Selasa, 24 Agustus 2010

Kematian Anak Membawa Kebaikan

Andreas lahir pada
tanggal 16 Maret 1996,
sebagai anak kedua dari
dua bersaudara. Dia
dilahirkan dengan
kelainan pada matanya,
yaitu Strabismus
(juling) pada kedua
matanya. Penyakit ini
hanya bisa
disembuhkan dengan
cara di operasi, untuk
itu pada usianya yang
ke lima, Andreas sudah
harus berhadapan
dengan pisau bedah.
Namun dengan
pertolongan Tuhan,
setelah menjalani
beberapa kali operasi,
Andreas dapat pulih
kembali.
Andreas tumbuh
menjadi anak yang
lincah dan cerdas.
Ditengah-tengah
kekurangannya, ia
tetap dapat menjadi
anak yang berbakat.
Berbagai lomba dan
kejuaraan ia
menangkan.
Ia bisa bermain piano,
biola, gitar, juara di
kelas bahasa Inggris
dan juara melukis.
Sebagai anak bungsu,
Andreas tidak tumbuh
sebagai seorang anak
yang manja, malah
sebaliknya, dia menjadi
seorang yang cukup
dewasa dan suka
mengalah terhadap
kakaknya Nael.
Namun sesuatu yang
tak terduga terjadi,
pada 4 Februari 2008,
Andreas tiba-tiba
pingsan dan dibawa ke
rumah sakit. Dan hanya
dalam beberapa menit,
Andreas dinyatakan
meninggal dunia. Ia
meninggalkan keluarga
dan teman-teman.
Sebuah kejadian yang
tidak pernah disangka.
Dan tidak dapat dicerna
oleh akal manusia.
Menurut Domini, ayah
Andre, pada saat itu ia
belum pulang karena
masih ditempat kerja.
Lalu ia mendapat telpon
dari salah satu
karyawannya. Pada
saat itu juga ia minta
Andre untuk dibawa ke
rumah sakit. Dan ia
tidak sempat bertemu
dengan Andre untuk
yang terakhir kalinya.
Ibunya hanya melihat
saat Andre dalam
keadaan tidak sadar.
Orangtua Andre
kecewa karena mereka
merasa Tuhan tidak adil
pada mereka karena
pada saat sebelum
meninggal, Andre tidak
ada punya sakit apa-
apa. Bahkan 2 menit
sebelum Andre
meninggal ia sempat
menelepon ibunya.
Kejadian ini membuat
mereka sangat
kehilangan, bahkan
ibunya Andre tidak
dapat berdoa karena
sangat kecewa
terhadap Tuhan. Tetapi
mereka bertemu
dengan seorang hamba
Tuhan dan hamba
Tuhan itu menyarankan
mereka untuk
menuliskan semua
perasaan mereka
terhadap kejadian ini.
Kecewa, sedih dan luka
mereka rasakan. Tetapi
setelah semua hal ini
mereka tuliskan, puji
Tuhan mereka mulai
menyadari bahwa
Tuhan selalu punya
rencana dalam kejadian
ini. Mereka bisa
mengetahui maksud
Tuhan sempurna dalam
hidup mereka
sekeluarga. (Kisah
ini ditayangkan 24
Agustus 2010 dalam
acara Solusi Life di
O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Domini Budianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar