Jumat, 17 September 2010

Musik Metal Buat Apron Dirasuki Setan

Musik metal awalnya
hanyalah hiburan bagi
Apron Stamril, namun
tanpa disadarinya
musik-musik pemuja
setan tersebut lama
kelamaan membuat
dirinya seperti dirasuki
oleh setan.
"Saya mulai melukis-
lukis tembok-tembok
itu dengan segala
penghuni neraka. Saya
mulai gambarkan
monster-monster, saya
mulai gambarkan ada
api, tengkorak-
tengkorak. Mahluk-
mahluk itu adalah
keluarga saya. Pikiran
dan hidup saya mulai
dirubah, saya seperti
bukan si Apron lagi."
Tidak berhenti sampai
disana, prilaku Apron
pun berubah menjadi
beringas dan suka
kekerasan. Suatu kali,
hanya karena
seseorang melihatnya
dengan pandangan
aneh, Apron dan
teman-temannya
memukuli orang
tersebut.
"Dia jatuh ke got, masih
kita injak-injak. Saya
ambil batu lalu pukul
kepalanya. Lalu teman
saya berkata, 'Udah-
udah, kita pergi.' Baru
beberapa langkah, ada
suara dalam hati saya
seperti meneriakkan
kepada telinga saya,
'Habisin aja!' Lalu saya
balik lagi, dan
menginjak-injak dia.
Saya ngga tahu orang
itu mati atau ngga
sampai sekarang."
Kekerasan dan
keberingasan Apron
tidak hanya
dilampiaskan kepada
lawan berkelahinya
saja. Bahkan ia
melakukan fantasi seks
yang gila dan penuh
kekerasan kepada
kekasihnya. Dengan
mencekik dan memukuli
kekasihnya, pribadi lain
dalam diri Apron seakan
dipuaskan.
Namun setelah
melakukan berbagai
tindakan jahat itu,
Apron terkadang
menangis. Batinnya
merasa tersiksa oleh
semua tindakannya,
namun ia tak mengerti
mengapa ia terus
melakukannya. Hingga
suatu hari, sebuah
rahasia terkuak. Sang
kakak menceritakan
bahwa saat ia masih
kecil, ibunya hampir saja
melemparkan dirinya ke
tungku api.
"Mendengar kejadian
itu, hati saya jadi sedih.
Ternyata saya ini
memang anak buangan
ya.."
Namun ia tahu, ibunya
saat itu melakukan
tindakan nekat itu
karena tertekan dan
mengalami gangguan
jiwa akibat siksaan
sang ayah. Tak jarang
sang ayah memukuli
ibunya tanpa rasa
kasihan di depan
matanya. Hal tersebut
membuatnya
membenci sang ayah.
"Sampai suatu kali
muncul pikiran gila,
'Pengen ku bunuh nih
orangtua.." tutur Apron.
Kebenciannya pada
ayahnya semakin dalam
saat melihat ibunya
yang sering kerasukan
dan mengalami
gangguan jiwa akibat
tidak kuat mengalami
siksaan mental dan
fisik dari sang ayah.
Sejak itulah ia mulai
masuk dalam kehidupan
jalanan dan terjerat
dalam musik-musik
pemuja setan.
Belum sempat
mewujudkan
keinginannya untuk
membunuh sang ayah,
Apron mengalami
sebuah penyakit yang
sangat menyiksanya.
Karena sudah putusasa,
Apron menghubungi
kakaknya dan sebuah
nasihat dari sang kakak
menjadi titik balik
kehidupannya.
"Sudahlah kau harus
banyak berdoa. Kau
harus terima Tuhan
Yesus," demikian
nasihat sang kakak.
Sang kakak
mengirimkan uang agar
Apron membeli Alkitab.
Saat hendak membeli
Alkitab, mata Apron
tertuju pada sebuah
buku yang berjudul,
"Dibebaskan Dari Jerat
Iblis." Judul buku itu
begitu mengusik
hatinya dan membawa
langkah kakinya ke
sebuah ibadah. Disana
Apron berseru, "Tuhan,
aku ini jahat. Masih
mungkin ngga Engkau
terima saya. Kalau
Tuhan mau terima
saya, aku akan berikan
hidupku kepada-Mu."
Sejak hari itu pemulihan
demi pemulihan dialami
oleh Apron. Kaset-kaset
lagu metal itu
dibakarnya, bahkan
Apron meninggalkan
rokok, minuman keras
dan kehidupan seks
bebas. Pada hari itu ia
berkata, "Tidak akan
lagi hal itu menyentuh
hidup saya, hanya
Yesus yang bisa
menyentuh hidup
saya," demikian Apron
memproklamirkan
kebebasannya dari
perbudakan setan.
Kisah ini ditayangkan
pada 17 September
2010 dalam acara Solusi
Life di O'Channel.)
Sumber Kesaksian:
Apron Stamril

Tidak ada komentar:

Posting Komentar