Selasa, 31 Agustus 2010

Tuhan Yesus Telah Bangkitkan Saya dari Kematian, Dikisahkan kembali oleh : Dominggus K.

"Sebab sama seperti Bapa
membangkitkan orang-orang
mati dan menghidupkannya,
demikian juga Anak
menghidupkan barangsiapa
yang dikehendaki-Nya. "
Yohanes 5:21.
Saudara-saudara yang
dikasihi oleh Tuhan, dalam
kesempatan ini saya akan
bersaksi tentang peristiwa
kematian dan kehidupan
yang saya alami pada
tanggal 15 Desember 1999.
Peristiwa ini juga merupakan
suatu tragedi bagi yayasan
Doulos, Jakarta dimana STT
Doulos ada di dalamnya dan
saya adalah mahasiswa yang
tinggal di asrama. Sebelum
penyerangan dan
pembakaran Yayasan Doulos
tanggal 15 Desember itu,
beberapa kali saya mendapat
mimpi-mimpi sebagai berikut:
1. Minggu, 12 Desember
1999, saya bertemu dengan
Tuhan Yesus dan malaikat,
saya terkejut dan bangun
lalu berdoa selesai saya
tidur kembali.
2. Senin, 13 Desember 1999,
saya bermimpi lagi, dengan
mimpi yang sama.
3. Selasa, 14 Desember
1999, dalam mimpi saya
bertemu dengan seorang
pendeta pada suatu ibadah
KKR, isi khotbah yang
disampaikan mengenai akhir
zaman, adanya
penganiayaan dan
pembantaian.
4. Rabu, 15 Desember 1999,
kurang lebih pukul 08.00
pagi, saya mendapatkan
huruf "M" dengan darah di
bawah kulit pada telapak
tangan kanan saya. Dalam
kebingungan dan sambil
bertanya-tanya dalam hati,
apakah saya akan mati?
Saya bertanya kepada
teman-teman dan pendapat
mereka adalah bahwa kita
akan memasuki millennium
yang baru. Walaupun
pendapat mereka demikian
saya tetap merasa tidak
tenang serta gelisah karena
dalam pikiran saya huruf "M"
adalah mati, bahwa saya
akan mengalami kematian.
Saya hanya bisa berdoa dan
membuka Alkitab. Sekitar
pukul 15.00 saya mem-
baca firman Tuhan dari Kitab
Yeremia 33:3 "Berserulah
kepada-Ku, maka Aku akan
menjawab Engkau. " Dan pada
pukul 18.00, tanda huruf "M"
di telapak tangan saya
sudah hilang.
Kampus dan Asrama
Mahasiswa Doulos
Diserang
Pada malam hari tanggal 15
Desember 1999, kegiatan
berlangsung biasa di dalam
asrama kampus STT Doulos.
Sebagian mahasiswa ada
sedang belajar, yang lain
memasak di dapur dan ada
pula yang sedang berdoa.
Saya sendiri sedang
berbaring di kamar. Kurang
lebih jam 21.00 malam itu,
saya dibangunkan oleh
seorang teman sambil
berteriak: "Domi, bangun,
kita diserang…!" Saya
langsung bangun dalam
keadaan panik, saya
langsung berlari ke halaman
kampus dan melihat sebagian
kampus kami yang telah
terbakar. Saat itu saya
berkata kepada Tuhan:
" Tuhan, saya mau lari
kemana? Tuhan, kalau saya
lari lewat pintu gerbang
depan pasti saya dibacok. "
Sementara pikiran saya
bertambah kalut ketika
teringat akan tanda huruf
" M" yang diberikan pada
tangan saya. "Tuhan,
apakah saya akan mati?"
Saya menoleh ke belakang,
ada beberapa teman
sekamar yang lari
menyelamatkan diri masing-
masing. Di belakang kampus
kami dikelilingi pagar kawat
duri setinggi 2 meter, saya
tidak bisa melompat keluar
dengan cara mengangkat
kawat itu. Dengan tangan
sedikit terluka akhirnya saya
pun dapat keluar.
Kami sudah berada di luar
pagar dengan keadaan takut
dan gemetar karena di sana
terdapat massa atau orang
banyak yang tidak dikenal,
mereka membawa golok,
pentungan, batu dan botol
berisi bensin atau Molotov.
Kemudian kami berpisah
dengan teman-teman, saya
tidak tahu apa yang terjadi
dengan mereka.
Saya lari menuju kos kakak
tingkat semester 10, yang
letaknya tidak jauh dari
kampus. Sementara saya
berlari, saya tetap berdoa
kepada Tuhan: "Tuhan
berkati saya, ampuni dosa
dan kesalahan saya. " Setiba
di rumah kos itu, saya
mengetuk pintu sebanyak 2
kali tetapi tidak ada yang
membukakan pintu.
Ternyata di belakang saya
ada 4 teman mahasiswi yang
juga lari mengikuti dari
belakang. Mereka memanggil
saya: "Domi, ikut ke rumah
kami," tetapi saya berkata
kepada mereka, "biar saya
bersembunyi di sini." Masih
berada di depan rumah kos
tersebut, saya berdoa lagi
" Oh.. Tuhan, apakah malam
ini saya akan mati? Ampuni
dosa dan kesalahan saya. "
Ditangkap oleh Massa
Saya mengetuk pintu lagi,
tetapi tidak ada orang yang
menjawab, saya berdoa
kembali: "Tuhan.. ini hari
terakhir untuk saya hidup."
Terdengar suara massa
yang semakin mendekat
kepada saya. Mereka
berkata: "Itu mahasiswa
Doulos, tangkap dia!" Ada
juga yang berteriak: "Bantai
dia, tembak!" Seketika itu
saya ditangkap dan saya
hanya bisa berserah kepada
Tuhan sambil berkata:
" Tuhan saya sudah di
tangan mereka, saya tidak
bisa lari lagi. "
Kemudian tangan saya diikat
ke belakang dan mata saya
ditutup dengan kain putih.
Saya tetap berdoa dalam
keadaan takut dan gemetar:
" Tuhan ampuni dosa saya,
pada saat ini Engkau pasti di
samping saya. " Tiba-tiba
ada suara terdengar oleh
saya entah dari mana, yang
berkata: "Jangan takut, Aku
menyertai engkau, Akulah
Tuhan Allahmu. " Setelah
mendengar suara itu, rasa
ketakutan dan kegentaran
hilang, karena saya sudah
pasrahkan kepada Tuhan.
Penganiayaan dan
Kematian
Mereka membawa saya ke
tempat yang gelap, saya
dipukuli dan ditendang. Saya
dihadapkan dengan massa
yang jumlah orangnya lebih
banyak, saat itu mereka
ragu, apakah saya
mahasiswa Doulos atau
warga sekitarnya. Sebagian
massa ada yang terus
mendesak untuk memotong
dan membunuh saya.
Saya berdoa lagi: "Tuhan,
fisik saya kecil, kalau saya
mati, saya yakin masuk
sorga. Saat ini saya
serahkan nyawa saya ke
dalam tangan kasih-Mu,
ampunilah mereka. " Saat itu
kepala saya dipukul dari
belakang dan terjatuh di
atas batu, saya tidak sadar
akan apa yang terjadi lagi.
Leher Domi yang nyaris
putus karena bacokan.
Roh Saya Keluar Dari
Tubuh
Kemudian ... roh saya
terangkat keluar dari tubuh
saya, roh saya berbentuk
seperti orang yang sedang
start lari atau sedang
jongkok, lalu lurus seperti
orang yang berenang
kemudian berdiri. Roh saya
melihat badan saya dan
berkata: "Kok badan saya
tinggal" (sebanyak dua kali).
Roh saya berdiri tidak
menyentuh tanah dan tidak
tahu mau berjalan kemana,
karena di sekeliling saya
gelap gulita, kurang lebih
lima detik, roh saya berkata:
"Mau ke mana?"
Lima Malaikat Datang
Menjemput Saya
Saat itu ada lima malaikat
datang kepada saya, dua
berada di sebelah kiri, dua di
sebelah kanan dan satu
malaikat berada di depan
saya. Tempat yang tadinya
gelap gulita telah berubah
menjadi terang dan saya
sudah tidak dapat melihat
badan saya lagi. Roh saya
dibawa oleh malaikat-
malaikat tersebut menuju
jalan yang lurus, dan pada
ujung jalan itu sempit seperti
lubang jarum. Roh saya
berkata: "Badan saya tidak
dapat masuk." Tetapi
malaikat yang di depan saya
bisa masuk, lalu roh saya
berkata lagi: "Badan rohani
saya kecil pasti bia masuk."
Kemudian roh saya masuk
melalui lubang jarum
tersebut.
" Kemudian matilah orang
miskin itu, lalu dibawa oleh
malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham. " Lukas
16:22
Berada di Dalam
Firdaus
Saat itu saya sudah berada
di dalam sebuah halaman
yang luas. Halaman itu
sangat luas, indah dan tidak
ada apa-apa. Roh saya
berkata: "Kalau ada halaman
pasti ada rumahnya." Tiba-
tiba saat itu ada rumah, saya
dibawa masuk ke dalam
rumah tersebut dan bertemu
dengan banyak orang di
kamar pertama. Roh saya
berkata: "Ini orang-orang
yang percaya kepada Yesus
Kristus, mereka ditempatkan
di sini. " Mereka sedang
bernyanyi, bertepuk tangan,
ada yang berdiri, ada yang
duduk dan ada yang meniup
sangkakala.
"Di rumah Bapaku banyak
tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat
bagimu. " Yohanes 14:2
Dibawa ke Ruangan
Selanjutnya
Saya dibawa oleh malaikat-
malaikat ke kamar
selanjutnya atau kedua,
sama dengan kamar yang
pertama, hanya disini roh
saya melihat orang-orang
dengan wajah yang sama
dan postur tubuh yang sama.
Kemudian saya dibawa lagi
ke kamar yang ketiga, yang
sama dengan kamar yang
pertama. Dan roh saya
berkata: "Ini orang-orang
yang percaya kepada Yesus
Kristus, ditempatkan di sini. "
Lalu roh saya dibawa ke
kamar yang keempat yaitu
kamar yang terakhir, pada
saat ini saya hanya sendiri,
tidak disertai oleh malaikat-
malaikat tadi. Kamar itu
kosong, lalu roh saya
berkata: "Ini penghakiman
terakhir, saya masuk sorga
atau neraka. "
"Karena sekarang telah tiba
saatnya penghakiman
dimulai, dan pada rumah
Eloim sendiri yang harus
pertama-tama dihakimi. Dan
jika penghakiman itu dimulai
pada kita, bagaimanakah
kesudahannya dengan
mereka yang tidak percaya
pada Injil Eloim? Dan jika
orang benar hampir-hampir
tidak diselamatkan, apakah
yang akan terjadi dengan
orang fasik dan orang
berdosa ?" 1 Petrus 4:17-18
Bertemu Dengan Tuhan
Yesus
Kemudian roh saya berjalan
tiga sampai empat langkah, di
depan saya ada sinar atau
cahaya yang sangat terang
seperti matahari, maka roh
saya tidak dapat menatap.
Saya menutup mata dan
terdengar suara: "Berlutut!"
Seketika itu roh saya
berlutut, terlihat sebuah
kitab terbuka dan dari
dalamnya keluar tulisan yang
masuk ke mata saya yang
masih tertutup, tulisan timbul
dan hilang terus menerus,
roh saya berkata: "Tuhan...!
ini perbuatan saya minggu
lalu, bulan lalu, tahun lalu.
Saya melakukan yang jahat
dan saya tidak pernah
mengaku dosa pribadi,
sehingga Engkau
mencatatnya di sini."
"Tuhan...! Saya ingin seperti
saudara-saudara di kamar
pertama, yang selalu memuji
dan memuliakan Engkau.
Tuhan...! Saya tahu Engkau
mati di atas kayu salib untuk
menebus dosa saya, saya
rindu seperti saudara-
saudara yang berada di
kamar pertama, kedua dan
ketiga yang selalu memuji-
muji Engkau. "
Sesudah itu tulisan yang
keluar dari kitab itu hilang,
buku menjadi bersih tanpa
tulisan, kemudian buku itu
hilang dan sinar yang terang
itupun hilang dan ada suara
berkata: "Pulang! Belum
saatnya untuk melayani
Aku. "
Saya melihat-lihat dari mana
arah suara itu datang, saya
melihat ada seorang di
samping kanan. Orang
tersebut badan-Nya seperti
manusia, rambut hingga ke
lehernya bersinar terang.
Jubah-Nya putih hingga
menutupi kedua tangan-Nya
dan bawah jubah-Nya
menutupi kaki-Nya. Ia
menunggangi seekor kuda
putih dengan tali les yang
putih. Lalu roh saya berkata:
" Ini Tuhan Yesus, Dia
seperti saya, Dia Eloim yang
hidup. "
"Lalu aku melihat sorga
terbuka; sesungguhnya, ada
seekor kuda putih dan Ia
yang menungganginya
bernama: "Yang Setia dan
Yang Benar" Ia menghakimi
dan berperang dengan adil."
Wahyu 19:11
Kemudian Tuhan Yesus tidak
nampak lagi dan seketika itu
roh saya dibawa pulang ke
dalam tubuh saya. Saat itu
juga ada nafas, ada pikiran
dan saya berpikir, tadi saya
bersama dengan Tuhan
Yesus. Setelah itu saya
mencoba beberapa kali untuk
bangun dan mengangkat
kepala, tetapi tidak bisa,
terasa sakit sekali, saya
baru sadar bahwa leher
saya telah dipotong dan
hampir putus, kemudian saya
dibuang ke semak-semak
dengan ditutupi daun pisang.
Saya merasa haus, lalu
menggerakkan tangan
mengambil darah tiga tetes
dan menjilatnya, lalu badan
saya mulai bergerak.
Saya berdoa: "Tuhan, lewat
peristiwa ini saya telah
bertemu dengan Engkau, dan
Engkau memberikan nafas
dan kekuatan yang baru
sehingga aku hidup kembali,
tapi Tuhan, Engkau
gerakkan orang supaya ada
yang membawa saya ke
rumah sakit. "
Tuhan menjawab doa saya,
malam itu ada orang yang
mendekati saya dengan
memakai lampu senter, lalu
bertanya: "Kamu dari mana?"
Saya tidak bisa menjawab,
karena saya tidak dapat
berbicara lewat mulut, tidak
ada suara yang keluar,
hanya hembusan nafas yang
melalui luka-luka menganga
pada leher. Kemudian orang
tersebut memanggil polisi.
Puji Tuhan! Dikira sudah
meninggal tetapi masih hidup.
Mereka mengira saya sudah
meninggal, mereka
mengangkat dan membawa
saya ke jalan raya. Kemudian
polisi mencari identitas atau
KTP saya, ternyata tidak
ditemukan. Tanpa identitas,
mereka bermaksud membawa
saya ke sebuah rumah sakit
lain, tetapi saya ingat
kembali akan suara Tuhan
dan takhta-Nya di sorga,
ternyata ada kekuatan baru
dari Tuhan Yesus yang
memampukan saya dapat
berbicara. Tiba-tiba saya
berkata: "Nama saya
Dominggus, umur saya 20
tahun, semester III, tinggal di
asrama Doulos, saya berasal
dari Timor. "
Orang-orang yang sedang
melihat dan mendengar saya,
berkata: "Wah, dia dipotong
dari jam berapa? Sekarang
sudah jam 02.30 pagi, tapi
dia masih hidup. "
Perjalanan ke Rumah
Sakit UKI
Kemudian mereka
memasukkan saya ke dalam
mobil dan meletakkan saya di
bawah. Saya tetap mengingat
peristiwa ketika Tuhan
Yesus dianiaya. Sementara
mobil
meluncur dengan kecepatan
tinggi, saat melewati jalan
berlubang atau tidak rata
mobilpun berguncang dan
saya merasa sangat sakit
sekali pada luka di leher.
Saya katakan kepada Tuhan:
" Tuhan, apakah saya dapat
bertahan di dalam mobil ini?
Tuhan ketika Engkau di atas
kayu salib, Engkau meminum
cuka dan empedu, tetapi
saya menjilat darah saya
sendiri karena tidak ada
orang yang menjagai saya."
Saya membuka mata,
ternyata memang tidak ada
seorangpun yang menjagai
saya, hanya seorang supir.
Tetapi saya melihat
beberapa malaikat berjubah
putih menjaga dan
mengelilingi saya. Saya
katakan: "Tuhan ini
malaikat-malaikat pelindung
saya, mereka setia
menjagai. " Saya harus
berdoa agar tetap kuat.
Perawatan di Rumah
Sakit
Setiba di rumah sakit, suara
saya dapat normal kembali.
Saya dapat berbicara dan
bertanya kepada perawat:
" Bapak saya mana?"
Perawat RS bertanya kepada
saya: "Bapakmu siapa?"
Saya jawab: "Bapak Ruyandi
Hutasoit." Ketika Bpk.
Ruyandi menemui saya, ia
berkata: "Dominggus.. leher
kamu putus!" Jawab saya:
"Bapak doakan saya, sebab
saya tidak akan mati, saya
telah bertemu dengan Tuhan
Yesus. " Lalu Bpk. Ruyandi
mendoakan dan
menumpangkan tangan atas
saya.
Setelah itu saya mendapat
perawatan, seorang dokter
ahli saraf hanya menjahit
kulit leher saya, karena luka
bacokan sudah menembus
sampai ke tulang belakang
leher, sehingga cairan otak
mengalir keluar, saluran
nafas dan banyak saraf
yang putus. Kemudian saya
dirawat tiga hari di ruangan
ICU dan selama perawatan
saya tidak diberikan
transfusi darah. Pendapat
dokter pada saat itu adalah
bahwa saya akan mati dan
saya tidak diharapkan hidup,
mengingat cairan otak yang
telah keluar dan infeksi yang
terjadi pada otak, yang
semua itu akan menimbulkan
cacat seumur hidup.
Mukjizat Kesembuhan
Terjadi
Tanggal 19 Desember 1999
dengan panas badan 40°C
dan seluruh wajah yang
bengkak karena infeksi,
saya dipindahkan keluar dari
ruang ICU, dikarenakan ada
pasien
lain yang sangat memerlukan
dan masih mempunyai
harapan hidup yang lebih
besar daripada saya.
Pada malam hari, roh saya
kembali keluar untuk kedua
kali dari tubuh saya, roh
saya melihat suasana kamar
dimana saya dirawat dan
kemudian roh saya berjalan
sejauh kurang lebih dua atau
tiga kilometer dalam suasana
terang di sekeliling saya.
Tiba-tiba ada suara
terdengar oleh saya:
" Pulang..pulang...!"
Seketika itu juga, roh saya
kembali ke dalam tubuh saya,
suhu tubuh menjadi normal
dan tidak ada lagi infeksi.
Kemudian terdengar bunyi
seperti orang menekukkan
jari-jari pada leher saya,
lalu otot, tulang, saluran
nafas dan saraf-saraf
tersambung dalam sekejab
mata, saya merasa tidak
sakit dan dapat
menggerakkan leher.
Sesudah itu saya diberi
minum dan makan bubur.
Saya sudah hidup kembali,
dengan kesehatan yang
sangat baik. Puji Tuhan!
Keluar dari Rumah Sakit
dalam Keadaan Sembuh
Total
Saya berada di rumah sakit
sejak tanggal 16 Desember
1999 dini hari dan keluar
dari rumah sakit pada
tanggal 29 Desember 1999,
dengan berat badan normal
dibanding dua minggu yang
lalu karena banyak darah
dan cairan yang telah keluar.
Saya telah sembuh
sempurna, tanpa cacat,
tanpa perawatan jalan, saya
hidup kembali dengan normal.
"Terima kasih Tuhan Yesus,
Engkau sungguh Eloim yang
hidup dan ajaib, terpujilah
nama-Mu kekal sampai
selamanya, amin !"
Sumber : Buletin
Kampung Baru Oktober
2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar