Rabu, 18 Agustus 2010

Miskin Menjadi Kaya

Aku dibesarkan dari
lingkungan keluarga
yang mengalami
kesulitan ekonomi.
Keluargaku sering
berpindah-pindah
karena kondisi ekonomi
yang tidak pernah
membaik. Karena tidak
memiliki dana, aku
hanya sanggup
bersekolah sampai
kelas 5 SD. Kemudian di
usiaku yang ke 12, aku
pindah ke daerah
Cikampek untuk
mencari pekerjaan, tapi
semuanya sia-sia. Tidak
ada perusahaan yang
mau
memperkerjakanku
karena aku hanya
tamatan kelas 5 SD.
Akhirnya aku hanya
menjadi tukang rokok di
terminal dan menjadi
kuli bangunan demi
mencukupi kebutuhan
hidupku. Hal itu
berlangsung sangat
lama, sampai pada
puncak penderitaanku di
tahun 1973. Ayahku
meninggal dunia dan hal
itu menjadi tekanan
yang sangat besar
buatku. Sejak saat itu
sifatku berubah total.
Aku menjadi seorang
pemarah. Emosiku tidak
dapat terkendali dengan
baik, bahkan aku
menjadi mudah
tersinggung.
Di usiaku yang ke 14
tahun, aku pergi
merantau ke
Pamanukan dan bekerja
di sebuah toko
kelontong milik seorang
berkebangsaan Cina.
Satu setengah tahun
kemudian aku kembali
ke Cikampek dan
menjadi kondektur
angkutan umum.
Ketekunan menjalani
proses hidup
Ternyata di balik segala
kesusahan yang aku
alami, Tuhan punya
rencana yang luar biasa
dalam hidupku. Pada
suatu hari aku merasa
kasihan pada seorang
pendeta di dekat
rumahku. Jemaatnya
hanya sedikit, bahkan
bisa dihitung dalam
hitungan jari. Akhirnya,
aku memutuskan untuk
datang ke gereja
karena ingin memenuhi
tempat kosong disana.
Semakin sering aku
datang ke gereja,
ternyata Firman Tuhan
yang dibawakan selalu
menyentuh hatiku dan
aku terus mendapat
pengajaran tentang
siapa itu Yesus.
Dari saat itulah hidupku
diubahkan. Aku
merasakan kuasa
Tuhan yang luar biasa
dalam hidupku. Di
tengah penderitaanku
ini, Ia tetap
menyertaiku dan terus
menjagaiku. Buktinya,
sampai saat ini aku
masih dapat hidup dan
bernapas. Akhirnya, 5
Maret 1978 aku
menyerahkan diriku
padaNya dan dibaptis
serta mengakui bahwa
Yesus adalah Tuhan
dan Juru Selamat dalam
kehidupanku.
Setelah menerima
Yesus dalam hidupku,
kehidupanku mulai
mengalami perubahan
yang luar biasa. Ada
kuasa damai sejahtera
yang melingkupi
kehidupanku. Perubahan
yang terbesar adalah di
bidang ekonomiku. Aku
mengawali usahaku
dengan mulai berjualan
es yang kutitipkan di
warung-warung kecil
untuk dijual. Berkat
ketekunanku di dalam
Tuhan, aku berhasil
memperoleh
keuntungan yang cukup
besar sehingga aku
dapat membeli bahan
mentah, yaitu kayu,
dan mengolahnya
menjadi barang jadi,
seperti lemari dan
sebagainya. Dari usaha
itu aku dapat membeli
sepeda motor. Kuasa
Tuhan memang luar
biasa dalam hidupku.
Karena kasih Tuhan
sangat kurasakan
dalam hidupku, aku
memutuskan untuk
taat datang beribadah
ke gereja. Di sanalah
aku menemukan
pasangan hidup, tulang
rusukku. Tahun 1981,
aku menikah dengan
Cindra Ningsih, wanita
yang kukenal di gereja.
Satu tahun kemudian
kami dikaruniai seorang
anak yang luar biasa,
dan 6 tahun kemudian
lahirlah anak kami yang
kedua. Kami menjadikan
Yesus sebagai kepala
keluarga dalam
kehidupan keluarga
kami dan aku sangat
bersyukur karena kasih
Tuhan yang luar biasa
mengalir dalam
keluargaku.
Masa depan penuh
harapan menjadi
milikku
Setelah sekian lama
hidupku terbelenggu
kemiskinan dan
menjalani kehidupan
yang penuh perjuangan,
aku menjadi semakin
yakin bahwa kuasa
Tuhan memang
dahsyat dalam hidupku.
Sejak aku menyerahkan
hidupku bagiNya, ada
banyak berkat yang
kuperoleh. Setelah
menikah, mertuaku
memberi sejumlah uang
untuk modal usaha. Dari
modal tersebut, aku
membeli sebuah kios
kecil. Sedangkan aku
masih tinggal di rumah
mertuaku. Usaha
pertamaku saat itu
adalah menjadi
pedagang makanan
ringan eceran. Dari
usahaku itu, aku bisa
mengembalikan modal
yang diberikan oleh
mertuaku hanya dalam
jangka waktu 1 tahun.
Kemudian usahaku
meningkat menjadi
pedagang grosiran. Dari
hasil itu aku dapat
membeli sebuah mobil
box tipe HIZ 1000
secara kredit selama
satu tahun.
Karena kuasa Tuhan
benar-benar luar biasa
dalam hidupku, enam
bulan kemudian aku
sanggup membeli
sebuah mobil box lagi,
Toyota L300, secara
tunai. Tidak hanya
sampai disitu, aku
dapat membeli sebuah
mobil box lagi dengan
ukuran yang lebih besar.
Kemudian, tahun 1990
aku dapat membeli
rumah dan tahun 1996
aku bisa merasakan
jalan - jalan ke Thailand
dan Singapore. Tahun
1997 aku mendapat
kesempatan untuk
merasakan keindahan
Hongkong, Swiss, dan
Paris. Bahkan, aku
dapat menyekolahkan
anak pertamaku
sampai meraih S1 di
STIEB dan
membelikannya sebuah
mobil Suzuki Katana.
Sedangkan anak
keduaku saat ini duduk
di bangku SMA di
Bandung.
Berkat Tuhan juga
mengalir begitu ajaib
sampai saat ini. Aku
sekarang telah memiliki
mobil Mitsubishi Kuda
dan BMW. Karena
tuntunanNya dalam
hidupku, aku berhasil
menjadi salah seorang
pengusaha makanan
ringan yang sukses di
wilayah Cikampek. Dan
berkat kekuatanNya
atasku, aku tidak
menjadi orang yang
sombong karena aku
tahu apa yang aku miliki
saat ini bukanlah
milikku, tapi milikNya
yang dititipkan padaku.
Melayani Tuhan
Sebagai bukti
pengabdianku padaNya,
aku menjadi pelayan
Tuhan sebagai ketua
kaum pria dan ketua
sidang majelis, sebagai
ketua pelayanan
pengusaha untuk
wilayah Subang,
Karawang, dan
Purwakarta, dan juga
aktif terlibat dalam
yayasan yang melayani
di bidang hubungan
masyarakat di wilayah
Cikampek. Satu yang
pasti di balik
kesuksesanku adalah
bahwa Tuhan satu-
satunya kunci dari
semuanya itu. (Kisah ini
ditayangkan pada
tanggal 16 Agustus
2010 dalam acara Solusi
Life di O'Channel).
Sumber kesaksian :
Toto Sukanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar