bahwa orang-
orang Yahudi memang
mengatakan dengan yakin,
bahwa sesungguhnya
mereka itu telah
" membunuh atau
menyalib" Isa (as) itu.
Sekarang kita harus
mencari keterangan yang
menyakinkan, siapa
sebenarnya yang disalib
dan mati itu. Untuk
mendapatkan keterangan
ini, kita harus mencari suatu
dokumentasi sejarah, atau
suatu kesaksian dari
seseorang atau beberapa
orang yang melihat dengan
mata kepalanya sendiri akan
peristiwa ini terjadi.
Dalam hal ini, adalah
Alkitab, yang merupakan
dokumentasi sejarah yang
otentik, yang terbuka dapat
menjadi bahan informasi
penyelidikan kita dalam
masalah ini.
1. Saksi pertama.
Cerita mengenai Isa (as) di
kayu salib ini terdapat
didalam keempat injil, yaitu:
Injil Matius 27:35-38; Injil
Markus 15:25-28; Injil Lukas
23:35-38 dan Injil Yohanes
19:18-24.
Kesaksian dari keempat
penulis Injil ini adalah
merupakan bukti sejarah
yang nyata tenyang
kematian Isa (as) dikayu
salib itu.
Disamping itu dari keempat
penulis injil ini, masih
terdapat banyak orang-
orang lain yang
menyaksikan peristiwa itu
terjadi dengan mata kepala
mereka sendiri. Kesaksian
dengan mata kepala sendiri
ini, adalah kesaksian yang
sah dan dapat diterima dan
benar. Kalau kita berpijak
kepada ketentuan hokum,
bahwa kesaksian 2 atau 3
orang sudah cukup untuk
meneguhkan bahwa
sesuatunya itu sebagai hal
yang benar secara hokum.
(Ulangan 17:6-7). Sebab itu
kesaksian dari 4 penulis Injil
ini tentang benarnya terjadi
Isa (as) disalib dan mati,
adalah merupakan
kesaksian yang benar dan
sah serta menyakinkan
kebenarannya dapat
dipercaya, dibandingkan
dengan kesaksian Al-Quran
yang ditulis sesudah 6 abad
kemudian dengan dugaan-
dugaan yang tidak
meyakinkan.
2. Bukti kedua.
Dalam ayat Al-Quran itu
sendiri dikatakan:
"Sesungguhnya kami
(orang-orang Yahudi) telah
membunuh Almasih, Isa
Ibnu Maryam ".
Kalimat ini berisikan
pemberitahuan yang
sungguh-sungguh, tidak
diragukan, bahwa yang
disalibkan itu adalah Isa (as),
bukan orang lain. Hal ini
sesuai dengan keterangan
Matius 27:16-17 yaitu waktu
itu orang-orang Yahudi
ditawari memilih: Isa (as)
disalib ataukah Barnabas
penjahat yang dipenjara itu
dibebaskan. Orang-orang
Yahudi memilih Isa (as)
disalib.
3. Bukti ketiga.
Setelah Isa (as) dinyatakan
mati oleh kesaksian kepala
Pasukan maka Jusuf
Arimatea datang kepada
Pontius Pilatus untuk
meminta mayat tersebut
untuk dikuburkan.
Permintaan itu dikabulkan.
(Markus 15:42-46)
Seandainya yang
diturunkan dari kayu salib
itu bukan Isa (as), pastilah
Jusuf Arimatea menolaknya
atau memberi keterangan
ketidak benaran itu.
4. Bukti keempat
Orang-orang Yahudi
meminta kepada Pontius
Pilatus supaya kuburan
dimana Isa (as) dikuburkan
agar dijaga. Permintaan itu
dikabulkan. (Matius
27:62-66)
Seandainya yang
dikuburkan itu adalah orang
lain, bukan Isa (as), tidaklah
mungkin orang-orang
Yahudi mrnjagai kuburan
tersebut, karena Isa (as)
pernah mengatakan bahwa
pada hari ketiga Ia akan
bangkit (hidup) kembali.
5. Bukti kelima.
Seandainya yang disalibkan
itu, bukan Isa (as) sendiri,
tidaklah mungkin Ia dapat
mengeluarkan kata-kata
yang penuh "kasih" sebagai
aslinya tabiat Isa (as), yaitu:
" Bapa, ampunilah mereka
sebab tidak diketahuinya
apa yang diperbuatnya "
dan kalimat "Sudah
Genap" (Te-telestai). Ini
bukti yang membuktikan
bahwa yang disalib dan
mati itu, tidaklah lain
daripada Isa (as) Al-Masih
itu sendiri.
6. Bukti keenam.
Seandainya yang disalib
dan mati itu bukan Isa (as),
tidaklah mungkin murid-
murid Isa (as) berani
berkotbah ditengah-tengah
bangsa Yahudi, sebagai
kesaksian bahwa yang
disalib dan mati dikayu salib
itu adalah Isa (as) dan telah
bangkit (hidup kembali),
dengan rersiko yang sangat
besar, yaitu akan dihukum
mati oleh penguasa-
penguasa Yahudi.
Bersambung........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar