Senin, 27 September 2010

Yesus, Obat Bagi Kepahitan Hidupku

Sang ayah bermesraan
dengan wanita lain di
kamar dimana Usdetty
kecil dan ibunya sedang
tidur. Kejadian yang
masih belum begitu di
mengertinya itu telah
menumbuhkan benih
kekecewaan didalam
hatinya.
"Saya lihat papa
bermesraan dengan
perempuan itu, satu
kamar dengan saya dan
mama. Saya hanya bisa
memeluk mama dan
nangis serta bertanya-
tanya : itu apa sih? Ada
apa diruangan itu?"
demikian Usdetty
menuturkan masa
kecilnya.
Apa lagi ayahnya adalah
seorang pria yang kasar
yang sering memukuli
ibunya dan juga dirinya,
hal itu membuat
Usdetty semakin muak,
marah, dan jijik
terhadapnya.
Usdetty makin terluka
lagi sewaktu sang ayah
menitipkannya pada
seorang kerabat di luar
kota. Perasaan benci
kepada sang ayah terus
dibawa Usdetty yang
beranjak remaja dan
membuatnya bersikap
dingin dan membenci
pria.
"Saya benci banget
pada laki-laki, sampai
saya ngga mau
pacaran, ngga mau
punya suami karena
takut terulang lagi
peristiwa yang dialami
mama."
Namun kemalangan
sepertinya tiada henti
merundung Usdetty,
suatu kali saat
menginap di rumah
salah seorang kerabat
dekatnya, Usdetty
mengalami pelecehan
seksual dari seorang
pria. Karena ketakutan,
Usdetty langsung
melarikan diri dan
memutuskan untuk
hidup dijalanan.
Sekalipun kehidupan
jalanan keras dan
berbahaya, Usdetty
menemukan kasih
sayang dan
perlindungan dari
sebuah komunitas,
sesuatu yang ia tidak
pernah dapatkan dari
keluarganya. Untuk
menghilangkan rasa
sakit hatinya dan juga
pencarian jati dirinya,
Usdetty yang masih
remaja mulai
berkenalan dengan
narkoba dan minuman
keras.
"Ternyata sewaktu
mengkonsumsi
narkoba, semuanya
lupa. Lupa dengan
kepahitan, lupa dengan
kesedihan, yang ada
hanya happy aja. Ya
udah, saya konsumsi
terus."
Hingga suatu saat
Usdetty sampai pada
titik jenuh dan ingin
mengubah
kehidupannya. Sebuah
langkah nekat
dibuatnya. Ia menikahi
seorang pria pecandu
narkoba.
"Saya ingin hidup
normal, makanya saya
menikah. Mungkin
dengan dia sayang
sama saya, dia bawa
saya kerumahnya, saya
bisa tinggal di rumah.
Saya pikir begitu saya
menikah, selesai
semua. Ternyata ngga."
Usdetty yang ingin
kehidupan yang normal
berhasil lepas dari
narkoba, namun tidak
dengan sang suami. Hal
ini menimbulkan
penyesalan yang
mendalam di hati
Usdetty, akhirnya ia
dan suaminya
memutuskan untuk
berpisah.
Ia kemudian mencoba
menikahi seorang pria
lain, namun kasih
sayang yang dicarinya
tidak di dapatnya juga.
Hingga suatu hari,
kakaknya mengajaknya
kedalam sebuah ibadah.
"Di ibadah itu saya
sepertinya pikiran saya
dibuka. Saya mulai bisa
mengerti siapa Tuhan.
Saya teringat kepada
seseorang yang pernah
datang ke tempat saya
yang memberitakan
siapa Yesus. Disitulah
saya merasakan
kegirangan dan
sukacita, disitu ada
ketenangan dan
kepuasan. Saya
merasakan semangat,
gairah dan merasa
Tuhan itu segalanya
buat saya."
Ketika bertemu dengan
Yesus Kristus, Usdetty
menemukan kasih yang
sejati, kasih yang
mampu memulihkan
hatinya yang terluka.
Bahkan saat sang ayah
pengiun dan sakit-
sakitan, Usdetty
dengan lapang dada
mengampuninya dan
merawat sang ayah
hingga akhir hidupnya.
"Yang saya inget,
diakhir perkataan papa
dia berkata seperti ini:
'Detty, kok kamu bisa
mengasihi papa seperti
ini?' Saat itu saya
seperti sudah lupa
dengan semua yang
papa lakukan. Saya
tidak berusaha
mengingat-ingat dan
berkata saya ingin
mengampuni. Tapi kasih
Tuhan itu seperti begitu
saja masuk dalam hati
saya dan keluar suatu
sukacita. Sudah ngga
ada lagi kebencian,
dendam, sampai
kepada mantan suami
saya. Karena saya
sudah memiliki kasih
Kristus, tentunya
semua orang yang
pernah bersalah, pernah
melukai saya, mereka
saya ampuni," demikian
jelas Usdetty.
Kehidupan Usdetty
penuh lika-liku, namun
ketika Yesus Kristus
menangkapnya, apa
yang dulu baginya tidak
mungkin menemukan
kebahagiaan hidup, kini
telah ia kecap dan
saksikan kepada
banyak orang. Hal yang
sama juga dapat Anda
alami. Undanglah Yesus
Kristus menjadi Tuhan
dan Juru Selamat
Anda. (Kesaksian ini
ditayangkan 27
September 2010 dalam
acara Solusi Life di
O'Channel).
Sumber kesaksian:
Usdetty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar